Jumat, April 19, 2024
Google search engine
BerandaSumutRibuan Jiwa Mengungsi Akibat Terjangan Banjir di Perbatasan Asahan dan Labura

Ribuan Jiwa Mengungsi Akibat Terjangan Banjir di Perbatasan Asahan dan Labura

Aek Kanopan (Waspada Aceh) – Banjir merendam Desa Ledong Barat, Kecamatan Aek Ledong, Kabupaten Asahan, dan perbatasan Aek Kanopan, Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara setelah terjadi hujan lebat selama beberapa jam, sejak Rabu (2/11/2022) hingga Kamis (3/11/2022).

Akibat luapan banjir di desa yang berada di perbatasan antara Kabupaten Asahan dan Labuhanbatu Utara ini, ratusan rumah penduduk terendam air. Ketinggian air bervariasi antara 40 Cm hingga 80 Cm atau setinggi dada orang dewasa. Letak desa ini tidak jauh dari kota Aek Kanopan.

Warga setempat mengatakan, banjir sempat surut pada Rabu sore, namun Kamis dini hari tadi (3/11/2022), air kembali meninggi karena hujan yang mengguyur kian deras.

Amin, warga Desa Ledong Barat mengeluh karena belum hadirnya petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Asahan maupun dari Labuhanbatu Utara (Labura) ke pemukiman yang terendam banjir. Padahal, daerah tersebut berada di perbatasan antara Kabupaten Asahan dan Labuhanbatu Utara. Sebagian penduduknya warga Asahan dan sebagian lagi warga Labura.

Rumah penduduk di kawasan Labuhanbatu Utara, sekitar Aek Kanopan, yang terendam banjir. (Foto/Ist)

“Arus air cukup deras, masih banyak kami (warga) Asahan yang terjebak di rumah. Tidak ada perahu karet untuk evakuasi. Bahkan kendaraan kita angkat menggunakan rakit dari ban bekas,” keluhnya.

Warga lain, Dani, juga mengeluhkan soal ketiadaan dapur umum di sekitar lokasi banjir tersebut. Padahal banyak warga terdiri dari orang tua dan anak-anak membutuhkan dukungan makanan dan obat-obatan. Warga tidak bisa memasak karena rumah dan dapur mereka terendam banjir.

Dani berharap agar pemerintah cepat tanggap menanggulangi para korban banjir tersebut. Sebagian anak-anak harus digendong orang tuanya sampai sejauh 1 Km  menyeberangi derasnya air karena ketiadaan perahu karet.

“Lansia itu banyak juga yang milih di dalam rumah karena tak ada perahu karet. Kalau anak-anak masih bisalah kita gendong,” katanya. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER