Sabtu, April 20, 2024
Google search engine
BerandaTulisan FeatureTradisi Meugang di Aceh Sudah Ada Sejak 400 Tahun

Tradisi Meugang di Aceh Sudah Ada Sejak 400 Tahun

Meugang, sebuah tradisi budaya bagi masyarakat Aceh yang sudah ada sejak ratusan tahun silam. Dan selalu diperingati dua atau tiga hari sebelum memasuki bulan Suci Ramadhan.
Tradisi ini identik dengan kebersamaan, dengan makan daging sapi, kambing atau kerbau yang dimasak dengan beraneka ragam. Kegiatan ini diyakini sudah ada sejak masa Kerajaan Aceh Darussalam pada Abad ke 16 Masehi.
Masyarakat memadati pasar di Banda Aceh untuk persiapan meugang Ramadhan, Selasa (15/5/2018). (Foto/Dani Randi)
Masyarakat memadati pasar di Banda Aceh untuk persiapan meugang Ramadhan, Selasa (15/5/2018). (Foto/Dani Randi)
Sampai saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat Aceh. Itu terlihat, ketika memasuki hari meugang, rakyat berbondong-bondong membeli daging sapi maupun kerbau. Masyarakat, tak peduli dengan harga daging yang sewaktu meugang bisa naik hingga 60 persen.
Asalkan mereka bisa merayakan hari meugang dengan anggota keluarganya. Seperti di Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Nagan Raya dan Kota Banda Aceh, harga daging awalnya hanya berkisar Rp120 ribu perkilogram. Namun ketika meugang, bisa mencapai Rp180 ribu perkilogram-nya.
Dua hari sebelum meugang, juga ditandai dengan munculnya pasar daging dadakan di pinggir jalan. Lapak ini hanya bertahan selama empat hari, sebelum memasuki Ramadhan pertama. Mereka membuka lapak dan menjajakan daging segar kepada pembeli.
Safitri, seorang warga kota Banda Aceh mengatakan, meski harga daging naik, masyarakat tetap membeli. “Kalau harga naik tetap dibeli, karena ini sudah tradisi kita,” sebutnya pada Waspadaaceh.com di pasar Lambaro, Banda Aceh, Pada Selasa (15/5/2018).
Ketua Rumoh Manuskrip Aceh, Tarmizi A. Hamid, tak menampik bahwa makmeugang atau meugang tradisi yang sudah dilakukan pada zaman Kerajaan Aceh dulu. Kata dia, dulu Sultan Aceh secara turun-temurun memerintahkan Qadi Mua’zzam Khazanah Balai Silaturrahmi untuk mengambil dirham, kain-kain, kerbau dan sapi untuk dipotong di hari meugang.
Kesemuanya itu lantas dibagikan kepada fakir-miskin, duafa dan orang cacat. Masing-masing mendapatkan daging, uang, emas dan enam hasta kain melalui kepala desa. Kebijakan tersebut termaktub dalam Qanun Meukuta Alam Bab II pasal 47.
Itu merupakan cara Sultan menolong rakyatnya yang hidup melarat, sehingga sama-sama bisa menyambut Ramadhan dengan hati nan riang.
Tradisi ini, lanjut Tarmizi tak pernah lekang hingga saat ini. Karena masyarakat Aceh sangat kuat menjaganya, apalagi tradisi makmeugang ini yang sudah terpelihara sampai 400 tahun lalu.
Di sisi lain, makmeugang memberi kesempatan kepada para dermawan untuk memberi sedekah kepada para fakir, miskin, duafa dan lainnya agar mendapatkan hak yang sama dalam menyambut Ramadhan.
“Rujukan sejarah tradisi meugang tetap pada Kerajaan Aceh Darussalam, seperti termaktub dalam Qanun Al asyi,” kata Tarmizi A. Hamid.
Tradisi meugang ini sebuah warisan dan masyarakat Aceh wajib menjaga kemurniannya demi kebersamaan dan sifat saling asuh dan asih terutama kepada anak yatim dan fakir serta kaum dhuafa di Aceh.
“Menyambut bulan Suci Ramadhan di Aceh memang sudah menjadi tradisi hal demikian. Rasa suka cita baik kelompok sosial dalam masyarakat maupun sesama keluarga, makan bersama dengan daging yang segar-segar,” kata Tarmizi yang akrab disapa Cek Midi.
Meugang memang tradisi dan budaya yang sangat unik dan kuat di Aceh, pada hari meugang juga status sosialnya dianggap sama semua. Menurutnya, walaupun pada status sosial bagi orang yang mampu setiap hari makan daging, tapi bagaimana pun pada hari meugang tersebut, juga harus ada daging. Mereka yang mempunyai kelebihan tentu lebih utama memberikan bantuan kepada orang orang kurang mampu fakir dan miskin serta anak yatim piatu.
“Ini adalah ketentuan Qanul Al Asyi yang telah beratus-ratus tahun tradisi ini begitu hidup dan menggema,” ujar Tarmizi yang juga memiliki hobi mengoleksi manuskrip kuno Aceh. (Dani Randi)
BERITA TERKINI

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER