Kamis, April 25, 2024
Google search engine
BerandaEkosistem TNGL Terganggu, Populasi Orangutan Bisa Terancam Punah

Ekosistem TNGL Terganggu, Populasi Orangutan Bisa Terancam Punah

Kutacane (Waspada Aceh) – Ekosistem Taman Nasional Gunung Lueser (TNGL) di Kecamatan Ketambe, Aceh Tenggara (Agara), sejak enam tahun belakangan ini mengalami gangguan perambahan.

Akibatnya populasi Orangutan di kawasan itu mengalami penurunan, bahkan terancam punah, kata M. Yusuf, pelaku pariwisata lokal warga Penampakan, Kecamatan Deleng Pokhisen, Aceh Tenggara.

Dia mengatakan, populasi Orangutan di lokasi wisata Ketambe yang masuk wilayah TNGL mengalami penurunan.

“Keberadaan Orangutan di kawasan wisata Ketambe sudah semakin menurun, mungkin dikarenakan ekosistem hutan yang terganggu,” katanya, Minggu (02/01/2022).

Menurut dia, keberadaan Orangutan di kawasan tersebut selama ini menjadi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi wilayah itu.

“Kita ingin melihat keberadaan Orangutan, tetapi jika dibandingkan dengan enam tahun lalu, populasi hewan itu relatif semakin berkurang,” katanya.

Kepala Bidang Teknis Konservasi BBTNGL Wilayah  Aceh Tenggara, Adi Nurul Hadi, kepada Waspadaaceh.com, Senin (03/01/2022) membenarkan, persentase perubahan tutupan hutan menjadi bukan hutan di wilayah TNGL Ketambe, Aceh Tenggara, mengalami penurunan.

“Mengalami penurunan sekitar 0,2% pada setiap empat tahunnya. Saat ini, sudah berkurang menjadi 0,03% dari data sebelumnya,” kata dia.

Menurutnya, jumlah populasi Orangutan pada site monitoring per tahun 2019 lalu, sekitar 107 individu dari luas hutan 1.160 haktare, yang berada di TNGL kawasan Ketambe.

Data itu, kata dia, dari stasiun penelitian SUAQ Belimbing. Hasil patroli menunjukan bahwa Orangutan masih relatif merata di kawasan TNGL, jika dibandingkan dengan keberadaan gajah Sumatera dan badak Sumatera.

Sebaran satwa prioritas TNGL selalu dimonitoring melalui kegiatan patroli berbasis aplikasi spatial  monitoring and reporting tool (SMART) yang dilakukan secara rutin, katanya.

Dalam pengelolaan stasiun penelitian Ketambe, BBTNGL didukung oleh mitra Forum Konservasi Lueser (FKL) dan Wildlife Conservation Society Indonesian Program (WCS IP), jelasnya. (Samsuri)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER