Senin, Februari 10, 2025
spot_img
BerandaAcehPanggung Debat, Kesempatan Meyakinkan Pemilih di Kota Banda Aceh

Panggung Debat, Kesempatan Meyakinkan Pemilih di Kota Banda Aceh

“Debat ini bukan hanya menjadi ajang adu gagasan, tetapi juga momen bagi rakyat untuk melihat sosok pemimpin yang mereka inginkan”

Rabu malam (30/10/2024), Amel Convention Hall Banda Aceh menjadi saksi sejarah dalam perjalanan demokrasi Kota Banda Aceh. Empat pasangan calon (Paslon) wali kota dan wakil wali kota Banda Aceh unjuk gigi dalam debat perdana untuk meyakinkan hati masyarakat Kota Banda Aceh.

Paslon yang bertarung pada Pilkada Banda Aceh kali ini adalah Illiza Sa’aduddin Djamal-Afdhal Khalilullah (nomor urut 01), Zainal Arifin-Mulia Rahman (nomor urut 02), Aminullah Usman-Isnaini Husda (nomor urut 03), dan Teuku Irwan Djohan-Khairul Amal (nomor urut 04).

Paslon tersebut datang dengan gagah dan kesiapan penuh membawa segudang visi-misi. Di antara Palson, ada yang datang membawa gagasan besar untuk memajukan Banda Aceh dan ada yang mengandalkan pengalaman kepemimpinan sebelumnya, ada pula yang hadir dengan ide-ide segar yang dituangkan dalam program kerja strategis.

Banda Aceh, yang dikenal sebagai kota dengan pemilih cerdas, menanti debat ini dengan penuh ekspektasi. Meski kapasitas gedung terbatas, debat ini disiarkan langsung melalui berbagai platform, termasuk televisi dan YouTube, sehingga dapat diakses luas oleh masyarakat.

Di berbagai sudut kota, warga terlihat memadati warung kopi dan tempat berkumpul lainnya untuk menyaksikan jalannya debat.

Hingga akhir acara, suasana di banyak titik kota terlihat ramai dengan warga yang serius menyimak paparan dari kandidat jagoan mereka.

Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Banda Aceh, Yusri Razali, dalam sambutan sekaligus membuka debat perdana, menyampaikan harapan besar agar setiap Paslon memanfaatkan momentum ini dengan sebaik-baiknya.

“Kami berharap kepada calon wali kota dan wakil wali kota dapat menggunakan kesempatan ini dengan baik untuk menyampaikan visi misi, program kerja yang dapat menyakinkan pemilih warga kota Banda Aceh untuk memilih pasangannya menjadi wali kota dan wakil wali kota untuk lima tahun ke depan,” ujar Yusri dalam sambutannya.

Debat perdana calon wali kota dan wakil wali kota Banda Aceh yang berlangsung di Hotel Amel Convention Hall, Banda Aceh, Rabu malam (30/10/2024). (Foto/Kia)

Yusri menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menyimak jalannya debat. Dengan siaran langsung melalui berbagai media, warga Banda Aceh diharapkan dapat memahami visi dan misi masing-masing kandidat sebelum menentukan pilihan pada hari pemungutan suara.

Debat ini bukan hanya menjadi ajang adu gagasan, tetapi juga momen bagi rakyat untuk melihat sosok pemimpin yang mereka inginkan. Dengan perdebatan yang diharapkan berlangsung sehat, masyarakat dapat menentukan pilihan berdasarkan penilaian objektif.

“Semoga debat ini menjadi salah satu momen penting dalam memperkuat demokrasi di Banda Aceh. Pilihan ada di tangan rakyat, mari bersama-sama wujudkan Pilkada yang damai, adil, dan bermartabat,” tutup Yusri di akhir sambutannya.

Debat Pengaruhi Pemilih

Sejumlah warga mengakui bahwa melalui debat tersebut, mereka dapat memahami visi dan misi para pasangan calon (Paslon) wali kota dan wakil wali kota yang akan memimpin Banda Aceh lima tahun ke depan.

