Banda Aceh (Waspada Aceh) – Tim PON Aceh mampu menerapkan permainan menyerang dan cepat (agresif) dalam laga ujicoba dengan tim liga satu, Persiraja, di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Kamis petang (18/3/2021).
Pada babak pertama, Tim PON Aceh sempat menguasai jalannya permainan dan tetap bermain dalam tempo tinggi hingga berakhir babak kedua.
Meski kebobolan satu gol di babak kedua dari heading Assanur Rijal, tim besutan mantan Pelatih Timnas U-16, Fakhri Husaini ini, konsisten dengan ritme cepat serta menyerang. Timnya memperoleh sejumlah peluang, namum belum berhasil menghasilkan gol.
Progres permainan Santika dkk pada ujicoba kedua dengan Persiraja meningkat dari laga pertama 12 September 2020, saat itu kalah 0 – 3.
Sebaliknya Persiraja yang mempersiapkan diri menghadapi Piala Menpora sepekan ke depan, tampil taktis dalam mengantisipasi tekanan dan melakukan serangan.
Serangan Dilakukan Dengan Baik
Usai pertandingan, Fakri Husaini menyebutkan, timnya mampu memberikan perlawanan. Bahkan, babak pertama menguasai permainan.
Mengenai gol, dia menyebutkan, terjadi saat komposisi 10 pemain (setelah seorang pemain mendapat kartu merah). “Seharusnya gol itu tidak perlu terjadi, apalagi bola heading jauh pula. Ini sepakbola, semua bisa terjadi di lapangan,” ujarnya.
“Begitupun saya puas yang diperlihatkan semua pemain. Bermain cukup solid, kompak, punya peluang mencetak gol. Beberapa serangan balik dilakukan dengan baik,” katanya.
Fakhri mengatakan, dalam laga ujicoba ini bukan semata hasil akhir diinginkan, tapi untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan. “Kami akan mengevaluasi kekurangan untuk diperbaiki dan ditingkatkan. Kami masih punya banyak waktu untuk perbaikan, sebelum tampil di PON,” ujarnya.
Hasil dari laga itu, katanya, juga menjadi catatan untuk memperbaiki kemampuan pemain secara individu dan tim.
Fisik Mampu 90 Menit
Menyangkut fisik pemain, ia mengatakan pemain tidak ada masalah. “Saya tidak mengganti banyak pemain. Pemain belakang dan gelandang bertahan tidak satupun diganti . “Bahkan mereka bisa bermain 90 menit pada tempo tinggi dengan 10 pemain,” sebutnya.
“Saya cuma ganti tiga-empat pemain saja, itupun ganti bukan karena fisik, tetapi kebutuhan taktik,” ujarnya.
Sebutnya, progres selama Pelatda sudah bagus. Tetapi saya ingin lebih baik lagi, terutama dalam menyerang dan bertahan. Mereka cukup berkembang, ke depan bisa lebih baik lagi,” katanya.
Lini Depan Terbaik
Disinggung pemain lini depan, ia mengatakan, pemain depan di timnya terbaik yang ada di Aceh. “Saya sudah buka kesempatan pada seleksi, semua yang datang tidak ada yang lebih baik lagi,” katanya.
“Saya harus siap menerima dan tidak bisa tunggu lagi, karena pada 30 Maret kami sudah harus mendaftarkan 20 pemain. 12 tim yang main di PON harus mendaftarkan pemainnya pada tanggal tersebut,” sebutnya.
Begitupun, katanya, Khairul Whatan meski tidak membuat gol dalam laga itu, namun cukup diandalkan di lini depan. “Kami juga punya pemain depan lainnya yakni Ferda,” ujarnya.
Persiraja Dapat Latihan FisikÂ
Sementara itu, Pelatih Persiraja, Hendri Susilo menyebutkan, laga tersebut bukan melihat kalah dan menang. Tetapi ingin melihat sampai dimana kemampuan fisik pemainnya dalam bermain 2 x 45 menit. Ternyata fisik masih kurang, masih di bawah standar.
“Dalam laga ini, kita belum lihat taktis dan segala macam, tetapi fisik. Sisa enam hari sulit tercapai fisik para pemain untuk bertanding di Piala Menpora. Namun kita berusaha semaksimal mungkin. Tampil yang terbaik,” katanya.
Soal gol yang diciptakan Assanur Rijal, sebutnya, itu sudah umum diketahui. “Memang taktik kita,” katanya.
Ditanya permainan Tim PON, Hendri menyebutkan, bermain bagus, menekan dan para pemain berlari terus.
Sebutnya, penampilan permainan para pemain Tim PON tersebut, bagi Persiraja dapat latihan fisik dan suasana bertanding, karena satu tahun tidak bersentuhan.
Katanya, selama setahun tidak latihan, fisik miring-miring sedikit sehingga permainan banyak tidak nyambung. Hal tersebut segera diperbaiki dalam sepekan ini.
Tim PON Maksimal
“Tim PON sudah maksimal, namum masih banyak harus diperbaiki, sudah tentu Fachri lebih tahu,” katanya.
Tentang kemampuan pemain depan Tim PON Aceh, sebutnya, beberapa kali membuat peluang. “Namun memiliki kemampuan untuk mencetak gol bukan gampang dan butuh waktu,” katanya.
Sebutnya, Tim PON merupakan pemain muda yang notabene yang punya skil, fisik tapi main bolanya belum matang, dalam hal ini Fachri sudah tentu lebih tahu yang harus diperbaiki. (Ria)