Minggu, Mei 5, 2024
Google search engine
BerandaInforial Pemerintah AcehPerbankan Dorong Usaha Peternakan Sapi di Aceh

Perbankan Dorong Usaha Peternakan Sapi di Aceh

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Beberapa poin penting dicetuskan dalam pertemuan Pemerintah Provinsi Aceh, Bank Indonesia, perbankan dan para pengusaha ternak sapi pada launching penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) Pembiayaan Program Penggemukan Sapi antara BNI Syariah dan ASPEDA di Banda Aceh, Sabtu (23/11/2019).

Acara itu dihadiri oleh Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, Kepala Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh, Zainal Arifin Lubis, Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo, Kepala BNI Syariah Banda Aceh, Zul Irfan Lubis, serta pimpinan SKPA terkait.

Dalam rangka mendorong akses pembiayaan kepada peternak, BNI Syariah menginisiasi kerja sama dengan ASPEDA (Asosiasi Pedagang Sapi dan Kerbau) melalui penandatanganan nota kesepahaman yang dilaksanakan di rumah dinas Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.

Kepala BI Aceh, Zainal Arifin Lubis, dalam sambutannya mengatakan, pembiayaan yang disalurkan BNI Syariah untuk sektor peternakan sapi merupakan langkah yang baik dan berani. Begitu pun, kata Lubis, perlu dipersiapkan mitigasi risikonya secara memadai.

Lubis berharap pemerintah daerah dapat memberikan dukungan yang optimal agar produktivitas sapi di Aceh dapat meningkat, sehingga dapat memenuhi pasokan kebutuhan daging sapi di seluruh wilayah provinsi paling ujung di Pulau Sumatera ini.

Bank Indonesia, kata Lubis, memberikan perhatian besar terhadap kecukupan pasokan daging sapi di Aceh. Karena kata Kepala BI ini, daging sapi merupakan salah satu komoditas utama penyumbang inflasi di Aceh.

“Selama ini, produktivitas peternakan sapi masih belum memuaskan dan tata niaganya belum baik. Sebagian kebutuhan daging sapi Aceh masih dipasok dari luar daerah. Bank Indonesia terus mendorong perbankan untuk meningkatkan pembiayaannya ke sektor peternakan ini,” lanjut Lubis.

Ke depan, ujarnya, diupayakan agar usaha peternakan sapi di Aceh dapat mendorong tumbuhnya usaha terkait, baik backward maupun forward lingkages. Banyak produk turunan yang dapat dihasilkan seperti produksi olahan kulit sapi.

Bank Indonesia juga terlibat langsung dalam pengembangan usaha peternakan sapi di Aceh melalui berbagai program. Diantaranya pengembangan klaster sapi, membangun gudang pakan sapi dan membina kelompok sapi di daerah selama 3 tahun, lanjut Lubis.

Upaya untuk mendorong perbankan ke sektor produktif perlu dibingkai dalam konteks bisnis, bukan dalam konteks pemberdayaan atau tujuan sosial. Mengingat uang yang dikelola oleh perbankan merupakan uang masyarakat.

“Ke depan kami berharap perbankan di Aceh dapat menyalurkan pembiayaannya kepada sektor produktif, dan dengan pola akad musyarakah-mudharabah, disertai dengan grace period sehingga pengusaha mendapatkan jeda waktu yang cukup sebelum jatuh angsuran pertama,” lanjut Zainal Arifin Lubis.

Sementara itu Plt Gubernur Aceh, Nova Irianysah, menyampaikan, sektor peternakan merupakan salah satu sektor potensial di Aceh, namun masih belum banyak masyarakat yang terlibat dalam sektor dimaksud. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Aceh, antara lain berupa pembinaan, monitoring dan evaluasi sehingga peternak dan pedagang dapat memperoleh keuntungan dalam bisnis tersebut.

“Pada masa tertentu, harga daging sapi bisa sangat tinggi. Di sisi lain, masyarakat Aceh juga melihat daging sapi Aceh lebih enak dari yang lain. Namun peternak masih sering mengalami kesulitan dalam mengakses permodalan,” kata Nova.

Oleh karena itu, lanjut Nova, pada hari ini BNI Syariah telah menyatakan kesiapan dalam mendukung pembiayaan kepada para peternak sapi. “Kami berharap program ini dapat terus bergulir, berkembang dan membesar. Semoga peternak dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya,” kata Nova.

Selain BNI Syariah, pola kerja sama pembiayaan ini juga melibatkan perusahaan asuransi PT Jasindo Syariah. (Ria/ks)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER