Selasa, Februari 11, 2025
spot_img
BerandaHanya Diakomodir Rp10 M di APBA 2020, Aceh Terancam Batal Ikut PON...

Hanya Diakomodir Rp10 M di APBA 2020, Aceh Terancam Batal Ikut PON Papua

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Di tengah movitasi pengurus dan atlet Aceh yang sangat tinggi untuk meraih prestasi di event olahraga empat tahunan PON Papua, dikabarkan KONI Aceh tidak mendapat dukungan anggaran yang memadai.

Dengan anggaran yang hanya Rp10 miliar pada APBA 2020, para pengurus KONI pesimis, kontingen olahraga dari Provinsi Aceh terancam batal mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2020 di Papua. Anggaran yang dialokasikan Rp10 miliar tersebut,sudah termasuk untuk semuanya.

Menurutnya, anggaran itu untuk keseluruhan kegiatan KONI. Termasuk untuk biaya kesekretariatan KONI, biaya pemusatan latihan daerah (Pelatda) atlet selama setahun, peralatan, perlengkapan, biaya keberangkatan dan pemulangan kontingen, biaya selama mengikuti PON, termasuk bonus atlet peraih medali dan lainnya.

Menanggapi itu, Ketua Harian KONI Aceh, Kamaruddin Abubakar yang akrab disapa Aburazak, kepada wartawan Kamis (26/9/2019) mengatakan, Aceh tidak akan ikut PON XX/2020 Papua, karena anggaran yang disediakan hanya Rp10 miliar.

“Anggaran yang dialokasikan Pemerintah Aceh hanya Rp10 miliar pada APBA 2020, dan anggaran itu tidak cukup untuk operasional KONI, mempersiapkan dan menghadapi PON,” ujarnya.

“Jumlah itu sangat tidak cukup dan mungkin tidak bisa ikut ke PON Papua,” ujarnya.

Katanya, anggaran yang dialokasikan tersebut sangat jauh berkurang dibanding ketika Kontigen Aceh mengikuti PON XIX/2016 di Jawa Barat, yang saat itu anggaran disediakan Rp32 miliar.

“Di PON Bandung, Jawa Barat, tahun 2016 saja 32 miliar. Sekarang di Papua yang lebih jauh, tiket saja sudah beda harganya, anggaran cuma 10 miliar,” jelasnya.

“Padahal kita KONI Aceh sudah mengajukan anggaran Rp55 miliar, jumlah anggaran yang wajar untuk mempersiapkan atlet melalui Pelatda selama setahun, try-out (ujicoba atlet), untuk peralatan, perlengkapan, keberangkatan, kepulangan kontingen, dan biaya selama mengikuti PON,” sebutnya.

Anggaran yang wajar tersebut diajukan, sebutnya, juga mendukung upaya Aceh untuk memperbaiki peringkat pada PON Papua, dari PON XIX/2016 di Jawa Barat yang meraih peringkat 17 dengan meraih 8 medali emas, 7 medali perak dan 9 perunggu. Capaian itu terbaik sejak PON pertama di Surakarta 1948.

“Kita target berupaya bisa masuk 10 besar di PON Papua. Tapi kalau anggaran yang diberikan cuma Rp10 miliar, justru kita tidak bisa ikut PON XX/2020 di Papua,” katanya.

Disebutkannya, KONI akan segera membicarakan dengan pihak Pengprop cabang olahraga untuk duduk bersama, dengan ketua umum. “Kita perlu sampaikan hal tersebut kepada Pengprov cabang olahraga,” terangnya.

KONI Aceh telah menargetkan sedikitnya bisa mololoskan 125 atlet ke PON Papua. Saat ini masih sekitar dua ratusan atlet sedang menjalani Pelatda yang bersiap-siap mengikuti Pra PON dan Porwil di Bengkulu, November mendatang, untuk berjuang meraih tiket ke PON Papua.

Sementara saat ini sudah 33 atlet Aceh lolos PON, masing-masing dari cabang angkat besi tiga atlet (3 atlet), atletik (5), petanque (8), judo (2), balap sepeda (2), golf (2), balap motor (3), menembak (2), panahan telah meloloskan 6 atlet, dan hingga kini masih berlangsung, hingga Sabtu (28/9/2019), baru selesai.

Dalam cabang beregu, Tim Rugby Aceh, putra dan putri juga lolos ke PON, hasil Pra PON di Bali awal September 2019. (B01)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER