Banda Aceh (Waspada Aceh) – Akademisi Universitas Syiah Kuala menyebutkan hasil kajiannya dalam upaya memperkuat sektor pariwisata di Aceh, aksesibilitas diidentifikasi sebagai faktor kunci.
Pernyataan ini disampaikan dalam seminar yang membahas hasil penelitian dan pengabdian masyarakat yang berlangsung di Gedung AAC Dayan Dawod, Universitas Syiah Kuala, pada Senin (11/12/2023).
Prof. Dr. Mukhlis Yunus, Dr. T. Meldi Kusuma, dan Dr. Mahdani Ibrahim mempresentasikan kajian berjudul “Integrasi Amenities, Accessibility, dan Attractions Untuk Reformulasi Revisit Intention Aceh”.
Penelitian ini menekankan pentingnya integrasi antara Amenities (fasilitas untuk pengunjung), Accessibility (kemudahan akses), dan Attractions (daya tarik destinasi) untuk meningkatkan minat pengunjung kembali ke Aceh.
Prof. Dr. Mukhlis Yunus menyoroti bahwa aksesibilitas berperan signifikan dalam mempengaruhi keputusan pengunjung untuk kembali, sementara faktor lain seperti persepsi keamanan, kenyamanan, dan keunikan juga berpengaruh.
“Aksesibilitas, sebagai elemen krusial, memiliki dampak langsung yang signifikan terhadap keputusan pengunjung untuk kembali,” jelas Prof. Yunus.
Meski persepsi keamanan dan kenyamanan, serta keunikan, tidak langsung memberikan pengaruh kuat, tetapi tetap relevan.
“Menariknya, aspek-aspek tersebut tidak berperan sebagai mediator yang signifikan dalam hubungan antara amenities, aksesibilitas, atraksi, dan niat untuk kembali berkunjung,” tuturnya.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu merumuskan kebijakan dan inisiatif yang tepat sasaran untuk mendukung pertumbuhan pariwisata Aceh, dengan mempertimbangkan preferensi dan ekspektasi pengunjung.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Syiah Kuala berkomitmen untuk terus menyelenggarakan kegiatan yang mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan kontribusi positif bagi masyarakat.
Dedikasi USK terhadap peran akademis dan tanggung jawab sosialnya memperkuat sinergi antara universitas dan masyarakat, menciptakan lingkungan akademis yang dinamis, dan menghadirkan solusi untuk tantangan lokal dan global.
“Dengan komitmen ini, Universitas Syiah Kuala menjadi pusat pembelajaran yang tidak hanya unggul tetapi juga aktif berkontribusi pada kemajuan dan kesejahteraan masyarakat,” tutup Prof. Yunus.(*)
