Jakarta (Waspada Aceh) – Pemerintah Aceh melalui Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) memfasilitasi pemulangan seorang pemuda asal Subulussalam, Ahmad Rifai, 18, yang terlantar di Jakarta.
Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) Almuniza KamalĀ mengatakan, pemuda asal Sikelondang, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam, Aceh itu akan dipulangkan ke Aceh dengan menggunakan bus Putra Pelangi melalui terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, Jumat (12/ 3/2021).
“Kemungkinan dia nanti turun di terminal bus di Medan. Karena informasi yang saya dapat dari keluarganya, di sana (Medan) ada paman atau tantenya,” kata Almuniza didampingi Kasubbid Hubungan Antar Lembaga dan Masyarakat, Cut Putri Alyanur, Jumat.
Dia menyebutkan, pemulangan masyarakat Aceh yang terlantar di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya merupakan amanah dari Gubernur Aceh, Nova Iriansyah,Ā terutamaĀ bagi mereka yang kurang mampu.
“Itu yang selalu kita lakukan membantu warga Aceh di perantauan terutama yang kurang mampu. Seperti dialami Ahmad Rifai yang dipulangkan hari ini dari Jakarta,” kata Almuniza.
Almuniza menjelaskan, selain membantu tiket, pihaknya juga memberikan uang saku untuk digunakan selama perjalanan.
Menurut informasi yang diperolehnya, Ahmad Rifai ke Jakarta beberapa waktu lalu bersama temannya. Namun sesampainya di Jakarta, Ahmad Rifai ditinggalkan oleh temannya tersebut. Tak sampai di situ, Ahmad juga mengaku ponsel genggam miliknya raib hingga dia kebingungan selama di Jakarta.
“Dan beberapa hari yang lalu telepon genggamnya juga hilang dicuri orang, ia pun tidak bisa menghubungi keluarganya,” kata Almuniza.
Sementara itu, Misrahayati, ibu sambung Ahmad Rifai mengaku kaget setelah mendapat informasi, bahwa keberadaan anaknya itu sudah di Ibukota Jakarta.
“Saya baru tahu, dan dapat kabar dari orang-orang di Subulussalam bahwa dia sudah ke Jakarta. Karena sekitar enam bulan yang lalu dia ke Samosir, Sumatera Utara, tempat ibu kandungnya, untuk mencari pekerjaan di sana,” kata Misrahayati melalui sambungan telepon.
Sebelumnya, kata Misrahayati, dia tinggal bersamanya di Subulussalam dari sejak Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Subulussalam.
“SMA sempat sebentar di Subulussalam. Kemudian minta sekolah di SMK di Medan, tapi tidak berapa lama sudah tidak mau sekolah lagi, dan pulang ketempat ibu kandungnya di Samosir,” katanya.
Namun, tambahnya, Ahmad Rifai yang tidak menamatkan sekolahnya di bangku SMA, kembali lagi ke tempatnya di Subulussalam. Tapi, setelah membuat kartu identitas (KTP) dia kembali lagi ke Samosir untuk terakhir kalinya.
“Sekarang kami kaget mendapat informasi bahwa sudah di Jakarta. Tidak terpikir akan seperti itu. Sama siapa dia pergi ke sana tidak tahu, makanya kami heran,” sebutnya.
Tapi, sekarang Misrahayati merasa lega setelah mendapat kabar, bahwa anak itu sudah mendapat penanganan dari Pemerintah Aceh di Jakarta.
“Saya selaku keluarga sangat berterima kasih kepada semua pihak dan juga Pemerintah Aceh yang sudah membantu dan mengantar pulang. Saya tidak bisa membalas jasa-jasa ini,” ujarnya. (Ria)