Lhokseumawe (Waspada Aceh) – Terlambatnya pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA/APBD), maka berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi tersebut dan lemahnya perputaran uang.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe, Yufrizal, Kamis (21/6/2018) mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,06 persen, sementara untuk pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh hanya mencapai 3,34 persen.
“Apabila kita merujuk pada data tersebut, maka pertumbuhan ekonomi Aceh berada di bawah nasional. Hal itu disebabkan karena persoalan polemik APBA yang terlambat disahkan dan berpengaruh ke berbagai sektor,” ujar Yufrizal.
Yufrizal menambahkan, dengan terlambatnya pengesahan APBA itu, maka sejumlah dana tidak bisa dicairkan. Hal itu mengakibatkan lemahnya perputaran uang di Aceh, sehingga ekonomi tidak bisa tumbuh dengan baik. Apalagi sektor ekonomi Aceh hanya bergantung pada APBA.
Apabila dibandingkan dengam provinsi lain di Sumatera, maka Provinsi Aceh menempati urutan ketiga dengan pertumbuhan perekonomian yang paling rendah. Hal tersebut harus menjadi perhatian penting semua kalangan.
“Untuk saat sekarang ini perekonomian Aceh hanya bergantung pada APBA saja. Apabila APBA itu telah disahkan maka langsung berdampak terhadap perekonomian dan perputaran uang di Aceh, ” tutur Yufrizal. (b.01)
