Meulaboh (Waspada Aceh) – Ratusan siswa Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Meulaboh, Aceh Barat, Rabu siang (5/9/2018), tiba-tiba lari berhamburan berusaha menyelamatkan diri, menyusul suara raungan serene peringatan terjadinya gempa.
Para siswa yang tampak panik ini, berlindung di bawah meja kelas mereka masing-masing. Tas sekolah yang berisi buku dan alat tulis lainnya, diletakkan di atas kepala mereka sebagai pelindung.
Sekitar pukul 10.00 WIB, sebagian siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1 Meulaboh, selanjutnya dievakuasi. Petugas penyelamat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dibantu petugas terkait termasuk personel polisi ke tempat yang lebih tinggi, guna menghindari bahaya tsunami.
Sambil melindungi diri masing-masing, di atas gedung yang berada di ruas Jalan Teuku Umar Meulaboh, para siswa melantunkan zikir, berharap musibah besar ini segera mereda.
Suasana di atas adalah serangkaian simulasi penyelamatan saat terjadinya gempa, yang dilaksanakan BPBD Aceh Barat. Kegiatan serupa juga diadakan di Aceh Selatan, Nias, Sibolga, Padang, Pariaman, Pandeglang, Yogyakarta, Bantul, Pacitan, Jakarta dan Pangadaran.
Kegiatan tersebut kerjasama BMKG dan BNPB bertemakan Indian Ocean Wafe Exercise 2018 atau Latihan Kesiapan menghadapi tsunami di kawasan Samudera Hindia.
Sekretaris BPBD Aceh Barat, Samsul Bahri, Rabu (5/9/2018) kepada sejumlah wartawan mengatakan, rangkaian simulasi khusus tahun ini hanya melibatkan siswa/siswi yang berada di sejumlah sekolah di Meulaboh.
Tujuan simulasi penyelamatan khusus siswa ini adalah memberikan latihan dalam menjaga dan menyelamatkan dirinya bila bencana alam melanda tempat mereka tinggal.
“Ada dua jenjang kita beri latihan kepada mereka, dengan mencari tempat aman di bangku bila terjadi gempa. Kemudian memberikan evakuasi setelah alarm yang menandakan peringatan dini tsunami berbunyi,” tuturnya.
Adapun sekolah yang ikut terlibat dalam simulasi ini, sekolah SMP 1, SMP 2, SD 6 dan Min Nurul Huda Meulaboh, Aceh Barat. (b01/ded)