Sabtu, Mei 4, 2024
Google search engine
BerandaKLB Polio di Aceh, Kadinkes: Hanya Dapat Dicegah dengan Imunisasi

KLB Polio di Aceh, Kadinkes: Hanya Dapat Dicegah dengan Imunisasi

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Kepala Dinas Kesehatan Aceh, Hanif menegaskan, penanganan polio di Aceh hanya bisa dicegah melalui imunisasi.

“Imunisasi harus dikejar agar tidak menjalar ke anak-anak yang lain,” ucap Hanif saat membuka acara media brefing dengan tema: Peran Media dalam Penanganan KLB Polio di Aceh, yang berlangsung di Bapelkes Aceh, Rabu (30/11/2022).

Saat ini, lanjut Hanif, Kementerian Kesehatan menyiapkan tiga juta dosis untuk Aceh. Sementara, Dinkes Aceh sendiri, menargetkan 1,2 juta dosis tersalurkan di Aceh.

Pelaksanaan imunisasi ini dibagi untuk tiga tahap. Pertama untuk Pidie, kemudian untuk tahap dua pada enam kabupaten, yaitu Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Sabang, Pidie Jaya, Bireuen dan Aceh Utara. Selebihnya untuk kabupaten lain akan menyusul dalam waktu dekat.

“Untuk Pidie sendiri, total imunisasi yang targetkan sebanyak 91.484. Sampai hari ini 29.475 anak yang sudah diberikan, artinya 32,2 persen dari total sasaran. Ini masih banyak, mudah-mudahan dalam waktu singkat dapat selesai,” harapnya.

Sementaraitu, Plt Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, Prima Yosephine mengatakan, sejak empat tahun terakhir, cakupan imunisasi sangat rendah di Aceh. Jika dilihat grafiknya tahun 2019-2022 imunisasi menunjukan angka merah, artinya cakupan vaksinasi sangat kurang dari tahun ke tahun.

Begitu juga dengan Kabupaten Pidie atau daerah yang pertama kali ditemukan kasus polio di Aceh. Cakupan imunisasi dasar sejak 10 tahun terakhir semakin menunjukkan tren menurun.

Jika dilihat cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) dan imunisasi baduta di Provinsi Aceh sampai Oktober 2022 belum ada yang mencapai 75 persen. Apalagi Kabupaten Pidie sendiri IDL hanya 0,5 dan Imunisasi Balita Lengkap (IBL) 0,3 persen.

Apabila cakupan imunisasi rendah dalam waktu lama akan menyebabkan Aceh beresiko terjadi KLB Polio. “Kalau imunisasi rendah, otomatis akan rentan terhadap datangnya penyakit,” sebutnya.

Berdasarkan hasil survei cepat yang dilakukan Kemenkes di Pidie, pada 26 rumah di Desa Mane yang dikunjungi, ada 33 anak yang dijadikan sampel. Hanya delapan anak atau 24 persen imunisasinya lengkap. Selebihnya anak belum mendapatkan imunisasi.

Rendahnya imunisasi di Aceh, lanjut Prima, dengan alasan beragam, di antaranya takut akan efek samping, tidak diizinkan oleh ayah, tidak mengetahui manfaat imunisasi polio, takut untuk disuntik serta terdapat alasan yang tidak menyenangkan saat imunisasi.

“Yang paling disayangkan, ada beberapa nakes di Aceh yang masih ragu untuk memberikan imunisasi kepada anaknya,” jelasnya.

Untuk mengatasi kasus polio di Aceh, kata Prima, Kemenkes sudah melakukan advokasi dengan Gubernur Aceh, advokasi ke tim penggerak PKK Provinsi Aceh serta advokasi ke Bupati dan tim penggerak PKK Kabupaten/Kota di Aceh. Di samping itu Kemenkes juga mulai menjalankan penguatan imunisasi di Aceh. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER