Jeddah (Waspada Aceh) – Untuk mengantisipasi lonjakan kasus baru Corona atau COVID-19, Kerajaan Arab Saudi mengumumkan penutupan kembali atau lockdown kota Jeddah, yang merupakan pintu gerbang awal jamaah haji dari seluruh dunia.
Langkah itu dilakukan setelah melihat kenyataan, situasi epidemiologis dan tingginya tingkat hunian bagian perawatan intensif, maka diputuskan untuk mengambil tindakan pencegahan kesehatan yang ketat di kota Jeddah selama dua pekan, demikian penjelasan dari Kementerian Kesehatan Saudi, sebagaimana dikutip CNNIndonesia.com, Minggu (7/6/2020).
Pemberlakukan lockdown tersebut termasuk penerapan jam malam dari pukul 15.00 sampai 06.00 waktu setempat, penangguhan salat di masjid-masjid, dan perintah tinggal di rumah untuk pekerja sektor publik dan swasta.
Menurut Kementerian Kesehatan Saudi, langkah-langkah pembatasan ketat juga akan segera diterapkan kembali di ibu kota Riyadh, yang dilaporkan mengalami “peningkatan” kasus Corona terus-menerus dalam beberapa hari terakhir.
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sebelumnya sempat mengurangi pembatasan aktifitas masyarakat pada akhir Mei untuk menghidupkan kembali aktivitas perekonomian. Namun ternyata kasus Corona terus meningkat sehingga pemerintah harus menerapkan pembatasan kembali.
Kasus Corona atau COVID-19 di Arab Saudi mencapai hampir 96 ribu pasien, dengan 642 orang di antaranya meninggal. Tingginya jumlah yang terinfeksi, menjadikan Saudi sebagai negara Teluk dengan dampak Corona terberat.
Arab Saudi sendiri sudah menunda ibadah umrah sepanjang tahun ini ke Makkah dan Madinah karena kekhawatiran akan pandemi Corona, yang masih terus meningkat.
Tapi pemerintah Arab Saudi belum mengeluarkan kebijakan tegas soal pelarangan ibadah haji yang seharusnya digelar mulai Juli 2020. Pemerintah Saudi hanya mendesak umat Islam untuk menunda sementara persiapan untuk ziarah tahunan. (**)