Selasa, April 30, 2024
Google search engine
BerandaAcehKenduri Nuzulul Qur'an, Warga Banda Aceh Masak 28 Belanga Kuah Beulangong

Kenduri Nuzulul Qur’an, Warga Banda Aceh Masak 28 Belanga Kuah Beulangong

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Sebanyak 28 belanga kuah beulangong dipersiapkan dalam rangka khanduri memperingati nuzul Quran yang berlangsung di Desa Ateuk Munjeng Kota Banda Aceh pada 22 Ramadhan 1445 H, Selasa (2/4/2024).

Pantauan Waspadaaceh.com, tepat di halaman samping Masjid Almukarrahmah
28 belanga besi ukuran besar itu ditaruh rapi di atas tungku dari drum besi.  Aroma kari menyeruak dari belanga tersebut.

Kuah beulangong, yang juga disajikan dalam perayaan besar Islam dan kenduri lainnya, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial masyarakat setempat.

Juru masak, Fajar Baizuri (30) pemuda Gampong Ateuk Munjeng terlihat paling sibuk Fajar hilir mudik ke belanga-belanga, untuk memastikan daging yang sudah dibalur rempah-rempah itu tercampur dengan sempurna. Proses memasaknya butuh waktu tiga jam sampai kuah beulangong benar-benar matang.

Fajar mengikuti jejak ayah dan kakeknya yang juga merupakan koki handal. “Bumbu yang saya racik ini resep warisan ayah dan kakek saya, Sejak ayah meninggal tahun 2013, warga menunjuk saya menjadi juru masak,” kata Fajar

Sejak pagi  Fajar dan warga sekitar  bergotong royong mempersiapkan segala kebutuhan untuk memasak kuliner khas Aceh itu, mulai menyembelih sapi, kemudian daging tersebut dipotong-potong hingga berukuran kecil, membersihkan daging dan mempersiapkan tempat.

Tahun ini, kata Fajar mereka menyembelih empat ekor sapi. Biaya yang dikeluarkan mencapai Rp100 juta, biaya tersebut merupakan  hasil  donasi dari swadaya masyarakat. Setiap belanga berisi 2 kg daging sapi, yang siap dibagikan kepada 77 kepala keluarga di Gampong Ateuk Munjeng.

Mereka juga  menyiapkan  untuk buka puasa bersama di masjid, Bukan hanya warga sendiri, warga dari desa tetangga juga diundang untuk menikmati kuah beulangong bersama.

Menjelang sore, masyarakat Desa Ateuk Munjeng berbondong-bondong mendatangi lokasi itu dengan membawa wadah-wadah untuk menampung kuah beulangong yang siap dibagikan untuk berbuka puasa.

Tradisi ini menjadi momen penting untuk menjalin keakraban antarwarga, baik dalam Gampong Ateuk Munjeng maupun dengan warga desa lainnya, memperkuat tali persaudaraan di bulan yang penuh berkah ini. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER