Calang (Waspada Aceh) – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Teuku Umar Calang, Aceh Jaya, dipastikan hingga hari ini Sabtu (28/3/2020) masih memiliki cukup ketersediaan alat pelindung diri (APD).
“Walaupun tidak banyak, namun cukup untuk 3 hari penanganan jika ada pasien COVID-19 yang masuk rumah sakit,” ujar Jasman Saputra, Plt. Direktur RSUD Teuku Umar Calang kepada wartawan di Calang, Sabtu.
Jasman menerangkan, hingga saat ini di RSUD Teuku Umar masih tersedia stok APD khusus penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebanyak 18 set.
Selain itu, lanjutnya, pihak RSUD Teuku Umar Calang juga sudah memesan 500 set APD khusus untuk penanganan COVID-19 di dua tempat atau distributor yang diperkirakan sampai pada awal bulan April mendatang.
“Saat ini masih ada stok APD khusus COVID-19 sebanyak 18 set, dan diperkirakan cukup untuk tangani pasien Corona selama 3 hari,” jelas Jasman.
Jasman kembali menerangkan, hingga saat ini di RSUD Teuku Umar juga tidak sedang dalam menangani pasien COVID-19, namun untuk ruang isolasi juga sudah disiapkan sebanyak 4 bed yang gedungnya terpisah dengan ruang perawatan umum.
“Kemarin kita ada menangani 1 orang ODP selama 2 hari, setelah kondisi umumnya baik, sudah dipulangkan kembali. Namun tetap masih dalam pantauan Tim Gugus Tugas COVID-19 Aceh Jaya,” jelasnya.
Tak hanya itu, tambahnya, pihak RSUD Teuku Umar juga akan menyediakan rumah isolasi bagi petugas medis yang menangani langsung pasein COVID-19.
Berita Terkait: IDI Aceh Jaya: Tangani Pasien Tanpa APD, Misi “Bunuh Diri”
“Akan kita sediakan rumah khusus bagi petugas medis atau tim penanganan COVID-19 RSUD Teuku Umar. Kita juga sangat mengharapkan dukungan semua pihak agar dalam menguarkan statemen tidak meresahkan masyarakat, mari sama-sama kita perangi COVID-19,” pungkas Jasman.
Sebelumnya, dr. Baihaqi, ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Aceh Jaya melalui rilis yang diterima Waspadaaceh.com, Jumat (27/3/2020) mengungkapkan, tenaga medis di Aceh Jaya kini dihadapkan dengan kondisi berat, terkait virus Corona ditambah lagi tidak lengkapnya atau tidak terstandarnya alat pelindung diri (APD).
“Kita tidak bisa bekerja tanpa APD, karena jika kita memaksakan untuk tetap melayani tanpa adanya perlindungan diri maka itu sama saja bunuh diri. Apalagi lingkungan kerja dokter di Aceh Jaya sudah ada yang ditetapkan sebagai ODP,” ungkap dr. Baihaqi. (Zammil)