Kamis, September 19, 2024
BerandaProfilWahyudi Adisiswanto, Sang Pendekar Rekonsiliasi

Wahyudi Adisiswanto, Sang Pendekar Rekonsiliasi

“Ia bekerja dalam senyap ketika menenun gempuran konflik opini di kabupaten beratmosfer politik paling keras, ganas, dan menantang itu”

DI RELUNG mesin pencari paling top dunia maya; google, jejak lini masa sosok satu ini hampir tak terekam. Yang menyembul di permukaan kulit “mbah” google itu cuma nama, jabatan, dan kegiatan seremoni yang pernah ditorehkan di tempatnya bertugas.

Lalu, Anda bermimpi bisa menemukan sisi lain kehidupan lelaki paruh baya ini—nama keluarga dekat, kegemaran, tempat dan tanggal lahir yang akurat—di etalase google? Itu serupa saja kita melontarkan peribahasa arkais; “Bagai Mencencang Air” (melakukan pekerjaan sia-sia).

Siapa sebenarnya persona lelaki misterius itu? Dia adalah Wahyudi Adisiswanto, intelijen senior dari lembaga telik sandi Badan Intelijen Negara (BIN) Republik Indonesia yang kini Penjabat Bupati Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.

Wahyudi belum genap satu tahun di Pidie. Ia bekerja dalam senyap ketika menenun gempuran konflik opini di kabupaten beratmosfer politik paling keras, ganas, dan menantang itu. Bayangkan, sumbu konflik pergolakan Aceh dibakar dari puncak pegunungan Halimun, Tiro, Kabupaten Pidie, yang kini dipimpin Wahyudi.

Tak ada bekal khusus ketika Wahyudi “mendadak” ditunjuk sebagai Pj Bupati di kabupaten “merah” semasa konflik dahulu. Tiga hari menjelang pelantikan, Wahyudi baru diberi tahu akan dilantik sebagai Penjabat Bupati Pidie. “Saya sempat kaget,” cerita Direktur Perencanaan Pengendalian Kegiatan Operasi BIN Pusat ini.

Di ranah pendinginan wilayah konflik, Wahyudi bukan protagonis baru. Ia adalah satu dari sekian eksponen yang meniupkan roh perdamaian di wilayah konflik kesukuan seperti di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Di Kota Seribu Masjid ini, Wahyudi didapuk sebagai Dewan Pembina Laskar Sasak ketika ia menjabat Kepala BIN Daerah NTB 2019-2021. Ia berperan aktif menyatukan pergesekan antarsuku (antarkelompok) di provinsi itu.

“Sebelumnya, kami kelompok yang sulit diatur, tapi sejak dibina Kabinda (Wahyudi), kini kami mengerti bagaimana berbuat lebih bermanfaat untuk orang banyak,” kata Lalu Taharuddin, Ketua Laskar Sasak NTB, di acara lepas sambut Ka Binda NTB, seperti dilansir dari grafikanews.com.

Di Kabupaten Pidie, Wahyudi menularkan kebaikan itu. Ia menelusuri jalan sunyi tanpa mengumbar gerakan damai itu ke media. Diam-diam Wahyudi “sungkem” ke ulama-ulama besar dan paling  berpengaruh di Pidie.

Diam-diam pula Wahyudi mendatangi tokoh politik, tokoh pemuda, tokoh masyarakat, dan pentolan GAM. “Alhamdulillah saya diterima. Kalau ditolak, saya siap meninggalkan Pidie,” katanya.

Hingga menjelang satu tahun, sosok Wahyudi berhasil merekatkan friksi-friksi di tanah bekas peperangan itu. Simpul perdamaian dalam bermasyarakat di Pidie telah menemukan jalannya sendiri, lewat jalan sunyi yang ditempuh Insinyur Wahyudi, sang Pendekar Rekonsiliasi itu.

Menerima SMSI Aceh Award 2023

Karena dedikasi dan integritasnya dalam membangun dan merawat perdamaian, Wahyudi Adisiswanto, Pj Bupati Pidie, menerima penghargaan SMSI Aceh Award 2023 untuk kategori Tokoh Rekonsiliasi dan Pembangunan.

Penghargaan itu diserahkan langsung Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Pusat, Firdaus, didampingi Ketua SMSI Aceh, Aldin Nl, pada malam Anugerah SMSI Aceh Award 2023 di Hotel Parkside Petro Gayo Takengon, Senin malam (8/5/2023).

Wahyudi Adisiswanto salah satu dari 15 tokoh/lembaga berpengaruh di Aceh yang menerima award tersebut bersama Sekda Aceh, Bustami Hamzah.

Seminggu sebelumnya, Pj Bupati Pidie Wahyudi Adisiswanto juga menerima penghargaan dari Menteri Kesehatan RI di Jakarta, setelah Kabupaten Pidie ditetapkan sebagai Kabupaten Terbaik I katagori Pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio, bertepatan dengan acara puncak peringatan Pekan Imunisasi Dunia tahun 2023. (*)

Waspada Aceh on TV

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER