Banda Aceh (Waspada Aceh) – Sebanyak 52 narapidana melarikan diri dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Kutacane, Aceh Tenggara, pada Senin (10/3/2025) sekitar pukul 18.00 WIB, menjelang waktu berbuka puasa.
Para napi kabur dengan cara membobol pintu dan atap bangunan Lapas.
Bupati Aceh Tenggara, Salim Fakhry, yang turun langsung ke lokasi meninjau kondisi Lapas dan berdialog dengan warga binaan. Nupati mendapat informasi, para napi melarikan diri karena merasa kecewa dengan pelayanan di dalam Lapas.
“Bentuk kekecewaan ini, salah satunya terkait makanan. Tadi sudah dijelaskan oleh Kalapas bahwa anggaran makan untuk satu hari hanya Rp20 ribu,” ujarnya.
Selain itu, faktor lain yang diduga menjadi pemicu kaburnya para napi adalah kondisi Lapas yang mengalami over kapasitas.
“Lapas Kelas IIB Kutacane ini memang sudah melebihi kapasitas. Untuk itu, hal ini akan segera kami tindaklanjuti. Jika tidak ada halangan, besok (Selasa, 11 Maret 2025) Dirjen Pemasyarakatan dari Jakarta akan tiba di Aceh Tenggara untuk membahas solusi terkait permasalahan ini,” kata Salim Fakhry.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa empat hari sebelumnya, pihaknya telah menandatangani hibah tanah untuk merelokasi pembangunan Lapas Aceh Tenggara yang baru guna mengatasi masalah kelebihan kapasitas ini.
“Mungkin ini ada hikmahnya, agar pemerintah pusat, dalam hal ini Dirjen Lapas, bisa segera mengambil keputusan untuk mempercepat pembangunan Lapas baru,” tambahnya.
Bupati Salim Fakhry juga mengimbau para napi yang telah kabur agar segera kembali ke Lapas. Walaupun beberapa napi yang melarikan diri sudah berhasil diamankan kembali oleh petugas.
Namun, hingga saat ini, pihak kepolisian dan petugas Lapas masih melakukan pencarian terhadap napi lainnya yang masih dalam pelarian. (*)
