Sabtu, Juni 21, 2025
spot_img
BerandaAcehPemerintah Aceh dan UNICEF Perkuat Sekolah sebagai Garda Depan Atasi 3 Beban...

Pemerintah Aceh dan UNICEF Perkuat Sekolah sebagai Garda Depan Atasi 3 Beban Gizi Anak

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Sekolah didorong menjadi garda terdepan dalam menghadapi krisis tiga beban gizi anak di Aceh yaitu stunting, kekurangan gizi mikro, dan obesitas.

Pemerintah Aceh bersama UNICEF dan Flower Aceh melatih kepala sekolah dan guru SD/MI agar mampu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pola makan sehat dan kesejahteraan anak.

Kegiatan ini berlangsung pada 18–19 Juni 2025 di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Aceh dan diikuti oleh perwakilan dari 10 sekolah terpilih. Pelatihan pengenalan Program Gizi Terintegrasi kepada kepala sekolah dan guru SD/MI di Banda Aceh dan Aceh Besar.

Pelatihan ini menjadi salah satu respons atas meningkatnya angka obesitas dan gizi lebih di kalangan anak usia sekolah, yang dinilai mengkhawatirkan.

Gizi Anak, Tantangan Serius di Sekolah

Dalam sambutannya, dr Rauyani, Kepala Bagian Kesejahteraan dan Pembinaan Sosial Setda Aceh, mewakili Kepala Biro Isra menyampaikan bahwa masalah gizi anak dan remaja di Aceh belum sepenuhnya tertangani.

Ia menekankan bahwa obesitas bukan lagi isu minor, melainkan ancaman nyata bagi generasi muda.

“Banyak anak, terutama perempuan, terpapar standar kecantikan tidak realistis dari media sosial. Pola makan pun terpengaruh, dan tidak sedikit yang mengalami tekanan mental serta perundungan akibat bentuk tubuh mereka,” ujar dr Rauyani.

Ia juga mengatakan pentingnya peran keluarga, sekolah, serta kolaborasi lintas sektor dalam memastikan terpenuhinya hak-hak dasar anak, termasuk gizi dan kesehatan.

“Delapan fungsi keluarga, dari agama hingga perlindungan, harus diperkuat. Sementara itu, guru dan kepala sekolah merupakan garda terdepan dalam menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan ramah anak,” tambahnya.

3 Beban Gizi 

Kepala Perwakilan UNICEF Aceh, Andi Yoga Tama, dalam paparannya menyampaikan bahwa anak-anak di Aceh menghadapi tiga beban gizi secara bersamaan, stunting, kekurangan gizi mikro, dan obesitas.

Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (2023), prevalensi obesitas pada anak usia 5–12 tahun di Aceh mencapai 17,6 persen, jauh di atas rata-rata nasional yang berada pada angka 10,8 persen.

“Masalah ini bukan semata soal kemiskinan. Pola makan yang tidak sehat, tingginya konsumsi gula, serta kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor utama. Banyak anak juga kecanduan gawai dan minim aktivitas gerak,” ujar.

Ia mengingatkan bahwa dampak obesitas tak hanya fisik, tetapi juga menyentuh ranah psikologis. Anak-anak dengan berat badan berlebih sering menjadi korban bullying, yang berdampak pada kesehatan mental hingga risiko depresi dan kekerasan.

UNICEF melalui Flower Aceh mendorong pendekatan edukasi yang ramah anak. Media seperti buku cerita

“Kekuatan Gizi Seimbang”, permainan edukatif “Petualangan Bergizi”, dan kampanye anti-bullying menjadi bagian dari strategi intervensi.

Pelibatan guru, kepala sekolah, serta pembenahan kantin sekolah menjadi fokus penting.

Direktur Eksekutif Flower Aceh, Riswati, menyatakan bahwa pelatihan ini adalah langkah awal dari gerakan bersama membangun sekolah dan madrasah yang sehat dan peduli gizi.

“Kita tidak bisa hanya fokus pada penurunan stunting. Lonjakan obesitas anak harus menjadi perhatian utama. Jika tidak ditangani sejak dini, dampaknya akan serius terhadap masa depan anak, baik dari aspek fisik, mental, maupun sosial,” tegasnya.

Ia juga menekankan peran guru sebagai agen perubahan. “Kami ingin guru-guru menjadi fasilitator aktif dalam membentuk kebiasaan sehat anak-anak di lingkungan sekolahnya,” ujarnya.

Dalam pelatihan ini, peserta dibekali berbagai materi praktis mulai dari layanan gizi anak, pembinaan kantin sehat, strategi membaca label pangan, hingga aktivitas fisik yang bisa diterapkan di kelas. Metode pelatihan dikemas dalam bentuk presentasi, praktik microteaching, diskusi kelompok, dan penyusunan rencana tindak lanjut (RTL).

Kegiatan ini merupakan bagian dari dukungan UNICEF kepada Pemerintah Indonesia dalam kerja sama AWP 2025, dan diharapkan mampu mendorong perubahan nyata di lingkungan sekolah. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER