Senin, November 25, 2024
spot_img
BerandaJauhi Pola Kekerasan dalam Pendidikan Anak

Jauhi Pola Kekerasan dalam Pendidikan Anak

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Kendati pendidikan anak menjadi tanggung jawab semua pihak, namun peran paling utama berada di pundak orang tua. Karena orang tua merupakan pihak pertama yang mendidik dan memenuhi segala kebutuhan anak.

Demikian dikatakan Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Aceh, Amrina, dalam diskusi publik bersama UNICEF dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Banda Aceh, Kamis (6/2/2020).

Bicara mengenai upaya pemenuhan dan perlindungan hak-hak anak, Amrina menegaskan bahwa tidak boleh ada kekerasan, termasuk dalam pola pendidikannya.

“Tidak dibenarkan dengan cara memukul. Karena akan berefek tidak baik saat anak tumbuh kembang menjadi dewasa. Kalau ada yang bilang, ‘karena saya pukul makanya jadi gubernur,’ seharusnya dibalik, ‘kalau gak dipukul justru bisa jadi presiden,” sebutnya.

Banyak faktor yang memengaruhi pemenuhan hak anak, salah satunya kondisi ekonomi. Amrina menyebut korelasi ini menjadi dorongan terhadap pemerintah untuk memberantas kemiskinan.

“Kemiskinan perlu diberantas agar anak terpenuhi segala kebutuhan dasarnya,” kata dia.

Sementara Andi Yoga Tama dari Unicef menjelaskan, slogan ‘Aceh Hebat’ yang diusung oleh Pemerintah Aceh pun, bisa terwujud jika perlindungan serta hak anak sudah terpenuhi.

“Diskusi mengenai pemenuhan hak anak masih sangat kurang di publik. Mungkin karena banyak yang belum memahami bahwa di Aceh sendiri masih banyak yang belum memahami tentang pemenuhan hak anak,” kata Andi.

Beberapa SKPA di Aceh, lanjut dia, memiliki tupoksi yang bersentuhan langsung dengan anak, seperti dinas sosial, dinas kesehatan, dan dinas pendidikan. Karenanya Andi berharap program-program yang dijalankan pada dinas-dinas terkait mencakup pemenuhan dan perlindungan hak anak.

Berita Lainnya: Gara-gara Hukum Siswa untuk Membina, Guru SD di Aceh Singkil Trauma Mengajar

Andi berharap, diskusi tersebut dapat menambah wawasan khalayak, sehingga nanti semakin banyak orang yang tergerak untuk berkontribusi dalam memenuhi hak anak.

“Kita ingin anak-anak Aceh hebat-hebat dan bisa berkontribusi membangun Aceh di masa depan,” tutur Andi.

Peran Media Massa

Di samping itu, selain masyarakat, media massa juga berperan penting dalam mendorong kebijakan terkait pemenuhan hak anak. Ketua AJI Banda Aceh, Misdarul Ihsan, dalam kesempatan itu mengatakan, diskusi semacam ini penting sebagai pengetahuan sekaligus menumbuhkan semangat untuk ikut berkontribusi.

“Saat ini, media massa tidak hanya memberitakan peristiwa, namun juga meliput terkait pemenuhan hak anak seperti dalam bidang kesehatan, perlindungan, lingkungan, dan lainnya,” kata dia.

“Kita ingin menekan angka kekerasan terhadap anak di Aceh, mudah-mudahan dengan keterlibatan semua pihak, angka kekerasan anak di Aceh bisa berkurang,” tandasnya. (Fuadi)

Berita lainnya: Lagi, Guru Ngaji Cabuli Dua Santri di Aceh Utara 

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER