Sigli (Waspada Aceh) – Masyarakat Kabupaten Pidie berduka. Iskandar bin Abbas, seorang tokoh masyarakat yang dikenal sederhana, jujur, dan penuh dedikasi dalam pengabdian kepada rakyat, telah berpulang ke rahmatullah.
Almarhum meninggal dunia pada Jumat pagi, (23/5/2025), di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta, pada usia 64 tahun, setelah berjuang melawan komplikasi penyakit yang meliputi kelenjar getah bening dan tumor tulang belakang.
Iskandar, lahir dan besar di Kabupaten Pidie. Selama hidupnya, ia mendedikasikan diri untuk pembangunan dan pelayanan publik di Kabupaten Pidie, Aceh.
Ia mengawali karier sebagai camat dan selama 13 tahun dipercaya memimpin sejumlah kecamatan di Pidie. Dedikasinya membawanya menjabat sebagai Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kabupaten Pidie selama empat tahun, dan kemudian dipercaya sebagai Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Pidie, jabatan terakhirnya sebelum pensiun pada 2021.
Di mata masyarakat, Iskandar bukan sekadar birokrat. Ia adalah pemimpin yang merakyat, ringan tangan, dan tak segan menyapa warga dari dekat. Ia kerap terlihat bersepeda menyusuri kampung-kampung untuk mendengarkan langsung aspirasi masyarakat. Sosoknya yang rendah hati dan murah senyum membuatnya begitu lekat di hati warga.
Tak hanya di dunia birokrasi, almarhum juga dikenal aktif dalam kegiatan olahraga serta berbagai kegiatan sosial. Ia menjadi panutan karena ketegasan dalam mengambil keputusan, namun tetap ramah dan adil kepada siapa saja, tanpa membeda-bedakan latar belakang.
Menurut pihak keluarga, almarhum mulai mengalami gangguan kesehatan beberapa bulan terakhir. Awalnya didiagnosis menderita lipoma, namun kondisinya kemudian menurun drastis.
Ia sempat menjalani perawatan intensif, mulai dari Banda Aceh, Medan, hingga akhirnya dirujuk ke RS Dharmais Jakarta, tempat ia menghembuskan napas terakhir setelah dua minggu menjalani pengobatan intensif, termasuk kemoterapi.
Jenazah almarhum dibawa pulang ke kediamannya di Gampong Blang Asan, Sigli. Salat jenazah dilaksanakan di Masjid Agung Al Falah Sigli, sebelum dimakamkan di pemakaman keluarga di Lampoh Lada, Kabupaten Pidie.
Ratusan pelayat hadir, termasuk pejabat daerah, sahabat, mantan rekan kerja, serta warga Blang Asan yang merasa kehilangan atas kepergian tokoh yang dicintai.
Iskandar bin Abbas meninggalkan istri, bernama Nurlaili, dan empat orang anak, tiga perempuan dan satu laki-laki. Bagi keluarga, ia adalah suami yang penyayang dan ayah yang sabar.
“Ia tidak pernah mengeluh meski dalam kondisi sakit. Ayah menjalani hidup dengan ikhlas, bersahaja, dermawan dan selalu menjunjung tinggi keadilan,” ujar Sumandar Jaya Saputra, salah satu menantu almarhum, saat dihubungi Waspada Aceh, Minggu (25/5/2025).
Di hari-hari terakhirnya, almarhum tetap menunjukkan keteguhan hati. Meskipun tubuhnya melemah, semangatnya untuk sembuh dan kembali berkumpul bersama keluarga tidak pernah surut.
Kepergian Iskandar bin Abbas menjadi kehilangan besar bagi banyak orang. Nilai-nilai ketulusan, kesederhanaan, kejujuran, dan pengabdian yang ia wariskan akan terus hidup dalam ingatan masyarakat.
Ia telah menorehkan jejak yang tak terlupakan dalam membangun daerah dan merawat kemanusiaan.
Nilai-nilai ketulusan dan semangat pengabdiannya akan terus dikenang oleh masyarakat dan generasi muda.
Selamat jalan, Pak Iskandar. Jejak pengabdianmu abadi di hati kami. (*)