Jumat, Mei 3, 2024
Google search engine
BerandaNasionalJalankan Puasa, Dokter Gigi dan Ustaz Tetap Sarankan Perawatan Kesehatan Gigi Serta...

Jalankan Puasa, Dokter Gigi dan Ustaz Tetap Sarankan Perawatan Kesehatan Gigi Serta Mulut

Jakarta (Waspada Aceh) – Berpuasa di bulan Ramadhan merupakan ibadah mulia umat muslim karena berlimpahnya keutamaan, di antaranya pahala ibadah yang berlipat ganda. Tercatat ada beberapa yang bisa membatalkan puasa, seperti makan dan minum.

Selain itu delama ini menjadi pertimbangan masyarakat dalam memeriksakan atau melakukan perawatan gigi saat berpuasa, karena khawatir bisa membatalkan puasa Kondisi ini menjadi kekhawatiran praktisi kesehatan terkait potensi penurunan kondisi kesehatan gigi dan mulut masyarakat akibat menunda kunjungan ke dokter gigi di bulan Ramadhan.

Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Universitas Sumatera Utara (USU) drg. Siti Salmiah Sp.KGA.Subsp.KKA(K), Sabtu (6/4/2024) mengungkapkan, kunjungan pasien gigi umum di RSGM USU memang mengalami penurunan saat memasuki Ramadhan.

“Biasanya orang mau puasa memeriksa dulu gigi dan mulutnya agar puasanya nanti nyaman. Jadi sebelum Ramadhan meningkat kunjungan pasiennya. Namun ketika masuk bulan Ramadhan, betul ada penurunan kunjungan pasien gigi umum di RSGM USU karena sepertinya masyarakat menunda kunjungan saat puasa,” katanya.

Padahal, semestinya jika memang terjadi kondisi khusus atau waktunya melakukan pemeriksaan gigi meskipun saat Ramadjan, sebaiknya tetap dilakukan.

“Meskipun berpuasa dengan kondisi gigi dan mulut yang sehat sekalipun, akan tetap agak bau mulut karena faktor pencernaan kosong. Apalagi jika kita berpuasa dengan kondisi sedang sakit gigi atau mulut, bau mulutnya meningkat dua kali lipat. Jadi, sebaiknya tetap memeriksakan gigi dan mulut secara rutin meskipun sedang berpuasa,” jelas drg. Siti.

Kondisi ini diperkuat oleh data dari Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Indonesia (ARSGMPI) yang menerangkan, telah terjadi penurunan jumlah kunjungan pasien di sejumlah Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas di berbagai kota selama bulan Ramadhan.

Sebagai contoh, di RSGM FKG Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, persentase kunjungan pasien menurun hingga 20%, di RSGM FKG Universitas Padjadjaran, Bandung, turun sebanyak 35%, bahkan di RSGM FKG Universitas Sumatera Utara, Medan, turun mencapai hingga 50%.

Kehawatiran ini rupanya turut menjadi perhatian Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung yang kemudian merilis fatwa yang menyatakan bahwa melakukan perawatan gigi dan mulut di bulan Ramadhan tidak membatalkan ibadah puasa.

Seperti tertuang dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia Kota Bandung Nomor: 250/E/MUI-KB/V/2018 mengenai Tindakan Kedokteran Gigi. Sejumlah tindakan antara lain, pembersihan karang gigi, pencabutan maupun penambalan gigi, hukumnya tidak membatalkan puasa. Fatwa ini sendiri keluar setelah Persatuan Dokter Gigi Indonesia Kota Bandung meminta fatwa MUI Kota Bandung terkait hukum dalam melakukan pemeriksaan dan perawatan gigi dan mulut saat puasa Ramadhan.

Fatwa tersebut dijelaskan oleh Ustaz Dr. Zulkarnain Muhammad Ali, Da’i Nasional bersertifikasi MUI & Kemenag RI yang mengatakan, sesungguhnya Allah telah memberikan begitu banyak karunia pada manusia. Sehingga menjadi tanggung jawab untuk merawat pemberian Allah, termasuk gigi.

Sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW yang senantiasa bersiwak setiap berwudhu, meski sedang berpuasa. Selain itu, seorang muslim wajib mengutamakan kemaslahatan dirinya, tidak terkecuali perihal gigi.

Diriwayatkan salah satu Imam Madzhab seperti Imam Maliki bahwa puasa makruh bagi orang dengan uzur untuk segera mengobati sakit gigi guna menghindari kemudharatan lain seperti timbul penyakit baru, penyakit bertambah parah, atau menderita sakit luar biasa.

Mengingat pentingnya perawatan dan pemeriksaan gigi dan mulut, maka masyarakat sangat dianjurkan untuk selalu melakukan perawatan rutin dan segera memeriksakan kondisi gigi dan mulut jika diperlukan, meskipun tengah berpuasa Ramadhan.

“Jangan menjadikan puasa sebagai halangan merawat kesehatan gigi. Justru bersemangatlah memastikan gigi dan mulut tetap sehat agar dapat memaksimalkan fokus ketika menjalankan segala amal ibadah Ramadhan yang hanya setahun sekali. Kita pun dapat bersilaturahmi bersama keluarga dan kerabat dengan nyaman,” kata Ustaz Zulkarnain.

dr.Siti Salmiah lantas memaparkan sejumlah langkah yang dapat membantu mengurangi permasalahan gigi dan mulut saat berpuasa. Pertama, jangan tunda ke dokter gigi kalau memang ada masalah gigi dan mulut agar tidak berlarut penyakitnya.

“Lalu, untuk perawatan secara rutin saat berpuasa, setelah sahur tunggu setengah jam, lalu sikat gigi. Malam pun demikian, sebelum tidur, menyikat gigi. Lantas, berkumur setiap setelah makan. Jaga keseimbangan nutrisi makanan antara sayuran, protein, karbohidrat dan buah karena akan lebih menyehatkan tubuh secara keseluruhan.”

“Terakhir, jangan lupa menyikat gigi yang benar ke seluruh permukaan gigi agar gigi bersih sempurna. Insya Allah akan lebih terjaga kesehatan gigi dan mulutnya saat berpuasa,” lanjut Siti.

Penjelasan dari pakar kesehatan dan juga tokoh agama tersebut sejalan dengan misi Unilever Indonesia melalui brand Pepsodent dalam mendukung edukasi serta perawatan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia.

Drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent, MDSc, Head of Professional Marketing Personal Care Unilever Indonesia mengungkapkan, Pepsodent terus melanjutkan kampanye “Senyum Sehat Indonesia” untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut 2 juta anak sekolah dan santri di Indonesia.

“Perawatan gigi dan mulut harus senantiasa dilakukan secara rutin, termasuk saat sedang beribadah puasa di bulan Ramadhan. Untuk itu melalui Program Senyum Sehat Indonesia, Pepsodent terus mengadakan kegiatan Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut serta Pelatihan Sikat Gigi Bersama, termasuk di bulan Ramadhan ini, di pesantren di berbagai kota di Indonesia,” ujarnya.

Hingga kini, sebanyak 10.000 santri telah menerima manfaat positif melalui kampanye Senyum Sehat Indonesia. “Dengan dukungan 65 PDGI cabang, 30 FKG serta RSGM di seluruh Indonesia, kami mengharapkan untuk menjangkau lebih dari 50.000 santri di 100 pesantren yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia,” papar drg. Mirah seraya menutup penjelasannya.(*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER