Selasa, April 29, 2025
spot_img
BerandaLaporan KhususPendidikan Aceh Terkini di Mata Anggota DPRA, PTM Harus Berjalan Aman dengan...

Pendidikan Aceh Terkini di Mata Anggota DPRA, PTM Harus Berjalan Aman dengan Prokes

“Sekarang sudah dilakukan PTM, kita harapkan kepada pemerintah melalui dinas terkait melakukan strategi khusus untuk mengejar ketertinggalan akibat pandemi COVID-19”

—Anggota DPRA, Ali Basrah—

Kasus COVID-19 di Indonesia sudah mulai mereda. Sejumlah aturan terkait pencegahan penularan COVID-19 mulai dilonggarkan, termasuk aturan perjalanan dengan pesawat, kapal dan perjalanan darat. Pusat-pusat perbelanjaan, termasuk mall, sudah mulai melonggarkan aturan bagi konsumen yang berkunjung.

Tentu tidak kalah penting, sekolah-sekolah di semua wilayah di Indonesia juga sudah mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM). Termasuk sekolah-sekolah di Aceh, sudah semuanya menerapkan PTM, baik tingkat SD, SMP, SMA maupun perguruan tinggi.

Walaupun dalam kurun waktu 2 tahun kebelakang, proses pendidikan semuanya berubah dari tatap muka menjadi online akibat pandemi COVID-19. Namun seiring berjalannya waktu, kini angka penyebaran COVID-19 semakin berkurang dan sekolah kembali menerapkan PTM.

Berdasarkan pantauan Waspadaaceh.com, Selasa (15/3/2022), salah satu sekolah yang sudah menerapkan PTM adalah SMA Negeri 6 Kota Banda Aceh. Di mana sekolah ini telah melaksanakan proses pembelajaran secara normal dan pembelajaran di dalam kelas juga sudah berjalan seperti biasa.

Pembelajaran sepenuhnya dilakukan, bahkan kegiatan penunjang lainnya seperti ekstra kurikuler telah dilaksanakan. Dengan artian perlahan-lahan dunia pendidikan di Aceh akan normal kembali dan akan terus berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Aceh agar lebih baik.

Tetap Prokes untuk Keamanan Siswa

Meskipun begitu, pihak SMA Negeri 6 Kota Banda Aceh ini juga tetap memfasilitasi guru dan siswa untuk menerapkan prokes (protokol kesehatan), seperti dengan menyediakan tempat cuci tangan, pengecekan suhu, serta memakai masker.

Dengan demikian, walau PTM sudah bisa dilaksanakan, namun semua pihak harus tetap waspada, menjaga kemungkinan yang tidak diinginkan atas ancaman COVID-19 yang mungkin saja masih ada. Untuk itu pihak penyelenggara pendidikan harus mengantisipasi ancaman penyebaran COVID-19 dengan tetap melaksanakan prokes secara ketat. Hal itu bertujuan agar proses PTM tetap berlangsung aman dan berkualitas, dan dapat mengejar ketertinggalan akibat pandemi COVID-19.

Terkait dengan itu, Ketua Fraksi Partai Golkar Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Ali Basrah, kepada Waspadaaceh.com, Senin (14/3/2022), mengatakan, dengan dilakukannya PTM, interaksi guru dengan siswa semakin mudah dalam mentransfer ilmunya. Hal tersebut menurutnya, adalah kesempatan untuk membenahi pendidikan yang belum maksimal akibat serangan dari COVID-19.

Namun Ali Basrah mengingatkan agar para penyelenggara pendidikan tetap berhati-hati dan mewaspadai ancaman COVID-19 yang saat ini belum benar-benar tuntas, dengan cara menerapkan prokes kepada para siswa, guru dan tenaga kependidikan selama proses PTM dilksanakan.

“Pertama kita bersyukur pembelajaran sudah dilakukan tatap muka. Suasana inilah yang kita harapkan kemarin bisa cepat dilaksanakan, akan tetapi pasang surut situasi pandemi COVID-19 membuat ada aturan-aturan yang mengharuskan proses belajar mengajar secara terbatas,” tutur Mantan Kepala Dinas Pendidikan Aceh Tenggara ini.

