Banda Aceh ( Waspada Aceh) – Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) di Banda Aceh menjelaskan alasan masih digunakannya resep manual dalam proses pengambilan obat bagi pasien rawat jalan.
Penjelasan ini disampaikan menyusul keluhan sejumlah warga terkait sistem pelayanan farmasi yang dinilai belum sepenuhnya efisien dan menyulitkan, terutama bagi pasien lanjut usia.
Kasubbag Infokom dan Kerjasama RSUDZA, Rahmady, mengatakan bahwa pada dasarnya sistem pelayanan obat di rumah sakit tersebut sudah terintegrasi. Resep dari dokter poli diinput langsung ke sistem yang terhubung dengan instalasi farmasi dan apoteker.
“Namun, ada kalanya obat yang diresepkan tidak tersedia di apotek rumah sakit karena masih dalam proses pengadaan atau proses distribusi. Dalam kondisi seperti itu,
kita bekerja sama dengan apotek Kimia Farma di area rumah sakit sebagai back up
untuk memastikan pasien tetap mendapatkan obat,” ujar Rahmady saat dikonfirmasi, Minggu (20/4/2025).
RSUDZA bekerja sama dengan Apotek Kimia Farma yang berada di dalam area rumah sakit sebagai solusi pengganti jika obat yang dibutuhkan pasien tidak tersedia.
“Kalau obat kosong, dokter akan membuat resep ulang secara manual agar pasien bisa mengambilnya di Kimia Farma. Ini karena sistem kami belum terhubung langsung dengan sistem apotek eksternal,” jelasnya.
Rahmady menyebutkan, penggunaan resep manual ini bukanlah bentuk kemunduran, melainkan bagian dari mekanisme kerja sama yang memang memerlukan dokumen fisik.
“Pasien tidak perlu keluar jauh-jauh karena lokasi Kimia Farma berada di dekat ruang Zam-Zam 1, masih dalam lingkungan RSUDZA,” tambahnya.
Sebelumnya, sejumlah warga mengeluhkan sistem pengambilan obat yang dianggap menyulitkan. Nadia, warga Banda Aceh, menceritakan pengalamannya saat mendampingi ayahnya yang rutin menjalani pengobatan.
“Resep sudah diinput dokter, tapi tetap harus bawa kertas resep ke apotek dan antre lama. Ini melelahkan, apalagi untuk pasien lansia,” kata Nadia kepada Waspadaaceh.com, Sabtu (19/4/2025).
Keluhan serupa juga disampaikan oleh pendamping pasien lainnya, yang berharap adanya perbaikan sistem secara menyeluruh agar pelayanan menjadi lebih efisien. (*)