Minggu, November 24, 2024
spot_img
BerandaPariwaraMengenal Sosok Heni Ekawati, Kepala SLB Banda Aceh yang Ikut Andil Menyusun...

Mengenal Sosok Heni Ekawati, Kepala SLB Banda Aceh yang Ikut Andil Menyusun Kurikulum SLB Indonesia

“Setelah mengajar di SLB-B YPAC Banda Aceh, Pemerintah Aceh memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti program kelas jauh Universitas Negeri Padang, dan saya mendapatkan Sarjana Luar Biasa”

— Heni Ekawati, Kepsek SLB-B YPAC Banda Aceh —

Sepak terjang seorang guru yang masih terikat kontrak Dinas Pendidikan (Disdik) Aceh ini patut dibanggakan. Dia adalah Heni Ekawati, Kepala Sekolah SLB (Sekolah Luar Biasa)-B YPAC (Tunarungu dan Tunawicara) Banda Aceh. Meski dia masih berstatus sebagai guru kontrak, dia mampu monorehkan prestasi sampai ke tingkat nasional.

Baru-baru ini, Heni sapaan akrabnya, satu-satunya guru dari Aceh yang yang terlibat dalam penyusunan kurikulum SLB Indonesia. Tiga temannya berasal dari Makasar, Cicendo dan Bali.

“Pada tahun 2022, saya terlibat sebagai penyusun kurikulum SLB seluruh Indonesia,” ucap ibu dari dua anak ini kepada Waspadaaceh.com, Selasa (18/10/2022).

Saat menyusun kurikulum SLB se-Indonesia, Heni dan para Kepsek yang berasal dari masing-masing provinsi itu, digembleng habis-habisan selama tiga hari tiga malam untuk membuat kurikulum yang maksimal agar bisa diterapkan ke sekolah masing-masing.

Heni bergabung sebagai guru kontrak di sekolah SLB-B YPAC Banda Aceh sejak tahun 2005 sampai sekarang. Seiring berjalannya waktu, tahun 2016 awal dia mengukir prestasi di tingkat nasional, dan mendapat juara 4 dari 6 terbaik seluruh Indonesia dalam kegiatan sekolah imbas-mengimbas.

Pada tahun 2019 Heni juga mengikuti lomba Kepsek berprestasi di ajang nasional dan mendapat juara 3. Pada saat itu, dirinya mendapatkan apresiasi dari Disdik Aceh dan Pemerintah Aceh, berupa pemberian tiket umroh.

Sejak dia memenangkan Kepsek berprestasi, dia dipercaya oleh Pemerintah Aceh sebagai juri pada ajang pemilihan Kepsek berprestasi selanjutnya. Dia juga pernah dipercaya sebagai panelis penulis dari salah satu judul buku.

Tak puas memborong prestasi, sekarang Heni kembali mengikuti lomba Kepsek berprestasi pada acara Hari Guru Nasional (HGN).

Heni kelahiran Takengon, Aceh Tengah, 27 Juli 1982. Dia mulai menempuh pendidikan di SD Negeri 1 Takengon dan melanjutkan ke SMP Negeri 1 Takengon lalu masuk ke SMA Negeri 2 Takengon.

Meraih Gelar Sarjana Luar Biasa dan Magister

Kemudian, Heni melanjutkan pendidikan S1 FKIP Fisika di Universitas Serambi Mekkah dan lulus pada 2005. Merasa belum maksimal saat mengajar, Heni kembali mengambil studi S1 Pendidikan Luar Biasa di Universitas Negeri Padang.

“Setelah mengajar di SLB-B YPAC Banda Aceh, Pemerintah Aceh memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti program kelas jauh Universitas Negeri Padang, dan saya mendapatkan Sarjana Luar Biasa,” jelasnya.

Di tengah karirnya menjadi Kepsek, Heni kembali melanjutkan pendidikan S2 Managemen Administrasi Pendidikan di Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh. Pada tahun 2018 Heni sah menyandang sebagai Magister Administrasi Pendidikan.

Meskipun sudah menempuh berbagai pendidikan tinggi, ia menyadari, keahliannya dalam berbahasa isyarat didapatkan dari belajar otodidak (belajar mandiri).

“Misal ada bahasa asing yang tidak saya ketahui, saya belajar dengan siswa. Mereka ini bisa saja sebagai siswa, rekan, atau bahkan guru saya. Jadi saya punya kedekatan emosional dengan siswa,” jelasnya.

Dia menuturkan, selama menjalani karir, dia banyak mendapat dukungan dari keluarga terutama anak, suami, orang tua dan saudara. “Tanpa dukungan mereka saya tidak bisa apa-apa,” sebutnya.

Dia mengakui terlahir dari latar belakang keluarga sederhana. Heni adalah anak bungsu dari 8 bersaudara. Anak dari almarhum Ibrahim Munthe, pensiunan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Takengon dan ibu Hj Nurhayati. (Adv)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER