Banda Aceh (Waspada Aceh) – Dua pemuda Emperom Banda Aceh dan Panga Aceh Jaya yang telantar di Pulau Jawa pemulanganmya ke Aceh difasilitasi oleh Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA).
Kedua pemuda bernama, Malikul Fajri (24), alamat Keude Panga, Aceh Jaya. Dia dilaporkan korban perampokan di Yogyakarta saat hendak pulang ke Aceh.
Sedangkan Teuku Affan Athaya (18), pemuda asal Emperom, Jaya Baru, Banda Aceh, terlantar di Jakarta setelah hengkang dari salah satu pesantren di Magetan, Jawa Timur.
Keduanya dipulangkan via bus Putra Pelangi, melalui Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, Jumat (23/9/2022).
Kepala BPPA Kepala BPPA Akkar Arafat, mengatakan, mendapatkan informasi Malikul Fajri mengalami musibah perampokan dari organisasi mahasiswa Aceh di Yogyakarta, yaitu Taman Pelajar Aceh (TPA) Yogyakarta. Bahwa yang bersangkutan melaporkan insiden yang dialaminya kepada mahasiswa Aceh di sana untuk membantunya.
“Kami berterima kasih kepada para mahasiswa Aceh di Yogyakarta, khususnya TPA karena telah membantu Malikul Fajri, serta telah membiayai perjalanannya dengan menumpang bus dari Yogyakarta menuju Jakarta,” kata Akkar.
Namun berbeda dengan Teuku Affan Athaya, ia diketahui melalui orang tuanya hengkang dari salah satu pondok pesantren di Magetan, Jawa Timur. Sehingga meminta bantuan kepada BPPA untuk membantu pemulangannya ke Aceh setibanya di Jakarta.
“Insya Allah kita akan bantu keduanya yang merupakan warga Aceh kurang mampu, seperti yang biasa kita lakukan di Jakarta, atas amanah Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki,” kata Akkar.
Sementara itu, Malikul Fajri mengaku sudah berada di Yogyakarta sekitar setahun yang lalu. Dia hanya ingin mencari pekerjaan, untuk membantu kebutuhan keluarganya di kampung.
“Saya di sana kerjanya di tempat penjualan velg mobil di daerah Sleman, serta menerima jasa terapis untuk biaya tambahan kebutuhan,” katanya.
Namun tambahnya, dengan penghasilan yang pas-pasan akhirnya memutuskan untuk pulang ke Aceh. Karena upah yang diterima selama ini belum cukup untuk dikirim ke kampung.
“Selain mengirim uang kepada orang tua, saya juga membantu membiayai sekolah bagi adik-adik saya,” kata Malikul.
Tetapi, saat pemuda asal Aceh Jaya itu hendak pulang ke kampung pada 2 September 2022 lalu, mengalami musibah perampokan akibat kelalaiannya. Sehingga kehilangan sejumlah uang serta telepon genggamnya.
“Saya ketiduran di terminal Jombor Yogyakarta, saat menunggu bus keberangkatan, karena tiket sudah saya pesan. Tapi saat saya bangun handphone, sejumlah dokumen penting seperti ijazah, dan uang saku sekitar Rp200 ribu lebih hilang. Hanya dompet yang berisi kartu identitas tidak diambil,” kisahnya.
Sehingga Mulikul pun meminta bantuan kepada kawannya asal Aceh yang menempuh pendidikan di Yogyakarta. Kemudian ia menginap di Asrama Mahasiswa Aceh Meurapi di sana, sebelum dipulangkan.
“Saya berterima kasih kepada para mahasiswa Aceh di Yogyakarta yang telah membantu. Dan juga kepada Pemerintah Aceh, khususnya Badan Penghubung Pemerintah karena telah memfasilitasi pemulangan ke Aceh,” ujarnya. (Ria)