Jakarta — Rumah Sakit bekas pengungsi Vietnam di Pulau Galang, Kepulauan Riau, akan digunakan untuk menangani pasien kasus Covid-19. TNI berencana menyiapkan seribu tempat tidur untuk pasien dalam kasus Covid-19 atau sering disebut Virus Corona Wuhan.
“Kami siapkan sesuai instruksi Panglima TNI tentang rencana optimalisasi RS di Pulau Galang,” kata Wakil Kepala Pusat Kesehatan TNI, Marsekal Pertama dr. Didik Kestito pada Rapat Koordinasi penanganan COVID-19 di Kantor Staf Presiden (KSP), Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (9/3/2020).
Dari 1000 tempat tidur pasien tersebut, lanjut Puskes TNI, sejumlah 900 kasur terdapat di ruang perawatan observasi biasa untuk digunakan pasien dengan kategori ODP (Orang Dalam Pemantauan). Sementara, 80 tempat tidur ditempatkan di ruang observasi bertekanan negatif untuk pasien PDP (Pasien Dalam Pengawasan). Sisanya, sejumlah 20 tempat tidur untuk ruang gawat darurat atau ICU (Intensive Care Unit).
Rakor dipimpin Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko dihadiri sejumlah pejabat tinggi TNI seperti Kepala Pusat Kesehatan TNI AD Mayjen dr. Tugas Ratmono, Perwakilan Puskes TNI AL dan Puskes TNI AU. Hadir dalam Rakor Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr. Widyastuti, Staf Khusus Panglima TNI Bidang Kesehatan Mayjen Purn dr. Ben Yura Rimba dan perwakilan dari Pusdokes Polri.
Plt Deputi V KSP Bidang Politik, Hukum, Keamanan dan HAM Jaleswari Pramodawardhani menyatakan, rakor dilakukan untuk mengukur kesiapan jajaran TNI dan Polri untuk menghadapi wabah Covid-19.
“Korban yang terinfeksi sudah ada enam orang, kira kira apa kesiapan dan yang akan kita lakukan kedepan, dalam mengantisipasi skenario terburuk,” kata Jaleswari.
Kepala Staf Kepresidenan RI, Moeldoko, menyampaikan pentingnya untuk melakukan introspeksi atas berbagai upaya yang telah dilakukan untuk menghadapi dan mengantisipasi penyebaran virus corona COVID-19.
“Apa yang kita lakukan belum mencerminkan suasana menghadapi kondisi yang masif. Kita dilahirkan untuk melihat situasi yang terburuk. Secara jujur kita perlu menginventarisasi kekuatan,” paparnya.
Moeldoko juga menegaskan, perlu dilakukan inventarisasi berbagai potensi yang bisa digerakkan. Selain itu, kita juga harus secara jujur mengakui kelemahan yang dimiliki. “Kita juga perlu membuat proyeksi penyebaran kasus COVID-19. Dengan begitu, kita bisa membuat prioritas-prioritas yang harus dilakukan,” tegas Moeldoko.
Menjawab pertanyaan Kepala Staf Kepresidenan, Pusat Kesehatan TNI menyiapkan sejumlah rumah sakit yang bisa menjadi Rumah Sakit Rujukan Utama dan Rumah Sakit Rujukan Pendukung. Angkatan Darat menyiapkan dua rumah sakit rujukan utama yaitu RSPAD Gatot Subroto dan RS dr Soepraoen di Malang Jatim. Sedangkan, RS rujukan pendukung terdiri dari 20 rumah sakit.
Sementara Angkatan Laut menyiapkan RSAL dr. Ramelan Surabaya sebagai RS rujukan utama dan 10 Rumah Sakit Rujukan pendukung. Angkatan Udara menyiapkan RS dr M Salamun di Bandung Jawa Barat sebagai rumah sakit rujukan utama dan delapan rumah sakit rujukan pendukung.
Kapuskes TNI AD Mayjen dr Tugas Ratmono mengatakan, pihaknya memiliki 15 KESDAM dan sekitar 90 RS serta 13 RS tingkat 2 yang terdiri dari 1140 tempat tidur pasien.
“Kami sudah perintahkan semua RS untuk menggelar POSKO Siaga COVID-19. Sejak Januari kami sudah meminta laporan periodik sampai saat ini. Kecuali RSPAD belum mendapatkan pasien yang diketahui positif COVID-19. Info to dari RSPAD, beberapa pengunjung juga menanyakan soal COVID test,” tegasnya.
Sementara, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Ahmad Yurianto menyatakan, hingga sore tadi sudah 19 orang di Indonesia yang terpapar Corona. Dua diantaranya adalah warga negara asing. (Ris)