Aceh Besar (Waspada Aceh)– Kekeringan melanda kawasan Lhoknga, Aceh Besar, membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih.
Ribuan warga Kecamatan Lhoknga menggelar shalat istisqa, meminta hujan, sebagai bentuk ikhtiar untuk mengakhiri musim kemarau yang melanda daerah tersebut.
Shalat istisqa ini berlangsung di berbagai kemukiman seperti Lhoknga, Lampuuk, Kueh, dan Lamlhom pada Kamis (18/7/2024). Imam sekaligus Khatib di Masjid Al Ishlah, Lamkruet, Kecamatan Lhoknga, Tgk Muhammad Fauzi, dalam khutbahnya menekankan pentingnya introspeksi diri dan memperbanyak zikir serta istigfar.
“Mulailah introspeksi diri, tobatlah kepada Allah, dan bersegera dengan amal kebajikan. Mulai hari ini jangan memfitnah, berdusta, dan jangan melakukan hal-hal yang tercela lainnya,” tegasnya.
Fauzi juga mengingatkan bahwa Islam berasal dari kata “aslama yuslimu” yang berarti selamat, menjadikan Islam sebagai penyelamat di dunia dan akhirat.
Ikhsan, salah satu warga Lhoknga, menyatakan kepada waspadaaceh.com mereka saat ini hanya bisa bergantung pada pasokan air bantuan dari Pemerintah Aceh Besar.
“Bantuan air bersih tersebut hanya cukup untuk kebutuhan rumah tangga, tidak bisa untuk mengairi lahan pertanian,” ujarnya.
Ia berharap agar pasokan air untuk pertanian juga dapat disuplai agar warga bisa menanam padi.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar sebelumnya telah memberlakukan status siaga darurat bencana kekeringan di wilayah tersebut
“Penetapan ini dilakukan setelah melalui rangkaian rapat gabungan yang melibatkan lintas instansi hingga jajaran legislatif Aceh Besar,” kata Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto, dalam rilis pers Selasa (9/7/2024).
Menurut Iswanto, penetapan status tersebut bertujuan untuk memaksimalkan penanganan dampak kekeringan dengan melibatkan personel dari berbagai instansi terkait dan membuat skema operasional yang lebih terukur.
“Kita telah instruksikan pendirian posko dan Alhamdulillah telah dioperasionalkan di Kantor Camat Lhoknga,” tambahnya. (*)