Selama pandemi COVID-19, ucap Ali Basrah, pembelajaran jelas berbeda. Siswa mendapatkan informasi atau pembelajaran satu arah. Apa yang dilakukan semua terbatas, tentunya ini mengganggu kualitas dan mutu pendidikan, bukan hanya di Aceh tapi seluruh dunia.

“Sekarang sudah dilakukan PTM, kita harapkan kepada pemerintah melalui dinas terkait untuk melakukan strategi khusus dalam mengejar ketertinggalan akibat pandemi COVID-19,” pintanya.

Mantan Wakil Bupati Aceh Tenggara ini menuturkan, setiap guru harus mengevaluasi sejauh mana kemampuan anak-anak dalam merespon target kurikulum. Sehingga seorang guru bisa mendapatkan informasi tentang kelemahan siswa berada pada subtansi mana. Hal itu bertujuan untuk memberikan tindak lanjut dalam mengatasi kelemahan siswa.

“Dalam memperbaikinya bisa dengan cara menambah jam pelajaran di luar jam pelajaran yang sudah ditentukan atau memberikan tugas kepada anak-anak yang diawasi oleh orang tua,” tuturnya.

Meskipun mutu pendidikan terganggu akibat COVID-19, politisi Golkar ini mengingatkan bahwa untuk mengejar ketertinggalan tersebut seorang guru harus tetap mempertimbangkan kejiwaan anak, tidak boleh memaksa kemampuan dari pada anak didik.

Menurutnya untuk mengejar ketertinggal ini, setiap sekolah tentunya punya kiat dan strategi tersendiri, tinggal usaha dinas dalam mengawasi terutama jenjang pendidikan SMA atau SMK. Dinas Pendidikan harus melakukan kerja-kerja yang ekstra, dan rutin melakukan monitoring untuk semua jenjang pendidikan.

DPRA Harap Disdik Pastikan Sistem Berjalan Baik dan Aman

Ketua Komisi VI DPRA Tgk Irawan Abdullah kepada Waspadaaceh.com, Kamis (10/3/2022) menyebutkan, demi mengejar ketertinggalan pembelajaran selama COVID-19 yang paling penting adalah bagaimana sistem pembelajaran bisa berlangsung seperti biasanya, tapi para siswa tetap merasa aman dan nyaman.

Ketua Komisi VI DPRA, Tgk Irawan Abdullah. (Foto/Ist)

“Dalam artian, tatap muka ini berbeda dengan pelaksanaan pembelajaran secara daring. Oleh karena itu kita berharap bahwa Dinas Pendidikan memastikan bahwa sistem pendidikan di Aceh berjalan sebagaimana biasa, sehingga dapat terlaksana dengan baik,” ucap Anggota DPRA yang membidangi pendidikan.

Berkaitan dengan meningkatkan mutu pendidikan karena adanya ketertinggalan pasca pandemi COVID-19, itu tentu yang pertama sistem pendidikan yang sudah berjalan selama ini terus dlanjutkan dengan baik.

Kedua, kata Irawan, pihak penyelenggara pendidikan harus benar-benar menjalankan setiap program dan kurikulum yang sudah direncanakan. Karena walau bagaimanapun waktu itu tidak mungkin berulang. Tentu setiap sekolah atau pengajar harus mempunyai inovasi tersendiri supaya anak-anak tidak tertinggal.

“Begitu juga dengan menyikapi kondisi COVID-19 dalam dunia pendidikan supaya tidak ketinggalan dari orang lain. Karena kondisi ini memang hampir terjadi di seluruh dunia, artinya bisa berjalannya dunia pendidikan sebagaimana biasa saja sudah bagus ketimbang kita harus menyusahkan diri untuk mengejar ketertinggalan,” jelasnya.

Menurut politisi PKS ini, pendidikan bukan hanya dilihat dari capaian kurikulum yang dapat dicerna oleh anak-anak, tetapi ada yang lebih penting yaitu pembentukan karakter dan juga jiwa anak-anak didik jauh diutamakan. (Adv)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER