Minggu, November 24, 2024
spot_img
BerandaKasus Gagal Ginjal Anak Meningkat, IDAI Imbau Nakes Lakukan Pemantauan Ketat

Kasus Gagal Ginjal Anak Meningkat, IDAI Imbau Nakes Lakukan Pemantauan Ketat

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Seiring meningkatnya kasus gagal ginjal akut pada anak, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta kepada Tenaga Kesehatan (Nakes) melakukan pemantauan secara ketat terhadap gejala.

“Tenaga kesehatan dihimbau untuk melakukan pemantauan secara ketat terhadap tanda awal Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GgGAPA) baik di rawat inap maupun di rawat jalan,” kata Sekretaris IDAI wilayah Aceh Zaki Akbar saat membacakan surat rekomendasi dari IDAI, di Banda Aceh, Minggu (23/10/2022).

Zaki melanjutkan, IDAI juga meminta Nakes dan rumah sakit menghentikan sementara peresepan obat sirop yang diduga terkontaminasi etilen glikol atau dietilen glikol sesuai hasil investigasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Berita terkait: Sudah 20 Anak Meninggal di Aceh Akibat Gagal Ginjal Akut

Apabila memerlukan obat sirup khusus, lanjut Zaki, misalnya obat anti epilepsi, atau lainnya, yang tidak dapat diganti sediaan lain, maka konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau konsultan anak.

“Jika diperlukan, Nakes dapat meresepkan obat pengganti yang tidak terdapat dalam daftar dugaan obat terkontaminasi atau dengan jenis sediaan lain seperti suppositoria atau dapat mengganti dengan obat puyer dalam bentuk monoterapi,” jelasnya.

Berita terkait: Dari 29 Anak Gagal Ginjal di Aceh, Banda Aceh Mendominasi

Peresepan obat puyer monoterapi tersebut, hanya boleh dilakukan oleh dokter, dengan memperhatikan dosis berdasarkan berat badan, kebersihan pembuatan, dan tata cara pemberian.

Selain itu, rumah sakit juga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan deteksi dini gagal ginjal akut dan secara kolaboratif
mempersiapkan penanganan kasus gagal ginjal akut.

Di samping itu, bagi masyarakat juga diminta sementara waktu tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi Nakes sampai ada hasil investigasi menyeluruh oleh Kemenkes RI dan BPOM RI.

“Masyarakat hendaknya tetap tenang dan waspada terhadap gejala seperti
berkurangnya atau tidak adanya buang air kecil (BAK) secara mendadak,” jelasnya.

Sebaiknya mengurangi aktivitas anak-anak, khususnya balita, yang memaparkan risiko infeksi seperti menghindari kerumunan, ruang tertutup, tidak menggunakan masker, dan lain-lain. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER