Jumat, April 26, 2024
Google search engine
BerandaInforial Pemerintah AcehDPRA Dukung Upaya Pemerintah Aceh Tangani Mahasiswa di Wuhan

DPRA Dukung Upaya Pemerintah Aceh Tangani Mahasiswa di Wuhan

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, mengapresiasi dan mendukung penuh segala upaya yang telah dilakukan Pemerintah Aceh, terkait penanganan mahasiswa Aceh di Wuhan Provinsi Hubei Tiongkok (China).

Dukungan tersebut disampaikan Wakil Ketua DPRA, Hendra Budian, saat melakukan kunjungan ke Posko Informasi Warga Aceh di Wuhan, di Dinas Sosial Aceh. Rombongan DPRA disambut langsung Kepala Dinsa Sosial Aceh, Alhudri, selaku Koordinator Posko, didampingi Juru Bicara Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani, dan Penasehat Khusus Gubernur Aceh, Fauzan Azima, Jumat (31/1/2020)

“Full Support, dukungan penuh dari kami di DPRA terhadap kerja-kerja Pemeritah Aceh, terkait pananganan dan perhatian Pemerintah Aceh dalam melindungi adik-adik kita yang saat ini berada di Wuhan. Apresiasi yang tinggi juga kami sampaikan kepada seluruh jajaran Pemerintah Aceh atas segala upaya dan respon cepat yang telah dilakukan selama ini,” ujar Hendra.

Dalam kesempatan tersebut, Hendra menegaskan, bahwa kehadiran mereka ke Posko adalah bentuk dukungan terhadap kerja cepat Pemerintah Aceh.

“Semua terkoordinasi dan terdata dengan baik. Dukungan Pemerintah Aceh kepada mahasiswa di Wuhan dan kota lain di Tiongkok secara umum juga sangat baik. Penanganan mahasiswa yang sudah tiba di Aceh juga sangat terkoordinasi dengan baik. Sekali lagi kami apresiasi langkah Pemerintah Aceh ini,” kata Hendra Budian.

Hendra juga mengapresiasi kerjasama media yang telah memberitakan segala hal yang berkaitan dengan masyarakat Aceh di Wuhan. “Teman-teman wartawan juga sangat membantu pemerintah dengan berita-berita yang disampaikan di media masing-masing. Sosialisasi terhadap penanganan dan pencegahan terkait virus corona menjadi tersebar dan tersampaikan dengan jelas kepada masyarakat.”

Selain Hendra Budian selaku Wakil Ketua DPRA, dalam kunjungan tersebut juga hadir anggota legislatif lannya, di antaranya Teuku Raja Keumangan, Zaini, Alaidin Abu Abbas, Herman dan Ansyari.

Dalam pertemuan tersebut, Alhudri juga menjelaskan, saat ini jumlah masyarakat Aceh yang berada Tiongkok sebanyak 64 orang. Dari jumlah tersebut 13 diantaranya berada di kawasan yang saat ini diisolasi oleh otoritas Tiongkok, yaitu Wuhan Provinsi Hubei.

“Ini adalah data terbaru, sebelumnya kita hanya mendapati 62 orang masyarakat Aceh di Tiongkok. Namun, dengan penelusuran yang terus kita lakukan hingga saat ini, jumlahnya bertambah menjadi 64. Bertambah dua lagi, yaitu 1 orang di kota lain dan 1 orang lagi di Wuhan. Dan yang 1 orang di Wuhan ini juga sudah bergabung dengan 12 orang lainnya,” kata Alhudri.

Alhudri menegaskan, hingga saat ini tim Pemerintah Aceh terus berkoordinasi dengan semua pihak, baik di kementerian Luar Negeri, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tiongkok dan otoritas di Tiongkok untuk mengetahui jika ada masyarakat Aceh lainnya di Tiongkok yang belum terdeteksi.

“64 orang tersebut semuanya pelajar dan mahasiswa. Saat ini kita terus berkoordinasi dengan semua pihak terkait, baik Kemenlu, KBRI dan otoritas di Tiongkok untuk mendeteksi kemungkinan keberadaan masyarakat Aceh lainnya di sana. Perlu juga kami sampaikan, bahwa hingga saat ini, Alhamdulillah tidak ada WNI, termasuk warga Aceh yang suspect coronavirus,” sambung Alhudri.

Alhudri menambahkan, berdasarkan informasi dari Yudha Nugraha, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kemenlu RI, sejak kemarin Pemerintah Indonesia telah menyiagakan 2 unit pesawat Airbus dan 1 unit pesawat Hercules untuk menjemput WNI di Tiongkok.

“Kapan keberangkatan ke Tiongkok kita belum bisa pastikan karena masih menunggu konfirmasi dari otoritas di sana. Nantinya, 13 pelajar di Wuhan menjadi kewenangan Jakarta. Sedangkan yang di luar Wuhan akan langsung kita pulangkan ke Aceh. Seluruh biaya kepulangan mahasiswa akan ditanggung oleh Pemerintah Aceh,” tegas Alhudri.

Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah Aceh Saifullah Abdulgani, mengapresiasi media di Aceh yang telah menyampaikan berita terkait penanganan mahasiswa di Wuhan dengan baik dan kondusif.

“Terima kasih kepada teman-teman media yang telah mempublikasi berita terkait penanganan mahasiswa kita serta upaya sosialisasi pencegahan coronavirus dengan sangat baik dan kondusif. Karena yang kita jaga bukan hanya adik-adik dari Tiongkok tapi juga kondisi keluarga dan masyarakat di Aceh, sekali lagi terima kasih,” ujar pria yang akarab disapa SAG itu.

Kadinkes Aceh: Jangan Panik

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Aceh M Hanif, mengimbau agar masyarakat Aceh tidak panik berlebihan dalam merespon isu coronavirus. Hanif berpesan agar masyarakat terus membiasakan pola hidup bersih dan sehat.

Hanif menambahkan, sesuai dengan instruksi Plt Gubernur Aceh, upaya pencegahan agar tidak ada warga Aceh yang suspect coronavirus terus dilakukan. “Selama ini kita rutin berkoordinasi dengan pemangku kebijakan terkait, untuk mengambil langkah-langkah yang harus dilakukan bagi upaya-upaya pencegahan coronavirus di Aceh.”

Untuk upaya pencegahan, sambung Hanif, saat ini di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda sudah dilengkapi alat pendeteksi suhu tubuh. Jika ada penumpang yang bersuhu tubuh 38 derajat celcius, maka alat akan langsung memberi tanda.

“Jika terdeteksi suhu tubuh penumpang di atas 38 derajat, maka akan kita panggil dan mewawancarai penumpang tersebut di ruangan khusus. Namun, hingga hari ini belum ada satupun penumpang pesawat di Bandara SIM yang bersuhu tubuh 38 derajat,” ungkap Hanif

Hanif menjelaskan, saat ini seluruh rumah sakit di Aceh belum memiliki Alat Pelindung Diri (APD). Pemerintah Aceh sudah memesan alat APD sesuai standar tersebut dan akan tiba hari ini. Untuk upaya antisipasi, RSUZA sudah menyiagakan APD standar operasi pasien HIV/Aids. ***

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER