Selasa, Februari 4, 2025
spot_img
BerandaKanker Payudara Dominasi Kasus di Aceh

Kanker Payudara Dominasi Kasus di Aceh

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Setiap tanggal 4 Februari, dunia memperingati Hari Kewaspadaan Kanker Sedunia sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit kanker.

Spesialis Bedah RSUD Zainoel Abidin (RSUDZA), dr. Noer Faisal Darni, Sp.B(K) Onk, mengatakan bahwa secara global ada 10 juta kematian akibat kanker setiap tahun. Jenis kanker yang paling sering ditemui adalah kanker payudara, kanker paru-paru, kanker kolorektal, kanker prostat dan kanker serviks (kanker leher rahim).

Sementara di Aceh sendiri, kata dr Noer Faisal, dalam beberapa tahun terakhir, kanker payudara tercatat posisi teratas sebagai kanker yang paling banyak diderita perempuan. Walaupun, sebelumnya adalah kanker leher rahim (Serviks) berada di posisi pertama.

“Dulu, kanker leher rahim mendominasi. Tapi dengan adanya vaksinasi HPV, angka kasusnya menurun. Sementara kanker payudara tidak memiliki vaksin, sehingga deteksi dini menjadi kunci utama,” ujar dr. Noer Faisal kepada Waspadaaceh.com, Selasa (4/2/2025).

Dia mencontohkan, misal ada 60 pasien yang antre di poli bedah, 40 di antaranya adalah pasien onkologi, dan 30 merupakan pasien kanker payudara. Artinya, pasien onkologi di rumah sakit ini didominasi oleh penderita kanker payudara.

Penyebab pasti kanker payudara hingga kini, kata dr. Noer Faisal, belum diketahui. Namun ada faktor yang meningkatkan risiko, yang secara garis besar dibagi menjadi faktor hormonal dan faktor non-hormonal.

Faktor Hormonal yaitu hormon estrogen berperan dalam pertumbuhan kanker payudara. Semakin lama seorang perempuan terpapar estrogen (misalnya menstruasi sejak usia sangat muda atau menopause terlambat), semakin besar risikonya.

Kehamilan dan menyusui membantu menekan kadar estrogen, sehingga bisa menurunkan risiko kanker.

Sementara, faktor non hormonal, kanker itu bisa disebabkan pola makan tinggi kolesterol dan obesitas. Konsumsi alkohol dan kebiasaan merokok. Faktor lingkungan dan daya tahan tubuh yang rendah.

Meski kanker bisa dipengaruhi faktor keturunan, namun tidak semua anak dari penderita kanker akan mengidap penyakit yang sama. Faktor lingkungan dan gaya hidup juga memiliki pengaruh besar dalam memicu munculnya kanker.

Karena itu, ia menekankan pentingnya pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan pemeriksaan klinis untuk mendeteksi kanker dalam stadium dini. Semakin awal ditemukan, semakin besar peluang pengobatan yang berhasil.

“Kalau kanker ditemukan lebih awal, pengobatannya lebih efektif dan peluang sembuh lebih besar. Jangan menunggu sampai gejala parah baru mencari bantuan medis,” pesannya.

Peringatan Hari Kanker Sedunia ini menjadi momentum untuk memperkuat kesadaran bahwa kanker bukan hanya masalah individu, tetapi tanggung jawab bersama. Semua pihak harus berperan dalam upaya pencegahan dan deteksi dini, demi menekan angka kejadian kanker di Aceh dan di seluruh Indonesia.

Tahun ini, tema global yang diusung adalah “United by Unique” yang berarti setiap individu memiliki peran dalam upaya pencegahan dan penanganan kanker.

“Artinya, penanganan kanker bukan hanya tanggung jawab pasien, keluarga, dan dokter, tetapi memerlukan partisipasi seluruh masyarakat. Ada yang berperan dalam penyebaran informasi, ada yang membantu pasien mendapatkan akses medis, dan ada pula yang mendukung dalam bentuk lainnya,” tutupnya. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER