Jumat, Mei 3, 2024
Google search engine
BerandaWacana Bakar Peci Merah, Abusyik: "Lebih Baik Bakar Celana"

Wacana Bakar Peci Merah, Abusyik: “Lebih Baik Bakar Celana”

“Lebih baik bakar celana daripada membakar peci. Terserah peci, itu warna apa,” begitulah Bupati Pidie, Roni Ahmad, biasa disapa Abusyik, menjawab Waspada.

Pertanyaan itu terkait adanya wacana pembakaran peci atau kupiah merah yang akhir-akhir ini marak digaungkan di media sosial (Medsos) oleh kelompok pemuda, yang merasa tidak puas atas kepemimpinan Abusyik.

Saat dikunjungi Waspada, Bupati Pidie ini berada di kediamanya di Gampong Meunasah Puuk, Kecamatan Delima, Kabupaten Pidie, Sabtu (30/5/2020). Menurut Abusyik, bagi masyarakat Aceh yang mayoritas beragama Islam, peci adalah simbul agama yang paling terhormat. Karena itu orang Aceh meletakkan peci tersebut di kepala, ujarnya.

“Karena itu lebih baik buka celana dari pada buka peci. Ini kita lihat dari keadaan simbol peci. Kita lihat letaknya di atas kepala maka sangat berharga dan bermakna bagi orang Aceh terhadap peci. Terlepas peci itu warnanya macam-macam. Ada merah, hitam, hijau, putih dan sebagainya. Yang jelas peci tersebut adalah simbol untuk memuji Allah,” katanya.

Karena itu, lanjut Abusyik, bagi segelintir anak-anak muda yang mau bergabung untuk membakar sebuah peci, karena tidak senang terhadap dia sebagai bupati, mestinya tidak dikaitkan dengan simbol tersebut.

“Kan bukan simbol yang salah. Tetapi orangnya yang harus dikritik, jadi bukan simbol,” kata Abusyik.

Menurut Abusyik, sebenarnya pihaknya selalu membuka diri dengan pihak mana pun. Termasuk dengan kelompok pemuda yang mengancam akan membakar kupiah merah atau “peci merah” yang selama ini dikenal sebagai simbol power (kekuatan) Tim Sukses Pidie Meusigrak.

“Saya selalu membuka diri dengan siapa pun. Dengan organisasi apapun, termasuk juga dengan kawan-kawan media, saya pernah mengajak tiga bulan sekali kita buat pertemuan. Melakukan dialog, di mana ada kejanggalan dan kesalahan ataupun kesilapan, serta kekurangan, dalam pertemuan itu kita dialog bersama.”

“Namu hal tersebut saya lihat juga banyak organisasi dan instansi setelah saya ajak, ya sudah tidak berjalan. Dan tidak mungkin dong saya terus yang mengajak dan menawarkannya lagi,” kata Abusyik.

Kedatangan Waspada di kediaman pribadi Bupati Pidie di Gampong Puuk, Kecamatan Delima, Kabupaten Pidie, Sabtu (30/5/2020), disambut langsung Bupati Roni Ahmad bersama isteri, Ny Mahdalena.

Waspada bersama rombongan wartawan lainnya dipesilahkan duduk di ruang tamu. Lima toples kue lebaran dan timpan sri kaya terlihat masih hangat terletak di meja. Para wartawan pun menyeruput secangkir kopi yang sudah terhidang.

Kedatangan Waspada bersama rombongan wartawan setempat, selain melakukan silahturahmi karena masih dalam suasana Idul Fitri, juga untuk mengkonfirmasi pemberitaan tentang isu pembakaran peci atau kupiah merah oleh sekelompok pemuda di daerah itu.

Sebagaimana diketahui, kupiah merah atau peci warna merah selama ini dikenal sebagai simbol power Tim Sukses Pidie Meusigrak pada Pemilu 2017. Dimana ketika itu, tim tersebut mengusung pasangan calon Bupati Pidie, Roni Ahmad, berpasangan dengan Wakil Bupati, Fadhlullah TM Daud. Pasangan ini kemudian memenangkan Pilkada dan kini menjabat sebagai Bupati/Wakil Bupati Pidie. (Muhammad Riza)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER