Banda Aceh (Waspada Aceh) – Pakar dari beberapa universitas baik dalam dan luar negeri menjadi pembicara utama dalam acara International Conference on Islamic Civilization (ICONIC) yang digelar Pascasarjana Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
Kegiatan ICONIC berlangsung pada 27-28 Oktober 2022, terpusat di Gedung Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Kegiatan ini juga digelar secara hybrid.
Direktur Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Prof Eka Srimulyani, mengatakan, pelaksanaan kegiatan ICONIC yang ke 3 ini mengusung tema “Religious Technology Advancement, and Social Changes”.
“Tema ini penting karena persoalan yang mewarnai perkembangan dan perubahan sosial dan sosial agama di tengah munculnya berbagai perkembangan teknologi,” tuturnya usai acara pembukaan ICONIC, Kamis (27/10/2022).
BACA:Â Program Magister KPI UIN Ar-Ranirry Berikan Pelatihan Literasi Digital di Dayah Darul Quran
Pembicara utama yang hadir secara langsung yaitu Prof Dr Mohd Roslan bin Mohd Nor dari University of Malaya, Malaysia, merupakan seorang pakar sejarah dan peradaban Islam.
Prof Jurgen Ruland dari Department of Political Science, University of Freiburg, Jerman, ahli Politik International, dan Dr Syekh Omar Bin Muhammad Kalash dari Lebanon, pakar dalam bahasa, linguistik dan pendidikan.
BACA:Â Yudisium Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Luluskan 13 Magister
Diskusi pakar, ini seperti yang disampaikan Rektor Prof Mujiburrahman, peran penting dunia akademik untuk berkontribusi secara ide, pemikiran dan gagasan. Terutama terhadap persoalan kemasyarakatan dan kemanusiaan yang sedang terjadi melalui kajian yang akan memberi dampak bagi perubahan dan kebijakan,” jelasnya.
Sementara itu Ketua Panitia ICONIC III, T Zulyadi mengatakan, dalam kegiatan ICONIC juga turut hadir beberapa pakar dari berbagai universitas di Indonesia yang juga akan mempresentasikan hasil penelitiannya.
BACA:Â Pengurus Senat Pascasarjana UIN Ar-Raniry Akan Beri Kontribusi Pada Almamater
“Selain melibatkan kalangan dosen, kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa S1, S2 dan S3. Jadi ICONIC ini bisa menjadi ajang dalam mengasah dan menyampaikan berbagai ide-ide akademik
agama, ekonomi, pendidikan, sosial ekonomi, bahasa dan lainnya di level perguruan tinggi,” tutur T Zulyadi.
Para pembicara dalam ICONIC juga dibagi dalam diskusi panel dengan beberapa topik yaitu Fiqh Modern, Pendidikan Islam, Ilmu Agama Islam, Pendidikan Agama Islam, Hukum Keluarga, Pendidikan Bahasa Arab, Ilmu Al-Quran dan Tafsir, Komunikasi Penyiaran Islam, dan Ekonomi Syari’ah. (*)