Jumat, April 19, 2024
Google search engine
BerandaKabar TaniPetani Gayo Lues: Tanam Jagung Lebih Prospek Secara Ekonomi

Petani Gayo Lues: Tanam Jagung Lebih Prospek Secara Ekonomi

“Ada sembilan daerah di Aceh yang potensial ditanami jagung, salah satunya Kabupaten Gayo Lues”

— Kabid Tanaman Pangan Distanbun Aceh, Safrizal —

Bagi masyarakat Indonesia, budidaya tanaman jagung sudah bukan lagi menjadi hal yang asing. Di samping cara menanamnya tidak terlalu sulit, nilai jualnya juga cukup baik di pasaran. Melihat prospeknya begitu menjanjikan, membuat banyak petani Indonesia, tak terkecuali di Aceh memilih jagung sebagai tanaman pangan alternatif setelah padi.

Masyarakat Aceh sendiri, banyak yang mengalih fungsikan sawah mereka menjadi kebun jagung. Salah seorang petani di Kabupaten Gayo Lues, Amri, contohnya. Kepada waspadaaceh.com, Selasa (4/9/2022), dia menyebutkan penanaman jagung sangat mudah dan tidak butuh banyak perawatan.

“Bertani jagung lumayan mudah dan tidak butuh banyak modal. Cukup keluarkan modal untuk bibit, pupuk dasar dan obat anti hama,” katanya.

Selain tidak memerlukan banyak modal dan tidak terlalu membutuhkan perawatan intensif, tanaman yang memiliki nama latin Zea Mays ini, sekarang termasuk usaha tani yang menjanjikan.

“Kita tanam, kira-kira sudah tumbuh selutut, kita tabur pupuk. Setelah itu kita tunggu besar, baru kita semprot anti hamanya. Kita tinggal tunggu berbuah,” jelasnya.

Dia mengakui, hasil yang diperoleh, juga lumayan secara ekonomi. Jika luas lahan 1 hektare produksinya bisa mencapai 5 ton. Bahkan ada juga petani jagung yang produksinya bisa mencapai 6 – 7 ton/hektare. Tanaman jagung, dalam setahun bisa panen dua kali.

Kebun jagung milik petani di Kabupaten Gayo Lues. (Foto/Kia)

Akhir-akhir ini, kata Amri, harga jagung berkisar Rp3.000-Rp4.000 perkilogram. Dia berharap, harga ini bisa terus naik sampai memasuki masa panen tiba.

Tanaman Selingan Menunggu Masa Panen Jagung

Mengingat masa panen jagung 6 bulan sekali, banyak petani memanfaatkan masa segang tersebut untuk bercocok tanam yang lain. Seperti tanaman hortikultura, meliputi sayur-sayuran, cabai, terong, tomat maupun tanaman lainnya.

“Sebelum tiba waktu panen, hampir semua petani mencari pekerjaan yang lain. Atau paling tidak, bercocok tanam kangkung yang bisa dipanen satu bulan setelah penanaman,” jelas Amri.

Dia mengakui, tanaman jagung adalah tanaman yang lebih tahan terhadap cuaca. Apabila ada perubahan cuaca saat masa pertumbuhan, tanaman jagung biasanya tidak begitu terganggu. Bisa tetap tumbuh.

“Jika memasuki masa kemarau, tanaman ini tidak langsung layu. Intinya jagung lebih tahan ketimbang tanaman yang lain,” katanya.

Gayo Lues Miliki Potensi Tanaman Jagung

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh, Ir.Cut Huzaimah, MP, melalui Kepala Bidang Tanaman Pangan Distanbun Aceh, Safrizal, menyebutkan potensi komoditas palawija jagung di Provinsi Aceh sangat besar.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Distanbun Aceh, Safrizal. (Foto/Ist)

“Ada sembilan daerah di Aceh yang potensial ditanami jagung. Salah satunya Kabupaten Gayo Lues,” sebutnya kepada waspadaaceh.com, beberapa waktu lalu.

Selain Gayo Lues, lanjut Safrizal, Aceh Utara, Aceh Timur, Bireuen, Aceh Tenggara, Aceh Selatan, Aceh Jaya, Pidie Jaya dan Nagan Raya juga sangat potensial ditanami jagung.

Oleh karena itu, Pemerintah Aceh melalui Distanbun terus menggenjot produksi jagung di Aceh. Sedangkan salah satu bentuk dukungan yang diberikan pemerintah adalah menyalurkan bibit jagung dan pupuk kepada para petani.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo sebelumnya pernah mengatakan, Kementan berkomitmen untuk meningkatkan produksi dengan melakukan peningkatan luas tanam jagung di seluruh Indonesia sehingga dapat menaikkan pendapatan petani jagung serta diharapkan memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional.(*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER