Sabtu, Oktober 5, 2024
BerandaAcehLahan Sawah di Aceh Besar Terus Menyusut, Nasib Buruh Tani Terancam

Lahan Sawah di Aceh Besar Terus Menyusut, Nasib Buruh Tani Terancam

Aceh Besar (Waspada Aceh) – Hamparan hijau dan sejuknya suasana persawahan menyambut sepasang suami istri Saldi, 55, dan Ummiyati, 50, saat mereka tiba di Desa Bakoy, Kec Ingin Jaya, Aceh Besar, Sabtu (17/2/2024).

Saldi menggendong tangki sprayer elektrik yang berisi air,  cairan pestisida dan juga perangsang. Ia memasang tangki itu di punggungnya seperti ransel, lalu mulai menyemprot tanaman padinya.

“Usia padi baru dua bulan menanam. Sekarang  mulai merawat karena sudah berulat, tumbuh eceng gondok juga. Jadi kami seminggu sekali ke sawah,” kata Saldi saat ditemui Waspadaaceh.com, Sabtu (17/2/2024).

Sementara itu, Ummiyati sedang mencabut  eceng gondok dan tanaman liar lainnya yang tumbuh di antara tanaman padi. Ia mengatakan, hal itu bisa mengganggu pertumbuhan dan kualitas padi.

“Kalau tanaman padi tidak bisa ada tanaman lainnya. Kalau ada, kualitas padinya nanti tidak bagus,” ujarnya.

Saldi dan Ummiyati mengaku sudah menjadi petani buruh sejak lama. Mereka tidak memiliki lahan sendiri, sehingga harus menggarap sawah milik orang lain dengan sistem bagi hasil.

Pekerjaan sebagai buruh tani tidak mudah. Selain harus bekerja keras di sawah, mereka juga harus menghadapi berbagai kendala, seperti cuaca, hama, penyakit, dan biaya produksi.

Sebelumnya, kendala terbesar yang mereka alami saat musim penghujan yang membuat sawah  tergenang.

“Desember lalu kan musim hujan, kalau hujan terus, padi bisa busuk atau rebah. Jadi harus selalu waspada,” kata Ummiyati.

Saldi dan Ummiyati mengaku khawatir dengan nasib sawah yang mereka garap. Pasalnya, banyak lahan sawah di Aceh Besar yang sudah beralih fungsi menjadi pemukiman.

“Banyak orang yang jual sawahnya untuk dibangun rumah atau ruko. Wilayah Bakoy ini juga bisa dilihat hampir tergerus lahan sawahnya,” ungkap Saldi.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, luas lahan sawah di Aceh Besar  tahun 2023 adalah 28.312 hektare, turun 2,5 persen dari tahun 2022 yang mencapai 29.050 hektare. Penyebab utama penurunan lahan sawah adalah perubahan fungsi lahan menjadi pemukiman, dan infrastruktur.

Momentum pemilu ini, Saldi juga berharap kepada siapa yang terpilih menjadi pemimpin nantinya yang peduli nasib petani dan juga memperjuangkan ketahanan pangan di Aceh Besar. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER