Banda Aceh (Waspada Aceh) – Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengharapkan Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi, ikut mendukung setiap upaya penerapan syariat Islam di Aceh.
Nova mengatakan, pengangkatan putra Aceh sebagai Menteri Agama merupakan sebuah keistimewaan, sebab jabatan tersebut sejalan dengan nilai yang ada di Aceh.
“Hingga saat ini Pemerintah Aceh terus berupaya melakukan penguatan implementasi syariat Islam,” kata Nova Iriansyah saat memberikan sambutan pada acara silaturrahmi Menteri Agama Indonesia bersama ulama dan civitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, di Gedung Auditorium Ali Hasjmy, Senin, (18/11/2019).
Melalui program Aceh Meuadab, kata Nova, Pemerintah Aceh melakukan beberapa langkah penguatan syariat Islam. Di antaranya, melakukan penguatan pendidikan berbasis nilai-nilai moral dengan menghadirkan kurikulum Aceh Islami untuk setiap jenjang pendidikan.
“Selain itu, Pemerintah Aceh juga melakukan penguatan budaya masyarakat adat yang berdampak kepada peningkatan kepekaan sosial, penguatan eksistensi kelembagaan institusi keislaman dalam menyebar luaskan nilai-nilai keislaman, serta mendorong sifat keteladanan dari pimpinan masyarakat di setiap tingkatan,” kata Nova.
Nova mengatakan, upaya tersebut sejauh ini mulai menampakkan hasil walaupun belum sempurna. Meskipun demikian, lanjutnya, pihaknya masih harus terus bekerja keras dan bekerja cerdas.
Dia mengatakan, salah satu tantangan besar dalam mengimplementasikan syariat Islam adalah bagaimana membuat setiap kebijakan mengandung kebajikan yang maksimal.
Nova menuturkan, penerapan syariat Islam di Aceh tidak hanya berkutat pada persoalan jinayat semata, tapi juga mencakup berbagai sektor kehidupan masyarakat.
“Di bidang perbankan, Aceh mencatat sejarah baru dengan melakukan konversi PT. Bank Aceh dari bank konvensional menjadi bank syariah,” tutur Nova.
Beriringan dengan hal tersebut, lanjut Plt Gubernur, Pemerintah Aceh juga telah
melahirkan Qanun Lembaga Keuangan Syariah. Qanun itu akan menjadi acuan dalam pelaksanaan transaksi keuangan di Aceh, baik untuk perbankan maupun lembaga keuangan non bank dan lembaga non formal lainnya yang ada di Aceh.
Berdasarkan Qanun ini, kata Nova, semua lembaga keuangan diminta mempersiapkan diri menuju ke sistem syariah demi mewujudkan ekonomi masyarakat Aceh yang adil dan sejahtera dalam naungan syariat Islam.
“Insya Allah pak Menteri, pada tahun 2022 seluruh lembaga keuangan, baik bank maupun non bank di Aceh akan menganut sistem syariat Islam,” ujar Nova.
Sementara itu, Menteri Agama Republik Indonesia, Fachrul Razi mengatakan, tugas yang dipikulnya merupakan tugas mulia, meskipun tidak ringan dalam menjalankannya. Oleh karena itu, dia meminta dukungan semua pihak di Aceh.
Dia mengatakan, sebagai putra Aceh dia merasa dukungan seluruh elemen masyarakat di Aceh sangat penting baginya. Salah satu dukungan nyata Aceh untuk dirinya adalah terwujudnya kampus UIN Ar-Raniry sebagai universitas unggul yang berbasis integrasi antara Islam dan sains.
“Salah satu kunci utama dari keberhasilan UIN Ar- Raniry ini adalah karena selalu menjaga persatuan dan memperbanyak kolaborasi serta sinergi. Bukan menebar fitnah atau mencaci yang bisa meruntuhkan kesatuan bangsa atau bahkan menghancurkan peradaban Islam,” ujar Fachrul.
Fachrul mengatakan, berdasarkan sejarah, cara paling efektif menghancurkan Islam adalah dengan cara mengadu domba. Karena itu, dia berpesan agar civitas akademika UIN Ar-Raniry selalu bersatu dan bergandengan tangan mengembalikan kejayaan peradaban Islam melalui dunia pendidikan.
“Nama kampus UIN Ar-Raniry ini dinisbatkan dari nama ulama Aceh yang mendunia, jadi sudah seharusnya UIN Ar- Raniry melesat lebih cepat untuk menjadi kampus yang unggul di Indonesia dan di wilayah Asia Tenggara,” ujar Menag.
Dalam kesempatan itu, Menteri Agama meminta agar generasi cinta agama terus dikembangkan. Karena itu, dia meminta kepada seluruh perguruan tinggi Islam menjadi garda terdepan menjaga keutuhan ajaran Islam yang memberi rahmat kepada seluruh alam serta menjaga kesatuan negeri.
“Selain itu, ada hal yang ingin saya sampaikan, kami ingin bergerak cepat, kami juga ingin ASN menjadi ujung tombak dalam menegakkan disiplin dan menjadi ujung tombak membangun wawasan kebangsaan, dan melakukan upaya deradikalisasi,” tutur Menag.
Kedatangan Menteri Agama di UIN Ar-Raniry disambut oleh Rektor Warul Walidin dan sejumlah ulama Aceh. Selain bersilaturrahmi, Menag juga meresmikan dua gedung baru kampus tersebut, antara lain, gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan dan Gedung Laboratorium UIN Ar-Raniry. (Ria/ks)