“Alhamdulillah dengan izin Allah saya dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan sempurna”
— Fatia Al-Humaira —
Terpilih menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), merupakan suatu prestasi yang membanggakan. Hal itulah yang dirasakan Fatia Al-Humaira. Dia terpilih mewakili MAN 1 Banda Aceh, sebagai pembawa baki bendera Merah Putih pada upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 di halaman Kantor Gubernur Aceh, Rabu (17/8/2022).
Usai melaksanakan tugas dengan sempurna, kini nama Fatia Al-Humaira yang akrab disapa Fatia, menjadi buah bibir di tengah masyarakat Aceh. Bagaimana tidak, sosoknya mengemban amanat penting dalam mengibarkan bendera Merah Putih.
Perjalanan yang ia lalui pun begitu banyak. Berawal menjadi utusan MAN Model untuk ikut bersaing pada seleksi tingkat nasional, namun ia gagal untuk menuju Istana Merdeka. Hal itu tak menyurutkan semangatnya untuk terus berlatih dan bekerja keras.
Dia berusaha untuk ambil bagian di tingkat provinsi. Berkat dukungan dari pelatih MAN Model, Fatia berhasil masuk dalam Paskibra tingkat Provinsi Aceh. Setelah terpilih sebagai salah seorang Paskibra Provinsi Aceh, ia menjalani latihan dengan serius dan juga didukung penuh oleh pihak sekolah dan juga orangtuanya.
Berawal dari pasukan 17, hari demi hari Fatia berlatih dengan modal disiplin, datang tepat waktu, patuh terhadap perintah pelatih, mengamati dan mencermati setiap instruksi pelatih. Berjalan dua minggu Fatia pun berhasil masuk ke dalam pasukan inti yaitu pasukan delapan.
Tiba waktu pemilihan pembawa baki, 29 siswi yang dites sebagai pembawa baki merupakan tantangan begitu berat bagi dirinya. Fatia mulai menceritakan hari demi hari satu persatu gugur dan sampai pada minggu kedua latihan, tersisa 5 orang.
Memasuki minggu ketiga latihan, pembawa baki tinggal 3 orang. Hingga menjelang 10 hari berakhirnya latihan, para tim pelatih memutuskan pembawa baki hanya tinggal 2 orang, yaitu untuk pembawa baki pagi pengibaran bendera dan sore penurunan bendera.
“Saat itu hati saya berdebar dan penuh penasaran apakah saya bisa terpilih sebagai pembawa baki pagi atau tidak. Seraya mengharap dan berdoa dengan bertawakkal kepada Allah, sehingga pada pagi tanggal 17 Agustus 2022 Tim Pelatih memutuskan dan menunjuk saya sebagai pembawa baki pagi,” sebutnya.
Dia tak menyangka bisa lolos sebagai pembawa baki setelah menyisihkan 29 siswi lainnya. Setelah ditetapkan, ucap Fatia yang juga pernah meraih medali perak Olimpiade PAI SMA/MA tak henti-hentinya mengucapkan syukur dan memohon doa kepada Allah untuk diberikan kekuatan agar berhasil menjalankan tugas dengan sempurna.
“Dan Alhamdulillah dengan izin Allah saya dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan sempurna,” ucap alumni MTsS Ulumul Quran Pagar Air Banda Aceh ini.
Berdasarkan pantauan waspadaaceh.com, saat menjalankan tugas sebagai pembawa baki, Fatia penuh konsentrasi dan tenang. Setiap langkah Fatia juga tampak anggun dan penuh senyuman.
Dengan disaksikan oleh Penjabat Gubernur Aceh, Achmad Marzuki dan semua pejabat utama Aceh, Fatia tidak sedikitpun gugup dalam menjalankan tugasnya hingga akhir.
Usai menjalankan tugas, Fatia menyampaikan ucapan terimakasih kepada orangtuanya, Kepala Dispora Aceh, Kepala Sekolah MAN 1 Banda Aceh, tim pelatih Paskibraka Aceh, tim pelatih Paskibra MAN 1 Model Banda Aceh serta teman-temanya.
Selain itu, dalam akun Instagram pribadinya, Fatia juga menuliskan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung perjuanganya.
“Kelemahan terbesar Anda adalah rasa takut akan kegagalan. Ambil semua resiko dan lakukan semua kesempatan yang ada untuk meraih kesuksesan di masa depan. Terimakasih banyak telah mendukung saya sejauh ini,” tulis Fatia dalam unggahan Instagramnya @fatiaalhumaira.
Ketika waspadaaceh.com menelusuri profilnya, Fatia merupakan putri pertama dari Tajuddin dan Nurjannah. Fatia  merupakan utusan MAN 1 Banda Aceh yang kini masih menduduki Kelas XI IPA.
Selain gemar mengikuti latihan Peraturan Baris Berbaris (PBB), Fatia juga merupakan siswa olimpiade dengan cabang yang dia tekuni bidang studi ekonomi.
Fatia merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Fatia kelahiran tahun 2006. Selain sebagai pelajar, dia juga aktif sebagai guru TPA Basyirah Lamteumen sejak kelas I sampai sekarang.
Sejak kecil Fatia sudah menunjukan sisi keuletannya dengan memboyong berbagai prestasi. Di antaranya pernah juara 1 Tahfiz Quran Juz Amma tingkat SD/MI dan juga juara kelas. Pernah juara 2 doa sehari-hari tingkat SD/MI dan pernah juara 2 menghitung cepat tingkat SD/MI.
Prestasinya tidak berhenti di bangku sekolah dasar, dia tetap menorehkan prestasi juga di tingkat SMP/MTS, di antaranya pernah meraih mendali perak lomba olimpiade matematika dan prestasi terakhir pernah meraih medali perak olimpiade ekonomi tingkat SMA/MA. (Kia Rukiah)