Menjelang sore hari pantai ini semakin ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal. Sebagian besar pengunjung ingin melihat panorama indah saat sunset sambil menyeruput secangkir kopi Aceh
—————–
Oleh: Fadli Maulana, ST. M.Sc
Pantai dapat dipastikan sering menjadi destinasi wisata bagi setiap orang, apalagi kalau pantai itu indah dan mudah dijangkau. Wisata pantai memang memberikan nuansa berbeda, jika dibandingkan dengan destinasi wisata lainnya.
Angin berhembus dengan damainya. Suara deburan pantai datang silih berganti, menghanyutkan suasana pikiran kita, dan menghapuskan kepenatan dan kejenuhan dari rutinitas.
Kota Banda Aceh memiliki destinasi wisata pantai yang tidak kalah indah dengan pantai-pantai lainnya. Setiap sore hari dan khususnya saat liburan banyak wisatawan lokal berkunjung ke pantai ini.
Wisatawan yang berkunjung ke pantai tidak saja datang untuk menikmati indahnya suasana pantai tetapi juga ingin melihat aktivitas lainnya yang ada di sana.
Pantai Gampong Jawa contohnya, yang berada tidak jauh dari Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Jaraknya hanya berkisar 4,6 kilometer atau perlu 10 menit untuk menjangkaunya dengan kendaraan roda dua dan mobil.
Pantai yang berlokasi di Gampong Jawa Kecamatan Kutaradja, Banda Aceh ini juga terkenal dengan aktivitas nelayan yang menangkap ikan dengan cara tradisional atau dikenal dengan sebutan Tarek Pukat. Tarek yang berarti “tarik,” dan pukat adalah alat sejenis jaring yang digunakan untuk menangkap ikan.
Kegiatan para nelayan ini menjadi daya tarik tersendiri yang dimiliki Pantai Gampong Jawa. Aktivitas tersebut sebagai bagian dari tradisi dan bisa dikatakan juga menjadi wisata budaya.
Menjelang sore hari pantai ini semakin ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal. Sebagian besar pengunjung ingin melihat panorama indah saat sunset sambil menyeruput secangkir kopi Aceh.
Sunset yang indah ini merupakan momen yang kerap ditunggu banyak orang. Bahkan banyak yang rela datang lebih awal agar dapat mencari spot terbaik dan terindah hanya untuk menikmati sunset.
Perpaduan sunset dan tarik pukat inilah yang menjadi andalan daya tarik utama bagi pantai Gampong Jawa. Ini bisa kita lihat dari banyaknya wisatawan dan fotographer lokal yang datang setiap harinya. Mereka langsung turun ke pantai saat nelayan sedang tarek pukat dan sunset akan segera muncul.
Fotograper lokal banyak mengambil foto momen saat nelayan sedang bersiap menggulung jaringnya dan mendorong perahu ke darat. Momen itu pertanda tarek pukat segera berakhir seiring sunset menjadi latar belakang yang sangat indah.
Begitu juga dengan pengunjung yang mencoba mengabadikan indahnya sunset Pantai Gampong Jawa melalui kamera telepon genggamnya.
Tidak hanya sunset dan tarek pukat saja yang bisa kita jumpai di Pantai Gampong Jawa ini. Kota Banda Aceh sepertinya tidak mau kalah dengan Kota Sabang yang memiliki Monumen Kilometer Nol, yang juga menjadi spot foto para pengunjung.
Pengunjung dapat menjumpai tugu Kilometer Nol Banda Aceh di Pantai Gampong Jawa. Objek ini belum lama dibangun tetapi mempunyai makna yang berbeda dengan tugu Kilometer Nol Kota Sabang. Tugu Kilometer Nol Banda Aceh ini dibangun sebagai bukti bahwa cikal bakal atau lahirnya Kota Banda Aceh dimulai dari lokasi ini.
Tapi patut disayangkan sarana dan prasarana yang ada di Pantai Gampong Jawa ini masih sangat minim sekali bahkan bisa dikatakan memprihatinkan. Terutama fasilitas ibadah seperti mushola yang belum tersedia. Tempat parkir kendaraan roda empat dan roda dua yang masih tidak beraturan sehingga mengganggu akses jalan.
Selain itu kamar mandi/toilet sangat tidak nyaman dan bisa dikatakan peruntukannya bukan untuk pengunjung wisata sehingga perlu dibangun secara khusus. Pengunjung berharap hal ini mungkin sudah menjadi perhatian, khususnya dari Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh yang akan mengakomodir hal-hal tersebut.
Sebagai penulis saya juga ingin memberikan masukan khususnya tambahan bangunan yang bisa dikombinasikan dengan bangunan yang bertuliskan Kilometer Nol. Diharapakan dengan adanya tambahan ini bisa membuat lebih menarik lagi bagi pengunjung untuk berfoto, beswafoto, dan bisa bergaya seperti nelayan yang sedang mendorong perahu atau gaya bebas lainnya.
Bangunan yang perlu ditambah adalah perahu yang menjadi andalan nelayan pada saat melakukan tarek pukat. Kombinasi bangunan bertuliskan Kilometer Nol dengan perahu nelayan bisa menjadi icon Pantai Gampong Jawa nantinya.
Tanpa kita sadari keindahan dari sunset ini perlahan-lahan akan menghilang dan tenggelam di balik kepulauan Breueh dan Nasi seiring dengan terdengarnya kumandang Azan Magrib dari kejauhan. (**)
- Penulis adalah staf Dinas Pertanahan Aceh