Aceh Tenggara (Waspada Aceh) – Sedikitnya 30 wartawan di Kabupaten Aceh Tenggara mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Jurnalistik yang diselenggarakan Dinas Informatika dan Komunikasi (Infokom) bekerjasama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh Tenggara di alua kantor PWI di Kutacane, Rabu (30/5/2018).
Kegiatan Bimtek Jurnalistik yang bertemakan, Mewujudkan Pers Agara yang Sehat dan Profesional, dibuka secara tesmi oleh Kadis Infokom Aceh Tenggara, Azhari,SH. Kadis Infokom mengingatkan bahwa penertiban orang-orang yang mengaku wartawan harus segera dilakukan sebelum tindak-tanduk mereka meresahkan masyarakat dan mencoreng nama baik wartawan yang sesungguhnya.
“Kami akan mendukung upaya penertiban wartawan melalui mekanisme sertifikasi atau uji kompetensi,” kata Azhari.
Bimtek Jurnalis ini sendiri menitik-beratkan pada penaatan kepada kode etik wartawan, teknik menulis feature dan indepth reporting. Untuk pembahasan kode etik dan penertiban wartawan, disampaikan oleh Abadi Selian, Ketua PWI Aceh Tenggara, sedangkan untuk Teknik Menulis Feature dan Indepth News, disampaikan oleh Maskur Abdullah, jurnalis senior yang juga tercatat sebagai penguji kompetensi wartawan di Lembaga Pers Dr.Sutomo (LPDS) Jakarta.
Abadi Selian pada kesempatan itu mengatakan bahwa masyarakat mau pun instansi harus berani dengan tegas menolak kehadiran orang-orang yang mengaku sebagai wartawan, tapi sesungguhnya dalam praktiknya mereka tidak berprofesi dan berprilaku sebagai wartawan.
“Bahkan penjahat pun ada yang mengaku-ngaku sebagai wartawan dan melakukan pemerasan. Jadi masyarakat harus berani menolaknya. Banyak wartawan gadungan alias wargad yang gentayangan sekarang ini,” kata Abadi.
Sementara itu Maskur Abdullah mengingatkan peserta, agar selalu meningkatkan kapasitasnya, baik dalam tugas meliput berita mau pun dalam menulis laporan/beritanya.
“Mulailah membuat karya yang lebih baik, dengan indepth reporting. Atau membuat liputan dan laporan berita lebih mendalam. Belakangan ini sangat jarang seorang wartawan menurunkan laporan mendalam. Berita-berita yang muncul belakangan ini sangat dangkal dan minus data,” kata Maskur Abdullah. (cas)