Senin, Mei 20, 2024
Google search engine
BerandaNasionalTerkesima Uniknya Pertunjukan Tari Kecak di Uluwatu Bali

Terkesima Uniknya Pertunjukan Tari Kecak di Uluwatu Bali

Para penari, tanpa musik, berteriak “cak cak cak” sambil mengangkat kedua lengan, menciptakan musik pengiring yang menghipnotis pengunjung.

Bali, pulau yang dijuluki sebagai Pulau Dewata sangat identik dengan budaya dan tradisinya.

Di tengah pesona alam yang memanjakan mata,  pertunjukan seni tradisional digemari oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Tak sedikit dari mereka yang datang jauh-jauh dari luar kota juga luar negeri untuk berlibur dan menyaksikan tarian tersebut.

Pada Sabtu (4/5/2024), jurnalis Waspadaaceh.com, Cut Nauval Dafistri, berkesempatan menyaksikan pertunjukan Tari Kecak, sebuah mahakarya yang lahir dari kearifan lokal Bali.

Di Pura Uluwatu, kawasan Desa Adat Pecatu, Badung, sekitar 70 pria bertelanjang dada berkumpul, membentuk lingkaran. Uniknya, tarian ini tidak menggunakan alat musik. Para penari, tanpa musik, berteriak “cak cak cak” sambil mengangkat kedua lengan, menciptakan musik pengiring dari suara mereka, yang menghipnotis pengunjung.

Menikmati keindahan Pura Uluwatu sambil menyaksikan Tari Kecak dengan latar panorama matahari terbenam di Samudrra Hindia adalah pengalaman yang tak terlupakan.

Sanggar Tari Karang Boma, Desa Adat Pecatu, dengan piawai menampilkan Tari Kecak yang berlangsung selama satu jam. Tarian ini tidak hanya menghibur tetapi juga sarat makna spiritual.

Menurut salah satu penari dari Sanggar Tari Karang Boma Desa Adat Pecatu, Kyvia Komala, Tari Kecak merupakan jenis tari sakral “Sang Hyang”. Di mana seorang penari yang kemasukan roh berkomunikasi dengan para dewa leluhur.

Penampilan Tari Kecak dengan latar sunset di Pura Uluwatu kawasan Desa Adat Pecatu, Kabupaten Badung, Bali. Sabtu (4/5/2024). (Foto/Cut Nauval Dafistri).

Tradisi ini telah disisipkan dengan cerita Ramayana sejak tahun 1930-an, mengisahkan pertarungan Pangeran Rama melawan Raja Rahwana untuk menyelamatkan Dewi Shinta.

“Lebih dari sekadar kesenian, Tari Kecak dimaknai juga dengan simbol kekuatan, persatuan, dan semangat gotong-royong yang menjadi inti dari filosofi masyarakat Bali,” kata Lyvia.

Tarian dimulai ketika penari yang berperan sebagai Rama dan Shinta masuk panggung. Kemudian, dilanjutkan dengan adegan penculikan Shinta oleh Rahwana. Hingga akhirnya Rahwana harus bertarung dengan Hanoman dan Jatayu yang ingin menyelamatkan Shinta.

Dalam proses penyelamatan itu, Hanoman memporak-porandakan tempat penyekapan Shinta dan membakar tempat tersebut. Namun, Hanoman justru dikepung oleh prajurit Rahwana dan hampir terbakar.

Awalnya, Rama memang mengalami kekalahan, namun tidak menyurutkan kesungguhannya untuk menyelamatkan sang istri. Rama pun berdoa dan terus berusaha untuk membawa Shinta kembali.

Akhirnya, Rama berhasil membawa kembali Shinta dalam kondisi selamat.

Pertunjukan tari Kecak di Pura Uluwatu ini menjadi  magnet bagi wisatawan mancanegara. Pantauan Waspadaaeh.com, antusiasme wisatawan sangat tinggi. Arena pertunjukan tampak penuh sesak dan didominasi oleh wisatawan mancanegara.

Salah satu wisatawan, Jams dari Jerman, tampak begitu gembira dan tak henti-hentinya mengabadikan momen sakral tersebut.

“Wow, the performance of the Kecak Dance, especially with the sunset view, is an extraordinary experience. There is a magical feeling that makes the atmosphere very special. (Menyaksikan Tarian Kecak dengan latar sunset adalah pengalaman yang luar biasa. Ada rasa magis yang membuat suasana menjadi sangat istimewa,” kata Jams.

Bagi wisatawan yang datang ke Bali dapat menyaksikan tarian ini setiap hari. Tiket dapat diperoleh melalui pemesanan secara online ataupun pembelian langsung di loket dengan tarif Rp150 ribu.

Sebelum menikmati keindahan Tari Kecak, pengunjung juga  membayar tiket masuk ke Pura Uluwatu. Tarif yang ditetapkan adalah Rp30 ribu untuk wisatawan domestik dan Rp50 ribu untuk wisatawan mancanegara.

Selain itu, setiap wisatawan akan mendapatkan tali sebagai ikat pinggang dan kain panjang bagi mereka yang mengenakan celana pendek, sebagai bentuk penghormatan terhadap kesucian tempat tersebut. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER