Banda Aceh (Waspada Aceh) – Pendidikan bagi anak merupakan berkebutuhan khusus menjadi salah satu prioritas Pemerintah Aceh.
Penerapan sistem sekolah inklusif sudah dijalankan di Aceh sejak 2012 lalu. Hanya saja, harus diakui bahwa cara pengajaran dan penerapan kurikulum bagi mereka belum maksimal.
“Karena itu kita perlu mencari terobosan baru guna mengembangkan sistem pengajaran terbaik bagi anak kebutuhan khusus ini dalam sekolah inklusif,” kata Sekda Aceh, Dermawan, saat membuka seminar dan workshop pendidikan inklusi dan kebutuhan khusus di Anjong Mon Mata Banda Aceh, Senin (25/6/2018).
Disebutkan, seminar bersama UPSI merupakan langkah cerdas dalam mencari terobosan terkait sistem pendidikan inklusif. Lewat pertemuan ilmiah tersebut, diharapkan bisa melahirkan rumusan tentang pelaksanaan dan penerapan sekolah inklusif terbaik di Aceh, sehingga sekolah inklusif yang telah berjalan selama ini dapat disempurnakan lagi.
Senada dengan Sekda Dermawan, Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Darwati A. Gani, menyebutkan pendidikan inklusif bagi anak berkebutuhan khusus di Aceh bukanlah hal yang baru. Pada tahun 2012 lalu, gubernur telah mengeluarkan Pergub tentang penyelenggaraan pendidikan inklusif di Aceh.
Pergub itu berisi tentang kewajiban Pemerintah Aceh dan kabupaten untuk memberikan pendidikan khusus bagi anak-anak difabel sehingga mereka bisa merasa nyaman menerima pendidikan hingga ke sekolah umum.
Untuk memperkuat sistem pendidikan inklusif tersebut, PKK Aceh bersama UPSI Malaysia membuat seminar inklusif. Seminar tersebut, kata Darwati, harus dimanfaatkan para peserta yaitu para pendidik, terkait bagaimana penguatan sistem pendidikan inklusif di Aceh.
“Di Malaysia, UPSI berperan penting dalam pengembangan pendidikan inklusif. Saya mengajak kita semua berbagi pengetahuan, mencari dan merumuskan langkah terbaik agar kita juga bisa menetapkan sistem pendidikan inklusif yang baik di Aceh,” kata Darwati.
Darwati berharap Aceh bisa menjadi daerah terdepan dalam mewujudkan pendidikan inklusif terbaik di Indonesia. (b01)