Minggu, Desember 22, 2024
spot_img
BerandaNasionalPemerintah RI Kurangi Ketergantungan Proyek Infrastruktur ke APBN

Pemerintah RI Kurangi Ketergantungan Proyek Infrastruktur ke APBN

Nusa Dua – Bali (Waspada Aceh) – Pemerintah akan terus meningkatkan pembangunan multi infrastruktur di Indonesia, diawali dengan penandatanganan perjanjian dan peluncuran sejumlah proyek yang difasilitasi BUMN dan Lembaga yang berada di bawah naungan Kementerian Keuangan RI, di Nusa Dua Bali, Senin (8/10/2018).

Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, di forum ini memastikan akan terus mengurangi ketergantungan proyek infrastruktur nasional terhadap APBN dengan mendorong skema pembiayaan yang inovatif dan kreatif.

“Tujuan dari implementasi skema pembiayaan yang inovatif dan kreatif adalah untuk mencapai target pembangunan, namun tetap menjaga APBN tetap sehat dan kredibel,” kata Sri Mulyani. Acara ini merupakan salah satu rangkaian dari Kegiatan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Nusa Dua, Bali, 8-14 Oktober 2018.

Penandatanganan perjanjian kerjasama dan peluncuran proyek tersebut, bersamaan dengan pelaksanaan Media Forum; Creative and Innovative Financing: Showcasing Indonesian Model (Pembiayaan Kreatif dan Inovatif: Showcase Model Indonesia).

Sedikitnya ada sekitar tujuh perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan Lembaga yang turut ambil bagian dalam perjanjian ini, yang akan menjalankan puluhan proyek multi infrastruktur di Indonesia.

Proyek-proyek tersebut  sebagai upaya memberikan kontribusi nyata bagi percepatan pembangunan untuk masyarakat Indonesia. Percepatan pembangunan hadir dengan berbagai struktur maupun skema pendanaan yang inovatif.

Penandatanganan komitmen itu antara lain dengan PT Sarana Multi Infrastruktur untuk proyek skema KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha) SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) Semarang Barat sebesar Rp 1,19 triliun dan proyek KPBU Satelit Multi Fungsi senilai Rp 6,7 triliun.

Selain itu, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia untuk proyek KPBU preservasi jalan nasional non tol ruas Sumatera Selatan senilai Rp 1,35 triliun serta proyek KPBU Kereta Api Makassar Pare-Pare sebesar Rp 1,1 triliun dan proyek KPBU pengembangan Bandar Udara Komodo sebesar Rp 1,1 triliun.

Selanjutnya, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk fasilitas pembiayaan UMKM Ekspor kepada PT Gema Ista Raya dan pembiayaan untuk WIKA guna mendukung pembangunan konstruksi di Afrika.

Kemudian PT Indonesia Infrastructure Finance untuk prakarsa pengusahaan jalan tol untuk wilayah Cikunir sampai Ulujami atau Jakarta Outer Ring Road Elevated (JORR III) senilai Rp 22,5 triliun.

Sebagaimana dikutip dari lampiran pada  situs www.kemenkeu.go.id, PT Sarana Multi Insfrastruktur (SMI), melalui tiga pilar bisnis yang dimiliki, yakni Pilar Pembiayaan & Investasi, Pilar Jasa Konsultasi dan Pilar Pengembangan Proyek, hadir dengan berbagai struktur maupun skema pendanaan yang inovatif.

Beberapa inovasi produk tersebut diantaranya:  Long tenor & grace period (proyek Jalan Tol Trans Sumatera, ruas jalan Medan – Binjai, Palembang – Indralaya, Bakauheni – Terbanggi Besar, tenor mencapai 25 tahun dan grace period 15 tahun.

Cash deficiency support (CDS) yang menciptakan efek crowding-in bagi lembaga pembiayaan lain karena comfort level yang dihadirkan produk tersebut (proyek Bakauheni  – Terbanggi Besar serta Terbanggi Besar – Kayu Agung).

First Loss Mechanism yang dikembangkan bersama dengan AFD (lembaga pembiayaan pembangunan Perancis), yang memberikan jaminan terhadap kerugian yang mungkin terjadi selama proyek dalam masa konstruksi sehingga meningkatkan kenyamanan project developer maupun investor dalam melaksanakan proyek.

Take Out Financing, di mana perseroan akan mengambil alih pembiayaan setelah masa pembiayaan oleh lembaga lain yang memiliki keterbatasan kapasitas tenor pinjaman berakhir.

Terkait pilar bisnis pengembangan proyek, PT SMI telah menerima 13 penugasan dari pemerintah melalui Kementerian Keuangan di berbagai sektor (air, telekomunikasi, kesehatan, dan transportasi masal).

Lima diantaranya telah mencapai financial close dan tengah dalam tahapan konstruksi (khusus proyek Palapa Ring paket barat sudah selesai konstruksi), satu proyek baru saja mengumumkan pemenang tender, dan proyek-proyek lain yang berada pada beragam tahapan penyiapan.

Melalui pilar bisnis Advisory, PT SMI berhasil membantu membuat struktur proyek yang memiliki bankability sangat baik sehingga menarik sedemikian banyak minat investor termasuk investor luar negeri. Dalam proyek KPBU Satelit Multi Fungsi senilai Rp 6,7 triliun, bidder asing dari Jepang, Cina, Luxembourg, Inggris dan Amerika ikut berpartisipasi dalam proses tender. (ria)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER