Sabtu, April 20, 2024
Google search engine
BerandaProfilDitanya Soal Balon Gubernur Aceh, Abdullah Puteh: Saya Masih Melihat Arah Angin

Ditanya Soal Balon Gubernur Aceh, Abdullah Puteh: Saya Masih Melihat Arah Angin

“Jangan memilih pemimpin (gubernur) seperti memilih kucing dalam karung”

—- Anggota DPD RI Abdullah Puteh —-

Diskusi tentang Aceh terasa mengalir dan menemukan solusi bila lawan diskusinya memahami persoalan Aceh.

Adalah Abdullah Puteh, yang kini anggota DPD RI asal Aceh, dia seperti seorang dokter yang mampu mendiagnosa masalah laten Aceh, yakni kemiskinan.

Membangun Aceh, kata mantan Ketum KNPI Pusat itu, tidak mesti harus mendatangkan pihak luar (investor) untuk menyuntikkan dananya ke daerah ini. Tapi bila fokus satu bidang saja yakni pertanian, niscaya ekonomi masyarakat Aceh bisa terdongkrak.

Tapi, ya itu tadi, lahan pertanian yang membentang luas di daerah ini, sayangnya belum mampu dimanfaatkan secara maksimal. Wal hasil, mayoritas rakyat Aceh yang menggantungkan hidup dari sumber pertanian, kehidupannya masih miskin. Hal itu dibuktikan dangan laporan BPS, bahwa Provinsi Aceh masih termiskin di Sumatera.

Lalu, siapa yang bertanggung jawab dan patut disalahkan? Tentu, kata alumni ITB itu, pastinya gubernur sebagai top leader.

Terkait itu, masyarakat Aceh harus jeli, teliti dan lebih cerdas dalam menentukan siapa pimpinan yang akan mereka pilih pada Pilkada Gubernur Aceh 2024.

“Jangan memilih pimpinan (gubernur) seperti memilih kucing dalam karung,” kata Abdullah Puteh menginggatkan dalam wawancara dengan Waspadaaceh.com.

Pertanyaan awal wartawan langsung menodong, “apakah Anda ikut dalam kontestasi pemilihan Gubernur Aceh tahun 2024?” Politisi kawakan dan sarat pengalaman berorganisasi dan lama menjadi birokrat ini, mengaku belum menentukan sikap apakah akan kembali meramaikan kontestastasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Aceh tahun 2024.

Terkait maju atau tidaknya, mantan Gubernur Aceh ini akan mengembalikan kepada masyarakat Aceh apakah ia layak untuk dicalonkan atau tidak sebagai calon Gubernur Aceh.

“Jika itu pertanyaannya (maju calon gubernur), itu saya kembalikan kepada masyarakat. Perlu atau tidak Abdullah Puteh maju? jadi tergantung dari jawaban dan keinginan masyarakat Aceh,” ucap Abdullah Puteh di sela-sela silaturrahmi dengan jajaran pengurus Serikat Media Siber Indondonesia (SMSI) Aceh, Senin malam (3/4/2023), di Banda Aceh.

Abdullah Puteh mengatakan untuk saat ini, ia akan fokus dalam pencalonan anggota DPD-RI asal Aceh untuk Pemilu 2024. Sedangkan untuk Pilkada, dia akan melihat bagaimana perkembangan politik Aceh nantinya.

“Saya akan melihat perkembangan, apa yang terbaik untuk Aceh,” ungkapnya.

Dia menyebutkan, tidak bisa dipungkiri, banyak jajaran partai politik yang telah melakukan komunikasi terkait pencalonan Gubernur Aceh. Namun, Abdullah Puteh tidak menyebutkan partai-partai yang mana saja.

“Tapi ya seperti itu, kita harus melihat seperti kita kecil main layangan. Saat kita main layangan, kita harus melihat anginnya bagus atau tidak. Kalau anginnya tidak bagus, belum naik pun layangnya sudah jatuh. Kalau anginnya terlalu kencang, itu juga tidak bagus. Jadi harus kita lihat dulu, ‘anginnya’ bagus atau tidak,” ujarnya.

Apabila dia diberikan kepercayaan memimpin Aceh lagi, Puteh akan membantu masyarakat Aceh untuk keluar dari kemiskinan. Apalagi berdasarkan data, Aceh masih menjadi provinsi termiskin di Sumatera.

“Stigma sekarang berdasarkan data BPS kan Aceh termiskin di Sumatera. Jadi fokusnya ya menyelesaikan masalah itu. Fokus lain boleh, tapi yang utama tetap itu. Fokus satu bidang ini, maka itu akan mendorong yang lain,” ungkapnya.

Abdullah Puteh yang sering disapa Bang Lah ini menyebutkan, sangat sulit menyelesaikan berbagai persoalan di Aceh jika antara masyarakat Aceh saja saling menjelekkan.

“Aceh sekarang harus punya konsep. Contoh konsep yang pernah saya utarakan pada pencalonan sebelumnya, ketika orang mengatakan banyak visi dan misi. Maka visi saya hanya tiga, yang pertama pertanian, kedua pertanian, ketiga pertanian, dan sampai sekarang masih itu. Saya haqqul yaqin dengan pertanian Aceh bisa kaya,” ujarnya.

Ke depan, dalam menentukan pemimpin untuk Aceh ia berpesan agar masyarakat Aceh melihat dan menguji kemampuan para kandidat yang mencalonkan diri dalam Pilkada nantinya, baik gubernur maupun bupati/wali kota.

“Masyarakat harus kritis dan uji dia (calon pemimpin Aceh). Uji calon itu. Kalau dia bilang mau maju, silahkan itu hak, tapi jangan asal mau, tapi tunjukkan kemampuanmu apa, konsepmu apa. Masyarakat jangan pilih kucing dalam karung. Jika ada dua puluh calon, uji semuanya, biar rakyat yang menyatakan sendiri siapa dia,” tutupnya.

Diskusi berakhir setelah semakin larutnya malam. Dia pun mohon pamit karena akan bergabung kembali dengan rombongan anggota DPR RI, yang menginap di salah satu hotel di Banda Aceh. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER