Banda Aceh (Waspada Aceh) – Penjabat Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, mengambil sumpah dan melantik dua dereksi PT Bank Aceh Syariah, di ruang kerja Gubernur Aceh, Selasa pagi (8/8/2023).
Pj Gubernur Aceh selaku Pemegang Saham Pengendali PT BAS, melantik Numairi sebagai Direktur Kepatuhan dan Zulkarnaini sebagai Direktur Operasional dan Akuntansi PT BAS periode 2023-2027.
Pelantikan tersebut turut dihadiri oleh sejumlah Pj bupati dan wali kota selaku Pemegang Saham PT BAS. Kepala daerah yang hadir di antaranya Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto, Pj Wali Kota Banda Aceh Amiruddin, Pj Wali Kota Sabang Reza Falevi, Pj Bupati Pidie Wahyu Adisiswanto serta Pj Bupati Aceh Jaya Nurdin.
Dalam pelantikan itu, Pj Bupati Aceh Besar dan Wali Kota Sabang bertindak sebagai saksi. Selain itu, para bupati dan wali kota lainnya turut mengikuti pelantikan via konferensi video di masing-masing wilayah.
Juru Bicara (Jubir) Pemerintah Aceh, Muhammad MTA mengatakan dengan dilantiknya dua orang direksi PT BAS ini, maka kerja-kerja BAS bisa lebih dipacu. Terutama dalam mengantisipasi perlambatan ekonomi global yang diakibatkan oleh tensi politik dunia, yang telah memicu resistensi perbankan, serta
sosialisasi luas terhadap pembiayaan
keuangan bagi pelaku usaha mikro, agar
tidak terjebak Pinjaman Online (Pinjol)
“Gubernur selalu mengingatkan jajaran
PT BAS untuk mewaspadai perlambatan ekonomi global yang diakibatkan oleh tensi politik dunia dan telah memicu resistensi perbankan, serta sosialisasi luas terhadap pembiayaan keuangan bagi pelaku usaha mikro, agar tidak terjebak Pinjol,” ujar MTA.
Jubir mengungkapkan, Pj Gubernur selalu mengingatkan, agar BAS selalu memprioritaskan penyaluran pembiayaan ke sektor produktif seperti UMKM sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan membuka lapangan kerja yang dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Aceh.
“Gubernur juga selalu berpesan agar BAS
memastikan semua transaksi BAS sesuai
dengan prinsip syariah. Bank Aceh harus
menjadi solusi bagi kebutuhan masyarakat. Salah satunya, mengakomodir pembiayaan masyarakat untuk menghindari jeratan rentenir dan Pinjol ilegal yang marak akhir-akhir ini,” imbaunya.
Jubir menambahkan, Pj Gubernur meyakini, dengan pengalaman yang dimiliki, kehadiran kedua direksi dapat lebih memperkuat barisan Bank Aceh, sebagai bank kebanggaan rakyat Aceh, sehingga kinerja yang ditampilkan bisa
semakin baik lagi.
“Kita sadari bahwa kinerja Bank Aceh Syariah beberapa tahun terakhir telah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Kondisi ini menunjukkan sinyal semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat dan relasi pada Bank Aceh Syariah,” kata MTA.
Namun, sambung MTA, meski telah
menunjukkan kinerja baik dan menumbuhkan kepercayaan masyarakat, Pj Gubernur mengingatkan seluruh jajaran BAS tidak boleh berpuas diri, mengingat tantangan yang dihadapi saat ini cukup dirasakan dampaknya.
“Selain perlambatan ekonomi global, disrupsi layanan keuangan akibat digitalisasi serta tekanan inflasi juga harus menjadi atensi. Meskipun inflasi nasional menunjukkan tren penurunan, potensi kenaikan biaya produksi dan peredaran uang di masyarakat harus
tetap diwaspadai. Selain itu, khusus Aceh, penurunan dana Otsus menjadi tantangan yang harus kita hadapi,” kata Jubir mengingatkan.
Karena itu, untuk menghadapi tantangan tersebut, Pj Gubernur berpesan, agat seluruh jajaran Bank Aceh selalu solid, kompak dan menjaga integritas. Apalagi di usia emas ini, sudah 50 tahun Bank Aceh hadir di tengah
masyarakat. (*)