Kamis, Mei 2, 2024
Google search engine
BerandaHanya Tutup Tempat Keramaian di Banda Aceh, Wali Kota Aminullah Kritik Pemerintah...

Hanya Tutup Tempat Keramaian di Banda Aceh, Wali Kota Aminullah Kritik Pemerintah Aceh

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, mengkritik kebijakan Pemerintah Aceh, karena hanya menutup pusat keramaian, cafe, wahana permainan atau tempat hiburan hanya untuk yang berada di kota Banda Aceh saja.

“Untuk meminimalisir penyebaran virus Corona atau COVID -19, mestinya tidak hanya untuk kota Banda Aceh saja, tapi pusat keramaian di seluruh Aceh juga ditutup,” kata Wali Kota, Aminullah Usman, kepada media ini, Senin (23/3/2020). Dia menyikapi kebijakan Pemerintah Aceh tentang penutupan sementara tempat hiburan di Kota Banda Aceh, yang ditandatangani Plt Gubernur Nova Iriansyah, pada 22 Maret 2020.

Wali kota juga menyinggung tempat keramaian seperti di kawasan Aceh Besar yang daerahnya berbatasan dengan kota Banda Aceh, seperti Pasar Lambaro, jembatan Abulyatama dan kawasan tertentu lainnya di Aceh Besar, yang dibiarkan terbuka.

“Saya kira ini sama saja, kalau Aceh Besar tidak ditutup karena mobilitas warga antar ke dua daerah tetangga ini sangat tinggi,” tegas Aminullah Usman.

Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman. (Foto/Ist)

Meski kritik kebijakan Plt Gubernur, Wali Kota Aminullah Usman sudah mengeluarkan instruksi menutup pusat keramaian, warung kopi, wahana hiburan seperti di Ulee Lheue. Bahkan, Minggu malam, wali kota sudah mengerahkan petugas Satpol PP dan Polisi dari Polresta Banda Aceh, untuk merazia cafe-cafe dan pusat hiburan yang buka di kota itu.

Menyikapi kritikan itu, Plt Gubernur Aceh melalui Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, M Iswanto menyatakan, Banda Aceh sebagai ibukota Provinsi Aceh, akan menjadi contoh untuk kabupaten/kota lainnya dalam hal meminimalisir dampak mewabahnya virus Corona.

“Dari ibukota provinsi, kita minimalisir upaya penyebaran COVID-19. Sedangkan bagi paten/kota juga sudah terkoneksi,” kata M Iswanto menanggapi keluhan pejabat penting Kota Banda Aceh itu.

Untuk menangani penyebaran virus Corona ini, lanjut dia, semua kabupaten/kota harus bersinergi, melakukan upaya edukatif dan imbauan kepada rakyat untuk hidup bersih, selalu cuci tangan menggunakan cairan disinfektan, memakai masker dan menjaga jarak atau social distancing

Kabiro Humas dan Protokol, Muhammad Iswanto. (Foto/Ist)

“Sekarang bukan saatnya untuk saling menyalahkan. Virus Corona ini sudah menjadi musuh dunia. WHO saja sudah menyatakan pandemi, karena itu kita harus bersama dalam upaya meminalisir penyebaran virus Corona di daerah kita masing-masing,” ujar Kabiro Humas Setda Aceh, M Iswanto.

Apalagi, tambah Iswanto, korban virus Corona hingga sekarang di Jakarta dan sejumlah provinsi di pulau Jawa, sudah sangat mengkhawatirkan. Setiap hari perkembangannya makin memburuk. Jumlah korban meninggal 49 orang, yang positif 579 dan yang sembuh dari virus Corona baru 30 pasien.

Untuk di provinsi tetangga, Sumatera Utara, sudah dua orang meninggal dunia dan orang dalam pengawasan (ODP) jumlahnya semakin bertambah.

Terkait itu, Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, minta kepada warga Aceh perantauan untuk menunda pulang ke Aceh, untuk menghindari penyebaan virus Corona di Provinsi Aceh.

Langkah berikutnya, antara lain memimalisir kontak di pusat keramaian. Bagi ASN dan honorer yang terbukti atau tertangkap nongkrong di kedai kopi saat jam kerja akan dikenai sanksi berat dan bagi tenaga honor akan dipecat.

“Ini membuktikan Pemerintah Aceh serius tangani penyebaran virus Corona di Aceh,” demikian Kabiro Humas Setda Aceh, M Iswanto, kepada Waspadaaceh.com, Senin (23/3/2020). (Aldin NL)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER