Minggu, Desember 22, 2024
spot_img
BerandaLaporan KhususSemangat TNI Membangun Negeri di Tengah Ancaman COVID-19

Semangat TNI Membangun Negeri di Tengah Ancaman COVID-19

Calang (Waspada Aceh) – Merebaknya virus Corona yang dimulai pada akhir tahun 2019 di Negeri Tirai Bambu telah menggemparkan negara di seluruh dunia. Penyebarannya begitu cepat dan tidak terlihat, bagai siluman.

Dalam jangka waktu tiga bulan, hampir seluruh negara di dunia terjangkit virus tersebut. Hanya dengan sentuhan maka virus ini akan menyebar. Alhasil ribuan manusia menjadi korban.

Setiap negera berupaya mencegah meluasnya virus ini, tak terkecuali negera Indonesia. Seluruh elemen bersatu padu melakukan pencegahan agar tidak menyebar ke tengah – tengah masyarakat.

Bekerja dari rumah, belajar di rumah, dilarang berkumpul, mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak orang perorang atau social distancing menjadi jargon yang terus dikompanyekan untuk di terapkan oleh warga sebagai langkah antisipasi.

Virus ini awalnya dianggap biasa saja, namun semakin hari makin menimbulkan resah dan ketakutan di masyarakat. Virus mematikan ini bahkan menyebar ke seluruh pelosok negeri, hingga ke Provinsi Aceh. Akibatnya, seluruh daerah harus siap siaga, dan melakukan langkah-langkah pencegahan, tidak terkecuali di Kabupaten Aceh Jaya.

Hampir semua aktifitas menjadi nyaris “lumpuh” terutama di sektor ekonomi, pariwisata dan transportasi. Bahkan kantor-kantor pemerintahan pun mengurangi aktifitas di luar kantor, dan semua lebih banyak dikerjakan dari dalam rumah masing-masing.

Kebersamaan prajurit Satgas TMMD – 107 Kodim 0114/Aceh Jaya saat mengerjakan jembatan penghubung di lokasi TMMD ke 107. (Foto/Ist)

Namun demikian, meski di bawah ancaman wabah virus Corona atau COVID-19, nyatanya tidak menyurutkan niat baik dan keikhlasan para prajurit TNI Kodim 0114/Aceh Jaya untuk membangun negeri, mereka berbuat untuk warga miskin di desa terpencil di sudut rimba

Jauh di pelosok negeri, ratusan prajurit TNI tetap melaksanakan tugasnya membantu pembangunan desa tertinggal melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke – 107 Kodim 0114/Aceh Jaya.

TMMD ini berlokasi di Desa Panggong Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya, Aceh. Para Prajurit TNI telah berada di sana sejak tanggal 16 Maret 2020 hingga sebulan lamanya.

Satuan Komando Kewilayahan (Satkowil) yang berada di dalam jajaran Korem 012/Teuku Umar Kodam Iskandar Muda ini kembali melanjutkan esistensinya membantu Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya mempercepat pembangunan desa tertinggal seperti Desa Panggong tersebut.

Desa dengan penduduk 680 jiwa bila dibandingkan dengan desa di sekitarnya sungguh sangat tertinggal, baik di segi pembangunan hingga perkembangan ekonomi. Pendapatan warga hanya bersumber penghasilan dari berkebun hingga bercocok tanam padi di sawah.

Di zaman sekarang ini, warga desa juga masih belum menikmati fasilitas jaringan komunikasi. Jika ingin menelepon atau mengakses internet harus turun ke kota kecamatan.

Prajurit Satgas TMMD – 107 Kodim 0114/Aceh Jaya bersama masyarakat mendiskusikan msalah pertanian di lokasi TMMD ke 107. (Foto/Ist)

Desa Panggong bukannya tidak punya sumber daya alam, sejak tahun 2010 lalu ribuan orang dari penjuru negeri berada di sana berkumpul mengadu nasib. Mereka berbondong – bondong menambang emas di Gunung Ujeun.

Kala itu banyak orang yang mendapat gelar “Toke Emas ” dan “Bos” karena berhasil meraup miliaran rupiah dari gunung emas tersebut. Tetapi euforia itu sepertinya tidak berarti bagi warga Desa Panggong, karena faktanya hingga sekarang mereka belum memiliki masjid yang memadai dan jalan desa masih tanah berbatu. Setiap hari, warga harus menghirup debu dari kendaraan yang lalu lalang naik turun gunung hujan.

Kekayaan hutan Desa Panggong tak kalah nilainya, ribuan kubik kayu berkualitas nomor satu keluar dari desa tersebut hingga digelar “terminal kayu.“ Mirisnya hingga kini masih banyak warga desa yang buang air besar (BAB) sembarangan di aliran sungai Krueng Sabee karena ketiadaan MCK. Jadi hasil hutan selama ini hanya dinikmati oleh para pemodal.

Jangan heran jika mendengar suara mesin kayu saling sahut di balik lebatnya hutan. Raungan mesin ini yang selalu menutup indahnya kicauan burung murai.

Kini harapan baru, kembali muncul. Kehadiran TNI dalam Program TMMD ke – 107 telah membuka akses jalan pertanian sepanjang enam kilometer dirangkai dengan tiga jembatan dan enam gorong – gorong. Jalan ini terbentang lurus menuju Babah Krueng.

Babah Krueng merupakan salah satu dusun di bawah Desa Panggong yang pernah dihuni oleh ribuan warga namun terusir semasa konflik Aceh yang berkepanjangan, Dusun yang warganya pada saat itu pernah berjaya dengan hasil pertaniannya berupa tanaman Nilam (Pogostemon Cablin Benth). Untuk diketahui nilam dari Aceh Jaya hingga saat ini mempunyai kualitas nomor satu di Provinsi Aceh bahkan menjadi jawara dunia.

“Sejak saat itu rumah – rumah penduduk yang ditinggal menjadi rusak, pemukiman berubah menjadi semak belukar, lahan pertanian menjadi hutan dan akses jalan terputus. Dusun Babah Krueng menjadi kenangan selama puluhan tahun,” ungkap Dandim 0114/Aceh Jaya, Letkol Czi Arief Hidayat kepada waspaaceh.com, Minggu (12/4/2020) di Calang.

Komandan Kodim 0114/Aceh Jaya Letkol Czi Arief Hidayat selaku Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) melalui program TMMD ke – 107 ini ingin mengembalikan kejayaan masyarakat Desa Panggong tersebut.

Melalui TMMD ini Dandim bertekad membangun pertanian warga Desa Panggong. Bukan hanya fokus pada tanaman nilam semata, tetapi sejumlah tanaman lainnya yang sangat menjanjikan seperti Pepaya Madu dan Jeruk Siam.

Pria yang pernah menjabat sebagai Dandenzibang 1/IM Meulaboh ini bahkan ingin menjadikan Desa Panggong sebagai desa mandiri, desa yang kelak mampu membangun tanpa harus menunggu kucuran anggaran dari pemerintah.

Terbukti, selama berjalannya TMMD, lahan percontohan untuk tanaman pepaya madu dan jeruk siam telah berhasil dibuka oleh prajurit TNI, kemudian para petani diberikan pelatihan untuk menjadi kader, pupuk dan bibit hingga peralatan pertanian disediakan, bahkan tanam perdana sudah dilakukan.

“Tentu semua ini membutuhkan waktu, proses dan ketekunan. Saya akan terus mengawal lahan tersebut hingga panen tiba,” pungkas Dandim seraya bernada tegas.

Kehadiran TMMD, lanjutnya, bukan hanya sampai disitu, selama keberadaan prajurit TNI di Desa Panggong telah memberikan warna baru dengan melakukan sejumlah kegiatan lainnya seperti perbaikan sarana olah raga, perbaikan fasilitas kesehatan, pembuatan puluhan jamban bagi warga kurang mampu, perbaikan rumah tidak layak huni (RLTH) dan segudang aktifitas lainnya, bahkan sosialisasi pencegahan penularan virus corona yang saat ini menjadi trending topik turut dilakukan.

“Kita akan melihat perkembangan semua kegiatan TMMD ke – 107 ketika berada di Posko TMMD yang berada di pinggir jalan menuju Desa Panggong. Semua data ditampilkan di sana dan diperbaharui setiap hari,” jelas Dandim

Dandim kembali menjelaskan jika kebersamaan prajurit dengan warga Desa Panggong juga terjalin sepanjang pegelaran TMMD ini, seperti melaksanakan gotong royong, ibadah bersama bahkan tidak sedikit prajurit yang menyempatkan diri membantu warga yang sedang bekerja.

“Canda tawa juga sering terdengar saat mereka bergaul dengan warga,” kenang Dandim seraya tersenyum.

Keberadaan prajurit TNI Satgas TMMD di Desa Panggong hanya sebulan lamanya, hasil dari pekerjaan TMMD tentu akan diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat Desa Panggong.

Namun, Semua itu harus dijaga dan dimanfaatkan untuk kemajuan bersama. Tentu hasil dari pekerjaan TMMD ini belum bisa menjawab semua kebutuhan masyarakat Desa Panggong.

“Oleh karena itu, kehadiran Pemerintah Aceh Jaya masih sangat dinantikan,” ungkap Dandim

“Rumah – rumah warga yang menjadi tempat tinggal sementara prajurit TNI akan menjadi kenangan. Kehadiran mereka sebagai keluarga baru akan terjalin selamanya,” kenangnya

“TMMD ini telah membuka harapan baru bagi warga Desa Panggong yang selama ini mengalami kesulitan ekonomi. Penantian panjang akan kebutuhan akses jalan telah terjawab,” cerita Dandim

Dandim menitipkan pesan, Masyarakat harus membangun kembali pertaniannya, kelak tidak ada lagi warga yang memanggul mesin kayu (chainsaw) keluar masuk hutan mengadu nasib mengabaikan hukum. Tidak ada lagi totonan kerbau yang dipaksa menyeret kayu dari tengah hutan, dan tak ada lagi warga yang menyelinap membuang air besar (BAB) di aliran sungai Krueng Sabee.

“Terima kasih saya kepada Satgas TMMD – 107 Kodim 0114/Aceh Jaya yang telah melaksanakan tugas dengan baik di tengah ancaman virus corona ini,” pungkas Dandim. (Zammil)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER