Medan (Waspada Aceh) – Atensi pemerintah kepada buruh dinilai masih sangat minim, padahal prekonomian akan stagnan jika buruh mogok. Berbagai persoalan buruh di Sumatera Utara juga dinilai masih diabaikan pemerintah.
Hal itu disampaikan buruh yang menggelar aksi unjukrasa di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Selasa sore (25/8/2020). Aksi damai yang berlangsung hingga sore itu sempat membuat arus lalu lintas di depan kantor Gubernur Sumut itu macet total.
Arus lalu lintas dialihkan ke Jalan Teuku Cik Ditiro, Jalan Cut Nyak Dhien, Jalan RA Kartini dan Jalan Imam Bonjol. Arus lalu lintas di Jalan Imam Bonjol depan Berastagi Supermarket/eks Hotel Tiara satu arah diubah menjadi dua arah, berlangsung hingga sore tadi. Termasuk di kawasan Lapangan Benteng, Gedung DPRD Sumut, juga yang sempat ditutup akibat aksi ribuan buruh.
Berita Terkait: Awas! Hari Ini Ribuan Buruh Turun ke Jalan di Inti Kota Medan
Dalam pernyataannya, elemen buruh di Sumatera Utara itu menyatakan menolak Omnibus law, stop PHK dan menolak merumahkan (PHK) buruh dengan alasan COVID-19. Para buruh juga menolak penundaan pembayaran iuran BPJS Ketenagakerjaan, dan menuntut pencopotan Menaker Ida Fauziah dari jabatannya. Selain itu buruh menuntut pelesaian kasus buruh di Sumut serta meminta Polres Belawan menghentikan dugaan kriminalisasi terhadap Apen Manurung, Ketua PUK FSPMI PT JSI.
Ketua DPW Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Sumatera Utara, Willy Agus Utomo, menjelaskan pihaknya akan terus menggelar aksi hingga pemerintah memenuhi tuntutan buruh. Termasuk berbagai isu-isu nasional yang juga dituntut buruh nasional dalam aksi yang sama di DPR RI hari ini.
“Kita minta atensi pemerintah agar lebih memperhatikan buruh. Dengar, sampai kapan pun buruh akan terus menyuarakan tuntutan ini hingga didengar pemerintah. Kami berharap gubernur menyikapi tuntutan buruh ini dengan baik,” kata Willy.
Aksi yang berlangsung dari berbagai elemen buruh dari FSPMI Sumut dan SBMI Merdeka juga menggelar aksi unjuk rasa buruh nasional di DPR RI hari ini. (sulaiman achmad)