Tgk Abdullah, salah seorang warga Banda Aceh, mengungkapkan bahwa debat publik berhasil menarik minatnya untuk menggunakan hak pilih. Sebelumnya, ia sempat ragu untuk berpartisipasi karena merasa kandidat yang bertarung tidak memberikan perubahan berarti. Namun, melalui debat yang ia saksikan melalui YouTube, pandangannya berubah.

“Dari situ saya tahu visi misi masing-masing kandidat. Sebenarnya saya tidak ingin menggunakan hak pilih karena calonnya itu-itu saja sejak beberapa Pilkada lalu. Namun, ketika menonton debat publik, saya tertarik ada tawaran visi-misi tertentu yang memberikan harapan kepada masyarakat,” ujarnya.

Hal serupa disampaikan Teuku Ardiansyah, warga lainnya, yang menyebut debat publik sebagai sarana penting untuk mengetahui kualitas kandidat. Menurutnya, panggung debat memberikan informasi yang jelas mengenai program kerja para kandidat.

“Dari visi-misi, kita tahu siapa yang punya program bagus untuk mengatasi berbagai permasalahan di Banda Aceh. Dengan begitu, kita bisa menentukan pilihan di 27 November 2024,” kata Ardiansyah.

Sementara itu, Novi, warga lainnya, mengapresiasi KIP Kota Banda Aceh yang telah menyelenggarakan dua kali debat publik. Menurutnya, masyarakat kini memiliki waktu yang cukup untuk memahami visi dan misi kandidat secara mendalam.

“Debat seperti ini penting untuk memperkuat kualitas demokrasi. Dengan visi-misi yang jelas, kita bisa memilih dengan lebih matang dan objektif,” tutur Novi.

Pertarungan Visi-misi

Paslon nomor urut 01, Illiza Sa’aduddin Djamal-Afdhal Khalilullah, mengusung visi “Banda Aceh Kota Kolaborasi” dengan misi memperkuat kemitraan pembangunan, meningkatkan nilai-nilai agama dan budaya, memberdayakan generasi muda, dan menjaga kualitas lingkungan hidup.

Paslon nomor urut 02, Zainal Arifin-Mulia Rahman, tampil dengan slogan “Terwujudnya Kota Banda Aceh Bermartabat untuk Semua”.

Mereka mengedepankan pengamalan syariat Islam, pembangunan ekonomi kerakyatan, serta penataan kota yang inklusif dan ramah lingkungan, meningkatkan kualitas pendidikan yang unggul dan akses pelayanan kesehatan yang cepat serta berkeadilan serta mlewujudkan ketertiban, ketentraman, keamanan, kenyamanan, dan keadilan dalam masyarakat.

Sementara itu, Paslon nomor urut 03, Aminullah Usman-Isnaini Husda, menonjolkan program “Banda Aceh Kota Islami, Gemilang, dan Berkelanjutan”. Mereka berfokus pada transformasi tata kelola, pemberdayaan masyarakat, serta pembangunan perkotaan yang merata dan berkelanjutan.

Sedangkan, Paslon nomor urut 04, Teuku Irwan Djohan-Khairul Amal, tampil dengan visi “Banda Aceh Kota Kita: Kreatif, Islami, Terbuka, dan Amanah”. Mereka menyoroti pentingnya pemerintahan yang transparan, ekonomi kreatif.

Mereka juga akan meningkatkan kualitas infrastruktur kota yang tangguh, berbudaya, dan berwawasan lingkungan dengan inovasi teknologi serta pengembangan sektor pariwisata halal dan energi terbarukan.

Visi-misi ini dikupas tuntas dalam panggung debat. Tentunya KIP Banda Aceh berharap visi-misi maupun program kerja masing-masing Paslon dapat mempengaruhi masyarakat untuk ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 27 November 2024.

Dengan begitu, partisipasi masyarakat diharapkan dapat meningkat dibanding Pilkada 2017 yang hanya 63 persen.

Dengan pemungutan suara yang tinggal menghitung hari, Banda Aceh menanti keputusan warganya untuk menentukan arah kepemimpinan kota ini selama lima tahun mendatang. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER