Jakarta (Waspada Aceh) – Pendidikan menjadi modal yang sangat penting untuk menjalani kehidupan bermasyarakat. Tidak hanya soal wilayah jangkauan pendidikan, namun pemerataan kesempatan untuk mengenyam pendidikan tingkat lanjut juga menjadi hak bagi semua anak Indonesia.
Hal itu juga menjadi tantangan yang dialami oleh Wina Febriyanti La Dini, kelahiran Fakfak, Papua Barat, yang berusaha mencapai mimpinya untuk melanjutkan pendidikan. Ambisi wanita yang akrab dipanggil Wina ini berawal dari keinginan yang cukup sederhana. Dia ingin segera melanjutkan pendidikan sebagai bekal untuk hidup mandiri.
Pasalnya, Wina merupakan anak bungsu dari empat bersaudara ini tidak ingin merepotkan kakak-kakaknya yang telah bekerja dan berkeluarga, mengingat saat ini orangtua mereka telah tiada. Awalnya, Wina memiliki fokus untuk langsung mencari pekerjaan begitu menamatkan sekolahnya, karena sejak menginjak SMA, Wina tinggal bersama kakak pertamanya di Papua.
“Sejak lulus SMA tahun 2019, saya telah mencari berbagai kesempatan untuk menentukan langkah berikutnya bagi diri saya. Berbagai kesempatan sudah saya coba, mulai dari tes CPNS, Korps Wanita Angkatan Darat, bahkan tes kepolisian, meski hasilnya masih belum beruntung. Saya akhirnya putuskan untuk pulang kembali ke Fakfak, dengan niat ingin mendaftar kuliah, tapi semua pendaftaran sudah tutup saat itu,” kata Wina dalam keterangan tertulis yang diterima Waspadaaceh.com, Kamis (31/3/2022).
Di tengah momen tersebut, Wina menerima informasi dari kakaknya bahwa PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) tengah mengadakan seleksi Program Beasiswa Pendidikan Vokasi Industri Setara Diploma I bagi putra-putri di Kabupaten Fakfak.
Mendengar kesempatan tersebut, Wina pun segera mendaftarkan diri ke PKT pada bulan November 2021, yang ketika itu juga sudah hampir masa penutupan pendaftaran.
Tantangan yang dihadapi Wina untuk melanjutkan studinya merupakan salah satu kisah dunia pendidikan di wilayah Indonesia Timur. Para pemuda di sini kerap dihantui berbagai tantangan penghambat akses pendidikan di wilayah tersebut. Seperti kurangnya fasilitas yang cukup memadai untuk menunjang kemajuan proses belajar mengajar, serta wawasan industri yang masih terbatas.
Melihat hal ini, dibutuhkan upaya dari pelaku industri seperti yang dilakukan PKT sebagai salah satu perusahaan yang beroperasi di wilayah Indonesia Timur.
Lewat program beasiswa Pendidikan Vokasi Industri, PKT berkomitmen memberikan kesempatan dan akses pendidikan kepada putra-putri Indonesia Timur, guna memaksimalkan daya saing dan potensi putra-putri dari Indonesia Timur sehingga mampu berkiprah di industri manufaktur nasional.
Wina, merupakan salah satu contoh dari putra-putri yang terbantu oleh program ini. Setelah mengikuti rangkaian tes yang ada, dia diterima mengikuti Program Beasiswa Pendidikan Vokasi Industri bersama dengan 50 orang lainnya yang terdiri dari 35 putra putri dari Papua, Papua Barat dan NTT, ditambah 15 peserta dari Kota Bontang.
“Saya dan kakak-kakak saya sangat senang sekali ketika diberitahu bahwa saya lolos seleksi beasiswa PKT ini dan berangkat ke kota Bontang. Hal ini berarti kesempatan bagi saya untuk mengenyam pendidikan lebih lanjut sebagai bekal saya untuk berkarir kedepannya,” ungkapnya.
Dia pun berangkat, dan mulai Februari 2022 telah mulai menempuh pendidikan di kota Bontang. Sebulan setelah menjalani program tersebut, Wina mengakui bahwa dirinya mendapatkan pengalaman baru yang membuka wawasannya terhadap jenjang karir yang ada di industri manufaktur berkat program dari PKT.
Bahkan, pegiat Paskibra tingkat Kabupaten Fakfak ini kini memiliki cita-cita baru, untuk menjadi welding inspector di masa depan.
“Saat berangkat ke Bontang untuk menempuh pendidikan memang membuat saya sedikit was-was, terlebih jurusan teknik pengelasan yang saya pilih mayoritas diikuti oleh laki-laki. Tapi menurut saya hal itu bukan masalah, saya bertemu banyak kawan baru dan belajar banyak sekali hal yang baru. Saya yakin ini merupakan peluang yang sangat baik bagi saya dan karir saya kedepannya,” ungkapnya.
Program Beasiswa Pendidikan Vokasi Industri Setara Diploma I dari PKT ini merupakan komitmen PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) yang telah dilaksanakan selama 2 tahun terakhir. Selain mendapat ijazah setara Diploma 1, para peserta yang dinyatakan kompeten nantinya akan menerima sertifikat profesi dari PKT maupun Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Program ini dijalankan oleh PKT bersama Politeknik ATI Makassar, Sulawesi Selatan dan Dinas Pendidikan Papua Barat. Para peserta terpilih akan dibekali materi yang telah disesuaikan kebutuhan industri dengan komposisi materi 40 persen teori dan 60 persen praktik dengan masa studi maksimal satu tahun.
Didukung infrastruktur pembelajaran mumpuni yang telah disiapkan, program ini juga memberikan berbagai fasilitas pembelajaran yang mudah diakses.
Sebagai salah satu peserta beasiswa PKT yang merasakan dampak langsung adanya program ini, Wina pun berharap bahwa program ini dapat terus menjadi kesempatan bagi putra putri dari Indonesia Timur untuk lebih maju dan berkembang, sehingga kedepannya dapat bermanfaat bagi pembangunan sumberdaya manusia maupun daerah.
“Saat ini saya akan fokus untuk menimba ilmu dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang sudah saya dapatkan ini. Semoga kedepannya apa yang kami cita-citakan bisa tercapai lewat bantuan PKT yang membimbing kami melalui program pendidikan ini,” tutup Wina. (sulaiman achmad)