Banda Aceh (Waspada Aceh) – Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Safrizal ZA, menegaskan pentingnya mitigasi bencana dalam peringatan 20 tahun tsunami Aceh, yang berlangsung di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Kamis (26/12/2024).
Safrizal menyampaikan rasa syukur atas bantuan internasional yang telah membantu proses rekonstruksi hingga Aceh kembali bangkit dan menjadi lebih baik dibandingkan sebelum bencana.
“Tsunami Aceh 20 tahun lalu menjadi pelajaran penting bagi kita. Selain berterima kasih kepada dunia yang membantu, kita juga belajar untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana,” ujar Safrizal usai acara berlangsung.
Ia menambahkan bahwa bencana dapat terjadi kapan saja, sehingga langkah mitigasi harus menjadi prioritas.
Mengenai prinsip penanggulangan bencana, Safrizal menjelaskan bahwa jika bencana tidak dapat dihindari, masyarakat perlu hidup berdampingan dengan risiko tersebut.
“Kita harus meningkatkan kapasitas dan kemampuan masyarakat, menyiapkan jalur evakuasi, serta tanda-tanda peringatan yang jelas,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya pembaruan peta risiko bencana secara berkala. Sebab peta bencana itu selalu berubah tergantung dari kajian yang dilakukan.
“Aceh adalah daerah dengan ancaman multi-hazard, seperti gempa bumi, tsunami, longsor, dan banjir. Risiko ini harus terus dipantau dan dikelola,” tambahnya.
Safrizal berharap pelajaran dari masa lalu dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan penanganan bencana di masa depan. “Living in harmony with disaster adalah kunci untuk menghadapi potensi risiko di daerah rawan bencana seperti Aceh,” tutupnya. (*)
