Timika (Waspada Aceh) – Di ujung ajang PON Papua, Aceh masih berpeluang meraih medali lewat atlet Kensi putri Aceh, Maisarah, yang berhasil melangkah ke babak final event olahraga akbar di tanah air ini.
Maisarah yang turun bertanding di kelas 55 Kilogram tampil ke final setelah di semifinal mengalahkan rivalnya, Nour Lolalita dari Riau dengan skor 5 – 0. Maisarah berhasil mengunci nilai satu wazari.
Perjuangan yang cerdas dan bertarung taktis diperlihatkan srikandi Aceh ini dalam semifinal dengan Kensi Riau tersebut.
Meski tidak meraih poin di laga dua menit itu, namun Maisarah cukup jeli dan taktis menghidar dari serangan lawan yang ingin mendapatkan nilai.
Hingga berakhirnya waktu dua menit laga itu, kedua kensi tersebut berakhir dengan skor kacamata, sehingga pertandingan dilanjutkan dua menit kemudian.
Pada lanjutan dua menit ini, Maisarah yang mendapat dorongan spirit dari para suporter Aceh, termasuk di antaranya Wakil Ketua Umum III KONI Aceh, Rayuan Sukma, Sekretaris Umum, M Nasir Syamaun, Sekretaris Umum Perkemi Aceh, Ahyar Daut, tampil lebih percaya diri dan penuh konsentrasi.
Di dua menit tambahan ini, Maisarah kembali memperlihatkan kecerdasannya bertarung dan taktis menyerang, sehingga berhasil mendapatkan satu wazari dengan nilai 5. Hasil satu geri atau tendangan yang masuk mengenai lawannya.
Berhasil memiliki satu wazari, Kensi Aceh ini makin cerdas dan taktis mengendalikan pertarungan, sehingga menyudahi pertandingan dengan kemenangan 5 – 0.
Di final Maisarah akan bertarung dengan kensi NTT, Siska. Kensi NTT ini maju ke final setelah mengalahkan Suci dari Sumatera Barat.
Lismarita Kalah Yusekachi
Keberhasilan Maisarah tidak dapat diikuti oleh rekannya, Lismarita, yang bertanding di kelas 55 Kilogram. Atlet Aceh ini kalah atas Marta dari Jawa Timur dengan Yusekachi atau hasil keputusan wasit, kalah unggul dalam menyerang (agresif) setelah keduanya bertarung tanpa nilai.
Dalam laga semifinal, Lismarita telah menunjukkan perjuangan maksimal, mengerahkan segala kemampuannya bertarung cerdas dan taktis, sehingga mengharuskan laga ini ditambah dua menit lagi, setelah pertarungan tanpa pukulan dan tendangan yang menghasilkan nilai.
Dalam laga lanjutan dua menit, Lismarita berusaha untuk mendapatkan nilai, sehingga praktis adu taktis berlangsung ketat dan seru. Namun laga ini juga berakhir imbang tanpa nilai.
Hasil keputusan wasit, Lismarita kalah yusekachi atau kalah unggul dalam menyerang (agresif).
Kalah di semifinal, Lismarita peraih medali emas di PON XVIII/2012 Riau, akhirnya harus puas mendapatkan medali perunggu.
Terbaik untuk Tanah Rencong
Sekretaris Umum KONI Aceh, M Nasir Syamaun menyebutkan, Lismarita dan Maisarah telah menunjukkan usaha dan perjuangan maksimal sejak di laga penyisihan pool hingga semi final ini, meski hanya Maisarah berhasil melangkah ke final.
M Nasir mengatakan, kempo dengan dua atlet putri yang bertarung di PON Papua, sementara sudah prestasi yang bagus.
“Kita harapkan, Maisarah bisa berbuat yang terbaik bagi Kontingen Tanah Rencong di pertandingan final, sehingga bisa meraih medali emas,” katanya.
Semangat Perjuangan
Sekretaris Umum Perkemi Aceh, tidak menyembunyikan rasa suka cita dan haru melihat semangat dan perjuangan yang luar biasa ditunjukkan dua kensinya dalam persaingan di ajang PON Papua yang ketat dan berat ini, sehingga bisa sampai semifinal dan final.
“Kita berusaha meraih yang terbaik untuk Tanah Rencong, semoga Maisarah bisa berhasil di pertandingan final yang digelar, Rabu (13/10/2021),” katanya. (Ria)