Tapaktuan (Waspada Aceh) – Wakil Bupati Aceh Selatan, Tgk Amran, mengatakan, berdasalkan data Dinas Kesehatan, jumlah angka stunting di Aceh Selatan mencapai 1.895 balita dari 21 ribu lebih balita.
Wakil Bupati, Tgk Amran, mengatakan hal itu saat deklarasi Cegah Stunting di Aceh Selatan, Kamis (3/10/2019), di alun-alun depan kantor Bupati Aceh Selatan di Tapaktuan. Acara ini dihadiri Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, Bupati Azwir dan Sekda Nasjuddin.
Tgk Amran menyampaikan, stunting merupakan suatu kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis dan kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang.
Peran Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan dalam hal ini Dinas Kesehatan, kata Tgk Amran, menyelengarakan intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif secara tepat sasaran di desa-desa.
Dia mengimbau, para camat dan keuchik segera berkoordinasi dengan Puskesmas untuk mengetahui berapa jumlah stunting di daerah masing-masing yang sudah ditemukan.
“Sehingga dilakukan pencegahan secepatnya, agar tidak ada penambahan stunting di desa dan kecamatan wilayah kerjanya,” katanya.
Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, mengatakan, sekarang telah terbit Pergub no 14 tahun 2019 tentang pencerahan dan pelayanan stunting terintegrasi sebagai landasan anak-anak di daerah.
“Kami harap aparatur pemerintah dan non lembaga pemeritah terutama keluaga bersenergi mendungkung gerakan ini agar anak-anak Aceh tumbuh berkembang dengan sehat,” katanya.
Dyah meyampaikan, Pemerintah Aceh Selatan dapat membuat Peraturan Bupati (Perbup) sebagai tindak lanjut Pergub no 14 tahun 2019 sehingga menjadi acuan untuk dinas dan instansi terkait.
“Keuchik-keuchik di gampong dapat melaksanakan operasionalisasi rumoh keuchik yang anggrannya dari dana desa. Harapan kami Aceh Selatan jadi yang terbaik menjalankan program pencegahan stunting,” pungkasnya.(Faisal)
